Adrianus Satrio Adi Nugroho, pengamat sekaligus pendiri Organisasi Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) memuji visi tata kelola transportasi kota ala Tri Adhianto, calon walikota Bekasi 2024-2029.
“Membuat sebuah transportasi yang aksesibilitas, nyaman, aman dan terjangkau di kota metropolitan memang harus memiliki visi yang bagus. Tidak hanya bagus, tapi harus rasional, karena selain menyangkut habit di tengah masyarakat banyak, ada faktor infrastruktur yang menjadi point penting, dan saya melihat itu ada di program Tri Adhianto,” terangnya.
Menurutnya, visi Tri Adhianto sangat rasional untuk diimplementasikan dan dikonektivitas antara transportasi Kota Bekasi – Jakarta, terlebih menurut Adrianus yang kebetulan juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) DTKJ masa bakti 2023-2026 ini, karakteristik Kota Bekasi yang merupakan kota metropolitan tidak berbeda jauh dengan transportasi di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karakteristik Kota Bekasi itu tidak jauh berbeda dengan Jakarta, jadi program konektivitas transportasi hulu-hilir sangat rasional dilakukan dan diimplementasikan, dan memberikan solusi atas dampak dari transformasi ini,” tambahnya.
Tri Adhianto, ketika menjabat plt. Walikota Bekasi telah mengimplementasikan 1 dari rencana 5 koridor bus transpatriot.
Di mana dalam visi-misi dalam kontestasi Pilkada 2024-2029 kali ini, Mas Tri sapaan akrabnya akan melanjutkan pembangunan koridor bus transpatriot, termasuk merangkul para angkot yang akan dijadikan sebagai vider transpatriot dan biskita.
“BisKita ini merupakan bagaian upaya kita menghadirkan transportasi modern, yang mudah, murah, nyaman, aman, terjangkau dan aksesbilitas di tengah Kota Bekasi, kami telah merancang program untuk melanjutkan ini, merangkul semua stakeholder transportasi, termasuk supor angkot yang terdampak akan kami jadikan vider penopang, baik untuk Bis Kita maupun MRT dan LRT,” terang Tri Adhianto.
Sebelumnya ramai supir angkot di Kota Bekasi protes terhadap hadirnya layanan Bis Kita di koridor 1 Vida-Sumarecon secara gratis.
Mereka menuntut keadilan atas subsidi dalam layanan angkutan umum sehubungan dengan pengoperasian Bis Kita yang masih memberikan layanan gratis kepada penumpang sejak Maret lalu.
Kondisi itu membuat penumpang lebih memilih Bis Kita ketimbang angkot sehingga sangat berdampak pada penghasilan sopir angkot.