Dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), Dinsos Kota Bekasi memetakan kondisi ekonomi warga ke dalam 10 kelompok (desil), di mana 94 ribu jiwa tercatat dalam kategori terendah.
KOTA BEKASI – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi telah menyelesaikan penyesuaian data 2,6 juta jiwa warganya ke dalam sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Langkah strategis ini bertujuan untuk menciptakan satu data rujukan utama yang akurat, dinamis, dan valid untuk penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) agar lebih tepat sasaran.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Data ini merupakan pembaruan dan integrasi dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebelumnya, yang dirancang untuk meminimalisir kesalahan dalam distribusi program bantuan pemerintah.
Memahami DTSEN dan Sistem Desil
Kepala Dinsos Kota Bekasi, Robert Tua Parluhutan Siagian, menjelaskan bahwa seluruh penduduk Kota Bekasi kini telah terdaftar dalam DTSEN.
Total terdapat 2.617.596 jiwa atau 824.818 Kepala Keluarga (KK) yang datanya telah dipetakan berdasarkan peringkat kesejahteraan sosial ekonomi.
Data ini dibagi ke dalam 10 kelompok yang disebut “desil”. Desil 1 merupakan kelompok dengan tingkat kesejahteraan terendah, sementara desil 10 adalah yang tertinggi.
“Seluruh penduduk masuk di DTSEN. Sistem ini akan menjadi rujukan utama untuk semua program sosial ekonomi ke depan. Data ini juga terus bergerak dan dimutakhirkan secara terus-menerus,” ujar Robert kepada jurnalis rakyatbekasi.com, Rabu (17/09/2025).
Rincian Data Kesejahteraan Warga Bekasi
Berdasarkan catatan Dinsos Kota Bekasi, kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah menjadi prioritas utama dalam program bantuan. Berikut adalah rinciannya:
- Desil 1: 30.147 KK (94.894 jiwa)
- Desil 2: 29.052 KK (98.932 jiwa)
- Desil 3: 37.748 KK (117.061 jiwa)
- Desil 4: 38.516 KK (136.590 jiwa)
”Masyarakat dalam kelompok desil 1 hingga 4 umumnya menjadi prioritas utama penerima bantuan. Sementara kelompok desil 5 ke atas mungkin masih bisa menerima jenis bantuan sosial tertentu sesuai kebijakan,” jelas Robert.
Sisanya, dari desil 6 hingga 10, tercatat sebanyak 538.657 KK atau 1.791.149 jiwa. Selain itu, masih terdapat 103.463 KK atau 221.853 jiwa yang datanya belum masuk dalam pemeringkatan dan akan terus diproses.
Solusi untuk Bantuan yang Dinamis dan Tepat Sasaran
Robert menambahkan, kehadiran DTSEN diharapkan dapat menjawab persoalan klasik mengenai bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.
Sifat data yang dinamis memungkinkan adanya pembaruan sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi masyarakat.
”Kondisi ekonomi masyarakat bisa naik atau turun. Data ini dirancang untuk menangkap perubahan itu. Dengan adanya satu data tunggal yang terpusat, proses verifikasi dan validasi menjadi lebih mudah dan akuntabel,” tuturnya.
Mekanisme Perbaikan dan Pengaduan Data
Dinsos Kota Bekasi juga membuka ruang bagi masyarakat yang merasa datanya belum sesuai atau belum terdaftar. Warga dapat mengajukan perbaikan data secara proaktif.
”Ketika ada masyarakat yang mungkin mengeluh, ‘kok saya tidak menerima bantuan?’, mereka bisa mengajukan permohonan. Pengajuan dapat dilakukan melalui pendamping sosial, aparat di tingkat kelurahan, atau datang langsung ke kantor Dinsos Kota Bekasi untuk diverifikasi kelayakannya,” papar Robert.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai status data Anda di DTSEN, Anda dapat berkoordinasi dengan kantor kelurahan setempat atau mengunjungi layanan resmi Dinas Sosial Kota Bekasi.
Eksplorasi konten lain dari Rakyat Bekasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.