Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Bekasi telah menyaksikan berbagai janji yang diucapkan oleh pemimpin mereka, namun sayangnya, banyak dari janji tersebut yang tidak pernah terwujud.
Pemimpin yang seharusnya menjadi teladan dan penggerak perubahan positif, justru sering kali memberikan harapan palsu kepada rakyatnya.
Salah satu janji yang paling sering diucapkan adalah pembangunan infrastruktur yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, hingga saat ini, banyak proyek yang masih terbengkalai dan tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Warga Bekasi merasa kecewa karena janji-janji tersebut hanya menjadi angin lalu tanpa ada realisasi yang nyata.
Selain itu, janji untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga sering kali tidak terpenuhi.
Program-program yang dijanjikan untuk membantu masyarakat miskin dan meningkatkan kualitas hidup mereka, ternyata hanya sebatas wacana tanpa tindakan konkret.
Hal ini membuat masyarakat semakin skeptis terhadap setiap janji yang diucapkan oleh pemimpin mereka.
Kekecewaan masyarakat semakin memuncak ketika janji-janji terkait pendidikan dan kesehatan juga tidak terealisasi.
Banyak sekolah yang masih kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar, sementara layanan kesehatan masih jauh dari kata memadai.
Janji untuk memberikan pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik hanya menjadi mimpi yang tak kunjung terwujud.
Masyarakat Bekasi berharap agar pemimpin mereka dapat lebih bertanggung jawab dan menepati janji-janji yang telah diucapkan.
Mereka ingin melihat perubahan nyata dan bukan sekadar janji manis yang hanya diucapkan untuk meraih simpati.
Sudah saatnya pemimpin menunjukkan komitmen dan integritas dalam menjalankan tugasnya demi kesejahteraan rakyat.
Jadi Korban Janji Palsu Sholihin, Eks Caleg PPP Kota Bekasi Pilih Tri Adhianto-Harris Bobihoe
Belasan Calon legislatif (caleg) Partai Persatuan Pembangungan (PPP) Kota Bekasi 2024 yang notabene partai pengusung pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Heri Koswara-Sholihin putar haluan dengan mendukung paslon nomor urut 3 (tiga) Tri Adhianto-Harris Bobihoe (Ridho), pada Pilkada 27 November 2024 mandatang.
Mewakili 31 eks Caleg PPP lainnya yang berhalangan hadir di kediaman Tri Adhianto, Senin (11/11/2024) malam, Koordinator mantan caleg PPP Kusnadi menyebutkan bahwa barisan para mantan ini dipastikan memberikan dukungan kepada paslon nomor 3.
Dukungan kepada Tri Adhianto ditandai dengan pembacaan pernyataan sikap bersama.
Sejumlah alasan tercurah sehingga kader PPP mengalihkan pilihan dan dukungannya kepada Tri Adhianto-Harris Bobihoe berdasarkan kecintaan mereka terhadap Kota Bekasi.
Selain itu, pengalihan dukungan tersebut juga dalam rangka mencari pemimpin berintegritas tinggi dan dicintai masyarakat. Di sisi lain, sosok Tri Adhianto dinilai sudah terbukti bekerja nyata untuk Kota Bekasi.
Janji Palsu saat Pemilu Legislatif 2024
Para mantan caleg partai berlogo kabah itu juga mengaku tak mau dipimpin oleh calon kepala daerah yang tak memiliki komitmen atau membuat janji palsu.
Ketika ditanyakan mengenai janji palsu, belasan eks Caleg PPP tersebut kompak membeberkan bahwa mereka sempat dijanjikan akan digelontorkan bantuan anggaran sebesar Rp1 miliar per caleg demi mendongkrak raihan suara PPP dalam Pileg Februari 2024 lalu.
Namun, hingga pemilihan berlangsung, suntikan bantuan tersebut tak kunjung datang.
“Ibaratnya, keluarga sendiri saja dibohongi, apalagi masyarakat,” kata salah seorang di antara mereka.
Berangkat dari kekecewaan ini, mereka bertekad memenangkan pasangan Ridho dengan melakukan sosialisasi dan berperan aktif di wilayahnya untuk menggalang suara.
Mereka juga berjanji membangun komunikasi, konsolidasi dan membuka jaringan secara masif.
Untuk diketahui, dua dari belasan mantan caleg tersebut merupakan kader PPP yakni, H Nias Imron dan Hj Ida.
“H Nias merupakan Ketua PAC PPP Pondokmelati dan Hj Ida merupakan pengurus harian,” ungkap Kusnadi.
Pada kesempatan tersebut, keduanya menanggalkan baju kebesaran PPP yang kemudian langsung diganti dengan rompi Ridho yang disematkan sendiri oleh Tri Adhianto.
Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi rakyatbekasi, sejumlah Caleg PPP Kota Bekasi pada Pemilu Legislatif Februari 2024 yang merupakan korban janji palsu, di awali dengan mendatangi kantor PPP dan bertemu dengan Sholihin yang didampingi ‘Hz’.
Kemudian mereka ditawarkan atau diminta untuk menjadi Caleg PPP dengan mengisi formulir pendaftaran Caleg dengan iming-iming Rp 1 Miliar ditambah Rp 500 Juta sebagai dana logistik kampanye bagi caleg tersebut.
Namun nasi sudah menjadi bubur, MoU dana Rp 1 Miliar untuk pencalegan yang ditunggu-tunggu tak pernah terwujud meski sudah dijanjikan mulai dari isi formulir pendaftaran Caleg PPP, kemudian Daftar Caleg Sementara (DCS), Daftar Caleg Tetap (DCT) hingga Pileg 2024 berlangsung, tak kunjung terealisasi.
Walhasil, para Caleg PPP korban iming-iming janji palsu hampir semuanya menjadi pengangguran, karena mereka harus mengundurkan diri dari perkerjaannya saat mendaftar Caleg. Pengunduran diri tersebut salah satu persyaratan dalam pencalegan.
Jadi bagaimana? masih mau memilih pemimpin yang suka janji palsu?
Penulis : Bung Ewox [Sekretaris DPC Pemuda Demokrat Kota Bekasi]
Editor : Bung Ewox