Calon Wali Kota Bekasi nomor urut 3 (tiga), Tri Adhianto melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi jalan yang rusak dan seringkali menyebabkan banjir saat hujan deras di kawasan Jatisampurna.
Peninjauan ini dilakukan pada Selasa (08/10/2024) siang dan dihadiri juga oleh Anim Imamuddin, Anggota DPRD Kota Bekasi asal Fraksi PDI Perjuangan.
Kegiatan ini menarik perhatian masyarakat, terutama setelah banyak laporan mengenai banjir di wilayah tersebut melalui media sosial, khususnya Instagram @Mastriadhianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama peninjauan, Tri Adhianto menjelaskan bahwa penyebab utama banjir di kawasan itu adalah kurangnya sistem pembuangan air yang memadai.
“Rawanya diurug, jadi tidak ada tempat pembuangan. Namun, kami sudah mengidentifikasi beberapa langkah penanganan yang perlu diambil, di antaranya adalah normalisasi saluran air,” ungkapnya.
Penjelasan ini memberikan gambaran jelas tentang tantangan yang dihadapi masyarakat Jatisampurna, terutama saat musim hujan tiba.
Lebih lanjut, Tri Adhianto menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan banjir.
“Kami berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan semua pihak agar situasi ini tidak terulang lagi. Perbaikan infrastruktur menjadi salah satu prioritas kami,” tambahnya.
Di sisi lain, Anim Imamuddin juga memberikan pernyataan terkait upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut.
Anim menyebutkan bahwa pihaknya bersama lurah setempat telah melakukan pertemuan dengan warga untuk membahas solusi konkret.
“Kami kemarin bersama lurah untuk membuat saluran agar mengurai air sehingga terjadinya banjir. Kami juga sudah berkoordinasi dengan DBMSDA agar penanganan ini menjadi prioritas,” ujar Mas Tri sapaan akrabnya.
Dengan adanya perhatian dan tindakan dari calon pemimpin daerah, diharapkan kondisi jalan dan sistem drainase di Jatisampurna dapat segera diperbaiki.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap proaktif melaporkan permasalahan yang mereka hadapi agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.
Kesimpulannya, peninjauan ini menjadi langkah awal dalam upaya mengatasi permasalahan banjir yang selama ini mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat di Jatisampurna.
Dengan kerja sama antara pemerintah dan warga, diharapkan situasi ini dapat diatasi dan kualitas hidup masyarakat dapat meningkat.
Sebelumnya diberitakan, Sejumlah Warga Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna melakukan aksi penanaman pohon pisang di Jalan Lurah Namat, Kranggan sebagai bentuk langkah protes, lantaran Pemerintah Daerah tak kunjung memperbaiki jalan yang kondisinya rusak parah dan tergenang air.
Ketua Karang Taruna Kelurahan Jatirangga, Indra Pujiyanto mengatakan, kejadian tersebut telah ramai-ramai terjadi pada bulan-bulan sekarang, Itu lokasinya di dua RW, RW 2 dan RW 3, Kelurahan Jatirangga.
“Banyak yang jatuh, seperti anak sekolah itu kalau jatuh udah pulang nggak jadi sekolah.Kalau genangan itu memang tidak kenal waktu, mau musim hujan musim terang tetap ada genangan,” ucap Indra Pujianto kepada awak media, Senin (30/09/2024).
“Karena memang posisi jalannya cekung dan tidak ada jalan air yang mengarah ke hilirnya, ke kali, jadi putus disitu jalan airnya,” tambahnya.
Menurut Indra, pihaknya juga sudah membicarakan perbaikan jalan tersebut ke pemangku wilayah RT setempat, dan juga sudah beberapa kali diajukan melalui Musrenbang, tetapi belum terealisasi hingga saat ini.
“Kita tidak tahu apakah anggarannya terlalu besar atau apa, kita tidak tahu. Saluran air di lingkungan warga rapih, hanya itu, terputus. Jadi saluran air hanya sebelah, di RW 2, di RW 3 sebelah kanan jalan tidak ada saluran air yang tergenang itu,” sambungnya.
Terlebih, kata dia kembali keberadaan genangan air di Jalan Lurah Namat diperkirakan sudah berlangsung sekitar lima tahun.
Dengan, sudah lama hal itu dibiarkan, karena ketinggian genangan air semakin tinggi setelah keberadaan lahan yang semula merupakan resapan air diurug oleh pemiliknya.
Sementara itu terpisah, Camat Jatisampurna Nata Wirya beralasan bahwa keberadaan genangan air di Jalan Lurah Namat tak kunjung surut, disebabkan karena ketiadaan sistem drainase.
Tak hanya itu, Nata juga mengaku bahwa pihaknya sudah lebih dulu merespon persoalan tersebut sebelum jalan ditanam pohon pisang
“Sebetulnya sebelum warga bereaksi menanam pohon pisang, kita lebih dulu datang ke sini dan merespon keadaan jalan disini dengan DBMSDA,” ucap Nata seraya berkelit.
“Bisa dibilang ini jalan utama, karena tidak ada akses lain. Jadi meskipun tergenang, tetap setiap hari buat lewat,” kata dia.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bersabar. Sebab Pemkot Bekasi tidak tinggal diam terhadap masalah tersebut.
“Kepada masyarakat harap bersabar. Kita tidak tinggal diam, kita berupaya mencari solusi permasalahan tersebut, Insya Allah tahun ini juga akan segera diperbaiki. Nanti perbaikannya satu paket. Saluran airnya diperbaiki, jalannya juga nanti ditinggiin, ini elevasinya bisa 10 sampai 15 sentimeter,” pungkasnya.
Pada saat dikonfirmasi, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi mengaku pihaknya sudah merespon keluhan warga lantaran minimnya perhatian pemerintah daerah yang tak kunjung melakukan perbaikan atas kondisi jalan yang rusak parah hingga tergenang air.
“Kami sudah menerjunkan Tim PHL dan UPTD Jatisampurna ke lokasi jalan yang rusak. Kami juga sedang upayakan penyelesaian secepatnya Bang,” ucap Kepala DBMSDA Kota Bekasi Aceng Solahudin kepada rakyatbekasi, Selasa (01/10/2024) malam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas di lapangan, kata dia, jalan yang dikeluhkan oleh warga kondisinya rusak dan ada saluran yang belum terkoneksi.
“Sudah ada pertemuan Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air yang menghasilkan kesepakatan (jalan dan saluran air) akan dikerjakan oleh Bidang BM,” tuturnya.