Mengapa Ibu Kota RI Harus Pindah? Joe Biden Sebut Alasan Mengerikan Ini

- Jurnalis

Minggu, 9 Juni 2024 - 16:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (AP Photo/Alex Brandon, File) Foto: Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (AP Photo/Alex Brandon, File)

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (AP Photo/Alex Brandon, File) Foto: Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (AP Photo/Alex Brandon, File)

JAKARTA – Pengunduran diri Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) belakangan ini ramai diperbincangkan publik.

Bahkan isu ini menjadi sorotan media asing. Agence France Presse (AFP) menyebut bagaimana kedua figur itu mundur di saat proyek IKN masih dirasa kurang mendapatkan investasi asing.

“Presiden Indonesia telah mengganti kepala ibu kota negara yang baru, dalam sebuah perombakan yang mengejutkan hanya beberapa minggu sebelum proyek kontroversial senilai US$32 miliar tersebut resmi dibuka di pulau Kalimantan,” muat laman AFP yang berjudul “Indonesia replaces new capital chief weeks before opening”, dikutip Minggu (9/6/2024).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejatinya, rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo memindahkan Ibu Kota ke IKN sudah diumumkan sejak 2019 lalu. Salah satu alasannya yakni untuk mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek.

Jakarta sendiri saat ini sedang mengalami permasalahan ekologis yakni penurunan tinggi permukaan tanah. Beberapa wilayah bahkan terancam tenggelam oleh turunnya permukaan tanah dan naiknya muka air laut.

Hal ini pun sempat disoroti Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dalam pidatonya di kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada akhir Juli 2021, presiden negara adidaya itu menyebut bahwa Jakarta terancam tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia.

“Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur…,” ujarnya kala itu.

“…Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?”

Nyatanya, ucapan Biden ini bukan tanpa alasan. Di tahun 2019, World Economic Forum merilis beberapa kota yang mungkin tenggelam pada 2100 bila tidak ada perubahan. Jakarta bertengger di posisi pertama kota dunia yang akan tenggelam, diikuti Lagos, Nigeria, serta Houston, AS.

Baca Juga:  Kerap jadi Kambing Hitam setiap Masalah di Kota Bekasi, Pj Gani: Jadi Pejabat Jangan Baperan

Di tahun 2021, Badan Antariksa AS NASA mengatakan meningkatnya suhu global dan lapisan es yang mencair membuat banyak kota di pesisir seperti Jakarta menghadapi resiko banjir dan juga luapan air laut yang semakin besar.

“Masalah banjir itu juga semakin memburuk dalam beberapa dekade karena adanya pemompaan air tanah yang menyebabkan tanah tenggelam atau surut,” ujar badan yang berbasis di Washington itu.

NASA mencatat bahwa kenaikan laut global yang rata-rata naik sebesar 3,3 mm per tahun dan adanya tanda badai hujan makin intens saat atmosfer memanas, NASA mengatakan banjir jadi hal biasa.

Sejak tahun 1990-an bahkan banjir besar telah terjadi di Jakarta dan musim hujan 2007 membawa kerusakan dengan 70% wilayah terendam.

NASA juga mengunggah gambar landsat yang menunjukkan evolusi Jakarta dalam tiga dekade terakhir. Adanya pembabatan hutan dan vegetasi lain dengan permukaan kedap air di daerah pedalaman di sepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane telah mengurangi jumlah air yang dapat diserap.

Baca Juga:  DPP PAN Terbitkan Surat Rekomendasi Ketiga untuk Pilkada Kota Bekasi 2024

Ini juga yang menyebabkan adanya limpahan serta banjir bandang. Populasi wilayah Jakarta lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2020 telah membuat lebih banyak orang yang memadati dataran banjir dengan resiko tinggi.

Celakanya lagi, banyak saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat secara berkala oleh sedimen dan sampah, sehingga sangat rentan terhadap luapan.

Salah satu gambar yang menunjukkan wilayah pada tahun 1990, lahan buatan dan pembangunannya baru menyebar ke perairan dangkal Teluk Jakarta. Salah satu analis data menunjukkan orang membangun setidaknya 1.185 hektar lahan bar di sepanjang pantai.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PPN 12 Persen Berlaku Mulai 1 Januari 2025, Ini Dia Daftar Barang dan Jasa yang Terdampak
Tingkatkan Literasi Anak, Alfamidi dan SGM Eksplor Salurkan Buku Bacaan di 11 Cabang
Dukungan Alfamidi terhadap Pertumbuhan UMKM Lokal dengan Kemitraan Strategis
Compact Store Pertama di Jabodetabek, Decathlon Indonesia Buka Gerai di Aeon Mall Deltamas
HUT ke 4, Botjah Angon Apresiasi Enam Tokoh di Bekasi Raya, Yuk Kepoin Siapa Aja!
Tahun Depan Biaya Langganan Spotify dan Netflix Naik
Alfamidi Latih Karyawan Berbahasa Isyarat, Mudahkan Komunikasi dengan Alfability Ruwi
Lagi! Bjorka Bocorkan Enam Juta Data NPWP, Termasuk Punya Jokowi dan Sri Mulyani

Berita Terkait

Kamis, 17 Oktober 2024 - 20:22 WIB

PPN 12 Persen Berlaku Mulai 1 Januari 2025, Ini Dia Daftar Barang dan Jasa yang Terdampak

Selasa, 15 Oktober 2024 - 16:24 WIB

Dukungan Alfamidi terhadap Pertumbuhan UMKM Lokal dengan Kemitraan Strategis

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 17:16 WIB

Compact Store Pertama di Jabodetabek, Decathlon Indonesia Buka Gerai di Aeon Mall Deltamas

Selasa, 8 Oktober 2024 - 01:52 WIB

HUT ke 4, Botjah Angon Apresiasi Enam Tokoh di Bekasi Raya, Yuk Kepoin Siapa Aja!

Jumat, 4 Oktober 2024 - 08:53 WIB

Tahun Depan Biaya Langganan Spotify dan Netflix Naik

Berita Terbaru

error: Content is protected !!