KOTA BEKASI – Mencuatnya kasus ASN Kota Bekasi berswafoto pamer Jersey bernomor punggung dua usai melakoni pertandingan antar camat se-Kota Bekasi akhir Tahun 2023 terus menjadi kontroversi.
Tidak heran, jika kasus tersebut menambah deretan kasus dugaan pelanggaran netralitas ASN.
Ketua BEM Universitas Pancasakti, Surya Purnomo Damanik mengaku miris dengan rangkaian peristiwa yang kerap melibatkan ASN dalam kancah politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Surya, kasus pamer Jersey nomor dua yang membuat heboh publik agar disikapi dengan cerdas.
“Kasus Jersey bernomor dua memang sensitif karena ada Paslon Pilpres Nomor 2 yang diketahui adalah anak Presiden RI. Secara politis, memang kita melihatnya ada isyarat tertentu apabila ASN memajang angka tersebut. Namun demikian, tidak harus semuanya dilihat dalam kacamata politik, kita harus cerdas dan obyektif. Apakah benar kejadian tersebut diinstruksikan oleh Pj Wali Kota?, atau apakah memang hal itu mengandung unsur pelanggaran hukum pidana pemilu?, kan sejauh ini masih sumir,” kata Surya kepada rakyatbekasi.com, Sabtu (06/01/2024).
“Kita imbau masyarakat agar cerdas, menggunakan akal sehat dan tidak termakan narasi politik yang dilancarkan pihak berkepentingan yang bertujuan memecah belah bangsa dan merusak moralitas ASN,” imbuhnya.
Meski demikian, Surya Purnomo mengaku heran dengan sikap ambigu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi yang kali ini sangat reaksioner menyikapi kasus tersebut.
Padahal menurutnya, beberapa waktu ke belakang banyak deretan masalah serupa yang mempersoal Netralitas ASN. Namun respon Bawaslu tidak seperti dalam kasus ini.
“Kita heran dengan betapa reaksionernya Bawaslu dalam kasus pamer Jersey Nomor 2, beda perlakuannya dengan kasus lainnya. Saya kira harusnya fair dan tidak pilih-pilih kasus. Jangan sampai ada kesan Bawaslu Kota Bekasi berpolitik, jangan sampai ini terjadi,” tegas Surya seraya mengulas kasus video viral sebelumnya yang berisi sejumlah ASN memberikan dukungan kepada salah satu ketua partai di Kota Bekasi untuk menjadi Wali Kota.
Lalu ada juga video yang memperlihatkan salah satu caleg Partai Golkar bagi-bagi amplop dan sembako kepada masyarakat, hingga oknum caleg PPP yang diduga memanfaatkan anggaran bimtek untuk kepentingan kampanye.
“Harusnya Bawaslu juga tegas dalam menyikapi itu semua. Jangan sampai ada keberpihakan terhadap paslon tertentu di internal Bawaslu Kota Bekasi,” serunya.
Lebih lanjut Surya mengatakan Bawaslu seyogyanya sudah fasih dengan kasus pamer Jersey Nomor 2, dengan klarifikasi dari Pj Wali Kota dan pihak BJB saja sudah jelas tidak ada pelanggaran di dalamnya.
Namun kali ini, Bawaslu bereaksi seolah terseret arus viralnya pemberitaan dan kemauan warganet, seolah kasus tersebut dibiarkan menggelinding menjadi bola salju hingga menimbulkan kegaduhan.
“Kita berharap semua pihak cerdas dalam menyikapi beragam permasalahan, jangan memprovokasi yang ujungnya memecah belah persatuan dan kerukunan. Dan khusus untuk Bawaslu Kota Bekasi, jangan berpolitik, hindari narasi politik dan laksanakan tugas sesuai aturan dan nurani,” tutup Surya. (mar)