Menteri Agama: Masjid Bukan Tempat Konsolidasi Politik Rendahan

- Jurnalis

Kamis, 4 Mei 2023 - 12:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas di acara pengukuhan pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (4/5/2023) - (Foto: Antara)

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas di acara pengukuhan pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (4/5/2023) - (Foto: Antara)

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa masjid bukan sebagai tempat untuk konsolidasi politik rendahan menjelang Pemilihan Umum 2024.

“Banyak fungsi sosial lain yang dimiliki masjid, bahkan fungsi politik, tetapi bukan politik yang pilihan-pilihan itu. Jadi, masjid bukan tempat untuk konsolidasi politik rendahan,” kata Yaqut pada acara pengukuhan pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (03/05/2023).

Adapun politik yang dimaksud Menag adalah politik tingkat tinggi yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, misalnya bagaimana mengajari masyarakat untuk berpendapat atau mengajari masyarakat untuk bersikap anti-korupsi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Nabi Muhammad pernah menerima 60 orang non-Muslim untuk berdiskusi di masjid, dan ketika di masjid itu yang dibahas politik tingkat tinggi, bagaimana menyejahterakan dan mendidik masyarakat di sekitar masjid,” tutur dia.

Baca Juga:  KPU Sebut Petugas KPPS yang Meninggal Tak Sebanyak Pemilu 2019

Ia mengisahkan pada zaman Rasulullah SAW, menara masjid juga digunakan untuk memantau apakah rumah-rumah di sekitar masjid mengeluarkan asap, karena apabila asap tidak mengepul, berarti rumah tersebut tidak terisi oleh makanan yang cukup.

“Asap dapur penanda adanya kegiatan masak memasak dalam rumah (indikator ekonomi),” kata Yaqut.

Baca Juga:  Demi Jurnalisme Berkualitas, Jokowi Akhirnya Teken Perpres Publisher Rights

Kisah yang dijadikan contoh oleh Menag ini adalah saat Nabi Muhammad mendirikan Masjid Quba.

“Masjid harus benar-benar membawa manfaat, bukan hanya untuk umat Muslim saja, tetapi juga membawa manfaat untuk masyarakat di sekitar masjid. Kita butuh melakukan sesuatu yang riil, tidak ndakik-ndakik (terlalu tinggi), tapi tidak ada manfaatnya,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya membangun sifat-sifat toleran yang ada di masjid, mengingat fungsi masjid yang belakangan memudar, karena paham ekstrem dan intoleran, salah satunya dengan mengaktifkan kembali Badan Kesejahteraan Masjid (BKM).

“Maka dari itu, saya juga minta pak Dirjen Bimas Islam untuk menata lagi khutbah-khutbah yang disampaikan di masjid-masjid. Khatib-khatib itu agar diberikan pelatihan dan penguatan moderasi beragama,” kata Gus Men.

Baca Juga:  Terkait Penggelembungan Suara di Bekasi Timur, KPU Sebut Ketua PPK Terindikasi Langgar Etika

Ia berpesan kepada pengurus BKM yang baru agar turut menjaga masjid dari politisasi dan intoleransi, terlebih dalam menyongsong tahun politik 2023-2024.

“BKM ini tidak melakukan fungsi pengawasan, tetapi pastinya semua fungsi sosial akan dilakukan, termasuk perlindungan kepada perempuan dan anak yang termasuk fungsi taklim (pendidikan, pembinaan, fungsi sosial), ekonomi, semua pasti dilakukan,” ujarnya.

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tim Anggar Jawa Barat Layangkan Protes Keras Atas Dugaan Kecurangan di PON XXI
Tujuh Orang Ditangkap Densus 88 Gegara Komentar Provokatif di medsos, Dua dari Bekasi
Paus Fransiskus dan Tokoh Lintas Agama Bacakan ‘The Istiqlal Declaration’, Ini Isinya
Pasca Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi, Densus 88 Antiteror Lakukan Penyelidikan
Duduk di Peringkat 93 pada 2015, Kini Bekasi jadi Kota Paling Toleran Nomor Dua di Indonesia
Tok! Munas XI Sahkan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar
Rapat Pleno Pemilihan Plt Ketua Umum Golkar Paling Lambat Digelar pada Selasa
Kepemimpinannya Dianggap tak Demokratis, Airlangga Mundur karena Gejolak Internal

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 14:47 WIB

Tim Anggar Jawa Barat Layangkan Protes Keras Atas Dugaan Kecurangan di PON XXI

Minggu, 8 September 2024 - 22:22 WIB

Tujuh Orang Ditangkap Densus 88 Gegara Komentar Provokatif di medsos, Dua dari Bekasi

Kamis, 5 September 2024 - 22:58 WIB

Paus Fransiskus dan Tokoh Lintas Agama Bacakan ‘The Istiqlal Declaration’, Ini Isinya

Rabu, 4 September 2024 - 15:15 WIB

Pasca Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi, Densus 88 Antiteror Lakukan Penyelidikan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 23:37 WIB

Duduk di Peringkat 93 pada 2015, Kini Bekasi jadi Kota Paling Toleran Nomor Dua di Indonesia

Berita Terbaru

error: Content is protected !!