“Lingkungan kita jadi bau dan kumuh. Bahkan, para pengguna jalan juga terancam keselamatannya lantaran mereka beraktivitas menggunakan hampir separuh jalan,” ungkap Ketua RT 001, Turut kepada awak media, Senin (25/03/2024).Permasalahan lainnya, kata Turut, saluran air kerap mampet oleh sampah. Menurutnya, para pihak yang beraktivitas tidak membersihkan sampah sepenuhnya setelah beroperasi.
“Kita sering kerja bakti membersihkan saluran yang tersumbat oleh sampah. Seharusnya dinas bertanggungjawab terkait hal ini,” ujar Turut.“Sebaiknya dinas cari lokasi lain saja yang aman dan tidak merugikan lingkungan,” tegas Turut.Hal senada diungkapkan Ketua RW 018, Nuramin, bahwa pihaknya sering menerima aduan akibat aktivitas transit sampah di wilayahnya.Menurut Nuramin, warga meminta agar lokasi transit sampah ditutup atau dipindahkan.
“Saya sering menerima keluhan warga yang meminta lokasi transit sampah dipindahkan. Para Ketua RT juga sependapat tentang itu,” ungkap Nuramin.“Dinas Lingkungan Hidup tidak boleh tutup mata atas keluhan ini. Mereka juga menerima uang kontribusi dari masyarakat mencapai puluhan juta. Jika keluhan ini tidak didengar, maka warga akan bergerak,” tandasnya. ***
Eksplorasi konten lain dari Rakyat Bekasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.