Belasan Calon legislatif (caleg) Partai Persatuan Pembangungan (PPP) Kota Bekasi 2024 yang notabene partai pengusung pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Heri Koswara-Sholihin putar haluan dengan mendukung paslon nomor urut 3 (tiga) Tri Adhianto-Harris Bobihoe (Ridho), pada Pilkada 27 November 2024 mandatang.
Mewakili 31 eks Caleg PPP lainnya yang berhalangan hadir di kediaman Tri Adhianto, Senin (11/11/2024) malam, Koordinator mantan caleg PPP Kusnadi menyebutkan bahwa barisan para mantan ini dipastikan memberikan dukungan kepada paslon nomor 3.
Dukungan kepada Tri Adhianto ditandai dengan pembacaan pernyataan sikap bersama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah alasan tercurah sehingga kader PPP mengalihkan pilihan dan dukungannya kepada Tri Adhianto-Harris Bobihoe berdasarkan kecintaan mereka terhadap Kota Bekasi.
Selain itu, pengalihan dukungan tersebut juga dalam rangka mencari pemimpin berintegritas tinggi dan dicintai masyarakat. Di sisi lain, sosok Tri Adhianto dinilai sudah terbukti bekerja nyata untuk Kota Bekasi.
Janji Palsu saat Pemilu Legislatif 2024
Para mantan caleg partai berlogo kabah itu juga mengaku tak mau dipimpin oleh calon kepala daerah yang tak memiliki komitmen atau membuat janji palsu.
Ketika ditanyakan mengenai janji palsu, belasan eks Caleg PPP tersebut kompak membeberkan bahwa mereka sempat dijanjikan akan digelontorkan bantuan anggaran sebesar Rp1 miliar per caleg demi mendongkrak raihan suara PPP dalam Pileg Februari 2024 lalu.
Namun, hingga pemilihan berlangsung, suntikan bantuan tersebut tak kunjung datang.
“Ibaratnya, keluarga sendiri saja dibohongi, apalagi masyarakat,” kata salah seorang di antara mereka.
Berangkat dari kekecewaan ini, mereka bertekad memenangkan pasangan Ridho dengan melakukan sosialisasi dan berperan aktif di wilayahnya untuk menggalang suara.
Mereka juga berjanji membangun komunikasi, konsolidasi dan membuka jaringan secara masif.
Untuk diketahui, dua dari belasan mantan caleg tersebut merupakan kader PPP yakni, H Nias Imron dan Hj Ida.
“H Nias merupakan Ketua PAC PPP Pondokmelati dan Hj Ida merupakan pengurus harian,” ungkap Kusnadi.
Pada kesempatan tersebut, keduanya menanggalkan baju kebesaran PPP yang kemudian langsung diganti dengan rompi Ridho yang disematkan sendiri oleh Tri Adhianto.
Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi rakyatbekasi, sejumlah Caleg PPP Kota Bekasi pada Pemilu Legislatif Februari 2024 yang merupakan korban janji palsu, di awali dengan mendatangi kantor PPP dan bertemu dengan Sholihin yang didampingi ‘Hz’.
Kemudian mereka ditawarkan atau diminta untuk menjadi Caleg PPP dengan mengisi formulir pendaftaran Caleg dengan iming-iming Rp 1 Miliar ditambah Rp 500 Juta sebagai dana logistik kampanye bagi caleg tersebut.
Namun nasi sudah menjadi bubur, MoU dana Rp 1 Miliar untuk pencalegan yang ditunggu-tunggu tak pernah terwujud meski sudah dijanjikan mulai dari isi formulir pendaftaran Caleg PPP, kemudian Daftar Caleg Sementara (DCS), Daftar Caleg Tetap (DCT) hingga Pileg 2024 berlangsung, tak kunjung terealisasi.
Walhasil, para Caleg PPP korban iming-iming janji palsu hampir semuanya menjadi pengangguran, karena mereka harus mengundurkan diri dari perkerjaannya saat mendaftar Caleg. Pengunduran diri tersebut salah satu persyaratan dalam pencalegan.
Jadi bagaimana? masih mau memilih pemimpin yang suka janji palsu?