KOTA BEKASI – Komisi X DPR RI bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Workshop Pendidikan bersama para tenaga pendidik guru maupun Kepala Sekolah di Kota Bekasi dan stakeholder terkait dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Adapun, acara tersebut diberlangsungkan demi memanfaatkan rapor pendidikan Indonesia untuk perbaikan pembelajaran 2025.
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji mengatakan, kegiatan Workshop ini diselenggarakan diantaranya sebagai bentuk pendidikan karakter terhadap anak yang mesti diimplementasikan sejak dini dalam pembentukan karakter pada siswa sekolah dalam pembentukan Indonesia Maju Tahun 2045.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Salah satu modal untuk mencapai adalah pendidikan bangsa. Pendidikan karakter sendiri tentunya merupakan karakter-karakter yang mesti dibentuk ke depan. Jangan terlalu mengedepankan pendidikan akademik, tetapi kita juga harus membentuk anak-anak kita secara karakter mandiri,” ucap dia dalam acara tersebut yang diselenggarakan di Hotel Ultima Bekasi, Rabu (14/08/2024).
Ia menjelaskan, atas dasar itu, pihaknya mengusulkan karena dari beberapa Negara seperti Jepang, Iran dan negara lainnya dari 40 persen satu harinya itu adalah pembelajaran menyoal karakter adat dan istiadat.
“Jangan sampai anak pergi sekolah, Orang Tua pergi bekerja. Tetapi, sang anak tidak mengetahui betul akan posisi orang tua yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi, anak kerap meminta di luar kemampuan orang tua untuk membeli sesuatu barang ataupun mainan di luar kemampuan Orang Tua,” ujarnya.
Karena, di sisi lain kemajuan perkembangan teknologi yang kian masif. Dikhawatirkan menjadi pembentukan karakter yang kurang bilamana tidak didukung ilmu agama maupun norma.
Sementara itu, Direktur Sekolah Menengah Atas (SMA) Kemendikbudristek Winner Jihad Akbar menambahkan bahwa kegiatan Workshop ini tentunya sebagai bentuk refleksi dari setiap sekolah maupun guru.
“Supaya setiap sekolah bisa melakukan pengecekkan penyakit kualitas pendidikan yang masih belum berjalan masif di sekolah,” tuturnya
Sebab, bilamana itu sudah diberlangsungkan akan ada tahap indentifikasi refleksi dan benahi dalam identifikasi terlebih dahulu menyoal data yang menjadi akar permasalahan kualitas pendidikan.
“Yang mana dulu, yang menjadi catatan merah literasinya, Karakternya atau dicek kembali lagi. Akar masalahnya dimana? apakah metode pembelajarannya atau tenaga pendidiknya kurang dilatih atau kah ada kejadian kejadian bullying ataupun masalah lain? Hal itu yang perlu kita cek kembali untuk segera dibenahi dengan penyebab akar masalahnya tersebut guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” paparnya.