Tangan Sering Kesemutan, Bisa jadi Gejala Carpal Tunnel Syndrome

- Jurnalis

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 09:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sering merasa kebas atau kesemutan pada tangan? Hati-hati, ternyata aktivitas yang dilakukan sehari-hari banyak menggunakan tangan bisa menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Menurut dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery, dr. Oryza Satria, Sp.OT (K), Orthopedic Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, pada tangan manusia, ada kanal yang terbentuk dari struktur tulang-tulang pergelangan tangan dan beratapkan ligamen (carpal transversal).

“Karena terbentuk dari struktur tulang dan ligamen yang berfungsi seperti dinding padat, ukuran kanal ini tidak berubah,” kata Oryza Satria, seperti yang dikutip dari siaran pers, Jakarta, Sabtu (27/08/2022).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kanal yang disebut Kanal Carpal ini berisikan tendon fleksor, selubung tendon, serta saraf yang mengatur fungsi gerak dan rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, serta setengah jari manis.

Namun, meski terbentuk dari struktur padat dan bersifat tetap, bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan.

Baca Juga:  Ada Kecurangan dalam PPDB? Ayo Lapor Online ke Laman ini

Secara umum ada 2 hal yang menyebabkan terjadinya CTS, yaitu:

  1. Peningkatan tekanan dari dalam kanal karpal yang disebabkan karena perubahan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Misalnya pada ibu hamil, wanita yang menopause, menggunakan kontrasepsi oral, orang dengan obesitas, pasien gagal ginjal, hipotiroid, pasien gagal jantung, memiliki tumor atau kista, patah tulang (fraktur) pada pergelangan tangan, peradangan sendi (arthritis), perubahan bentuk tangan (deformitas) akibat patah tulang, lepasnya sendi (dislokasi), atau pendarahan internal yang signifikan.

  1. Peningkatan tekanan dari luar kanal carpal yang disebabkan karena pemakaian sarung tangan yang terlalu sempit.

Selain itu, adanya perubahan kontur kanal carpal yang menyebabkan perubahan volume kanal carpal, kondisi ini bisa terjadi akibat pergelangan tangan digunakan untuk menekuk dan mengangkat secara berulang dan dalam waktu lama.

Mengetik atau penggunaan mouse juga termasuk dalam jenis aktivitas yang dimaksud.

“Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan CTS adalah karena gangguan fungsi saraf yang bisa terjadi akibat dari diabetes, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin, atau paparan toksin,” tambahnya.

Baca Juga:  Maknai Tahun Baru 2023 dengan Perkuat Ikhtiar dan Keikhlasan

Gejala

Ada beberapa gejala yang bisa dialami ketika terjadi gangguan pada kanal carpal.

Yang paling utama adalah mati rasa atau kesemutan pada ibu jari (bisa juga disertai dengan rasa tersayat, tertusuk, terbakar pada jari telunjuk dan tengah serta setengah atau seluruh jari manis).

Secara umum, gejala yang timbul akibat CTS dapat dibagi menjadi tiga tahapan.

Pada tahap awal, penderita akan sering terbangun di malam hari karena merasa kebas, kesemutan, tersayat, terbakar, dan rasa ‘penuh’ atau bengkak pada tangan, padahal enggak ada pembengkakan.

Biasanya rasa nyeri akan hilang setelah mengibaskan tangan.

Pada tahap kedua, rasa kebas atau kesemutan muncul pada siang hari atau sepanjang hari, terutama saat melakukan aktivitas yang melibatkan pergelangan tangan.

Pada tahap ini, kekuatan tangan bisa berkurang, lho, makanya benda yang sedang dipegang bisa terjatuh.

Baca Juga:  Jajanan ‘Chiki Ngebul’ Aman Kok, Asalkan…

Jika terus berlanjut, penderita akan mengalami rasa kebas yang menetap dan ibu jari menjadi lemah akibat menipisnya jaringan otot (athrophy).

Diagnosis

Apabila Anda mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery.

“CTS yang telah mencapai tingkat lanjut memerlukan penanganan ekstra dan waktu penyembuhan yang lebih lama. Hasil dari tindakan pun lebih sulit diprediksi, sehingga tetap ada kemungkinan bagian tangan yang terdampak CTS tidak sepenuhnya kembali seperti semula setelah operasi,” paparnya.

Dokter biasanya akan melakukan analisis berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien serta melakukan pemeriksaan fisik.

Pasien juga dapat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lokasi, tingkat, serta penyebab CTS. (*)

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Alfamidi Tingkatkan Implementasi Program Alfability
Miliki Lingkungan Inklusif dan Ramah Disabilitas, Alfamidi Pekerjakan 290 Alfability
Didominasi Kaum Muda, Indonesia Catat 35.000 Lebih Kasus Baru HIV-AIDS
Kisah Dasar Jurang ‘HP Sejuta Umat’ Nokia
Bineca Bermusik Siap Goncang Kota Bekasi dengan Konser Tipe-X dan Tony Q
Cara Beli Saldo PayPal di ViaPayPal.id: Top Up PayPal Jadi Mudah dan Cepat
Lulusannya Siap Kerja, Alfamidi Class Kini Hadir di 15 Provinsi
Sistem Bayar Tol Tanpa Berhenti Nirsentuh Berlaku Tahun Depan, Selamat Tinggal E-Toll

Berita Terkait

Selasa, 3 Desember 2024 - 15:24 WIB

Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Alfamidi Tingkatkan Implementasi Program Alfability

Senin, 2 Desember 2024 - 18:33 WIB

Miliki Lingkungan Inklusif dan Ramah Disabilitas, Alfamidi Pekerjakan 290 Alfability

Minggu, 1 Desember 2024 - 14:33 WIB

Didominasi Kaum Muda, Indonesia Catat 35.000 Lebih Kasus Baru HIV-AIDS

Sabtu, 30 November 2024 - 12:25 WIB

Kisah Dasar Jurang ‘HP Sejuta Umat’ Nokia

Selasa, 26 November 2024 - 12:10 WIB

Bineca Bermusik Siap Goncang Kota Bekasi dengan Konser Tipe-X dan Tony Q

Berita Terbaru

error: Content is protected !!