Lebih dari 150 sekuriti yang bertugas di Pakuwon Mall Bekasi mengeluhkan keterlambatan pembayaran gaji selama empat bulan terakhir, sejak Januari 2025.
Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat sebagian besar dari mereka bergantung sepenuhnya pada penghasilan sebagai tenaga keamanan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Para petugas keamanan ini bekerja di bawah naungan perusahaan outsourcing PT Security Phisik Dinamika (PT SPD) yang beralamat di Jalan Margasatwa, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang sekuriti yang enggan disebutkan namanya membenarkan situasi sulit yang ia dan rekan-rekannya alami.
“Iya benar, saya juga merasakan keterlambatan gaji selama empat bulan ini, bahkan sebelumnya gaji kami diberikan secara cicilan. Hal ini jelas menyulitkan saya dan teman-teman,” ujar sekuriti tersebut seperti dilansir inijabar, Rabu (16/04/2025).
Sekuriti tersebut mengungkapkan bahwa ia telah bekerja di Pakuwon Mall Bekasi sejak tahun 2024, bahkan sebelum mall tersebut resmi dibuka.
Namun, sejak Januari 2025, pembayaran gaji tidak hanya terlambat, tetapi juga dilakukan dengan sistem cicilan hingga tiga kali transfer dalam sebulan.
“Awalnya, saya tidak mengalami masalah gaji. Semua lancar-lancar saja. Tapi belakangan, gaji kami selalu terlambat, bahkan tidak sesuai tanggal yang dijanjikan,” keluhnya.
Para sekuriti juga telah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kejelasan terkait keterlambatan gaji ini.
Mereka menghubungi pihak vendor PT SPD melalui pesan WhatsApp, namun tanggapan yang diterima justru mengecewakan.
“Saya pernah menanyakan hal ini ke vendor, tapi tanggapannya tidak memberikan solusi. Saya bertanya kenapa gaji belum dibayarkan, mereka hanya bilang tidak ada uang. Bahkan, saya diberi jawaban seperti ‘apa yang mau ditransfer kalau uangnya memang tidak ada’,” keluhnya.
Keterlambatan pembayaran gaji ini memberikan dampak yang serius bagi kehidupan ratusan sekuriti.
Banyak dari mereka menghadapi kesulitan finansial, mulai dari tunggakan sewa rumah, kebutuhan sehari-hari, hingga masalah pemenuhan kebutuhan keluarga. Beberapa di antaranya bahkan kehilangan tempat tinggal karena tidak mampu membayar kontrakan.
“Saya sendiri punya tunggakan yang belum bisa dibayar. Rumah saya masih ngontrak, dan saya punya keluarga yang harus diberi makan. Teman-teman saya juga menghadapi hal serupa. Ada yang sampai diusir dari kontrakan, bahkan ada yang pernah sehari tidak makan nasi,” ujar sekuriti tersebut dengan nada sedih.
Pada Maret 2025 lalu, para sekuriti sempat melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut hak mereka.
Namun, hingga kini belum ada solusi yang diberikan oleh pihak vendor. Kekecewaan terus membesar, dan mereka mulai mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih tegas, termasuk mogok kerja dan pengaduan resmi ke Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi .
“Kami pernah demo ke vendor bulan Maret lalu, tapi mereka tetap tidak memberikan kejelasan atau solusi apa pun. Jika kondisi ini terus berlangsung, kami berencana mogok kerja dan mengadukan kasus ini ke Dinas Tenaga Kerja,” jelasnya.
Dari penelusuran yang dilakukan melalui Google Review, perusahaan PT SPD memiliki rating rendah , yaitu 2,7 bintang , dengan berbagai keluhan serupa dari karyawan sebelumnya. Beberapa komentar menyebutkan bahwa perusahaan ini sering terlambat membayar gaji, menunggak BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan, hingga menahan ijazah karyawan.
“Jangan mau kerja di sini, gajinya telat terus. Bisa-bisa mati kelaparan ngarepin gaji di sini. Udah gitu BPJS kesehatan nggak dibayar, BPJS ketenagakerjaan nunggak, dan ijazah ditahan. Kalau habis kontrak harus nebus 5 juta!” tulis salah satu ulasan dari akun bernama Lianti Kintan.
Para sekuriti berharap agar pihak manajemen Pakuwon Mall Bekasi turun tangan untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.
Mereka menginginkan kejelasan dan solusi konkret agar dapat kembali fokus menjalankan tugas mereka.
Tanpa langkah yang nyata dari pihak terkait, permasalahan ini diprediksi akan semakin memicu ketidakpuasan dan tindakan lebih lanjut dari ratusan sekuriti.
“Kami hanya ingin mendapatkan hak kami, yaitu gaji yang menjadi sumber penghidupan. Kami berharap manajemen Pakuwon Mall bisa membantu menyelesaikan masalah ini. Jika tidak ada solusi, kami tidak akan ragu mengambil langkah mogok kerja atau mengajukan kasus ini secara resmi,” tutup salah seorang petugas keamanan.