Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit kusta. Pasalnya, sepanjang periode Januari hingga Juni 2025, telah ditemukan sebanyak 55 kasus kusta baru di wilayah Kota Bekasi.
Meskipun angka ini menempatkan Kota Bekasi dalam kategori rendah di Jawa Barat, deteksi dini dan pemahaman yang benar mengenai penyakit ini menjadi kunci utama untuk mencegah penularan dan kecacatan permanen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bekasi, dr. Satia Sriwijayanti Anggraini, menyatakan pentingnya proaktif dalam mengenali gejala dan mengakses layanan kesehatan yang telah tersedia luas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentunya masyarakat kami minta tetap berhati-hati. Kota Bekasi itu kan universal health coverage (UHC)-nya sudah 99 persen. Artinya, akses untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit maupun di Puskesmas sangat mudah,” ujar dr. Satia dalam keterangannya, Jumat (25/07/2025).
Status Eliminasi Kusta, Kewaspadaan Tidak Boleh Surut
Secara epidemiologi, Kota Bekasi telah mencapai status eliminasi kusta. Status ini diberikan karena jumlah temuan kasus baru setiap tahunnya kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Namun, dr. Satia menegaskan bahwa status ini tidak boleh membuat masyarakat lengah.
“Kota Bekasi sudah eliminasi kusta, tetapi potensi penularan tetap ada. Jadi, kalau melihat ada gejala-gejala sakit, segera ke tempat pelayanan kesehatan. Semuanya dicover oleh jaminan kesehatan, jadi tidak usah takut soal biaya,” tegasnya.
Kenali Gejala Awal Penyakit Kusta Sebelum Terlambat
Penyakit kusta, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae, sering kali tidak disadari pada tahap awal karena perkembangannya yang lambat. Bakteri ini menyerang saraf tepi, kulit, mata, dan saluran pernapasan atas.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, masyarakat diimbau mengenali beberapa gejala awal kusta, antara lain:
- Bercak pada Kulit: Munculnya bercak putih seperti panu atau kemerahan yang tidak gatal dan tidak sakit.
- Mati Rasa (Baal): Area bercak pada kulit tersebut mengalami mati rasa atau berkurangnya kemampuan merasakan sentuhan, suhu, atau nyeri.
- Penebalan Saraf: Terkadang disertai rasa nyeri pada saraf di area siku, lutut, atau sisi leher.
- Kelemahan Otot: Melemahnya otot-otot di area tangan atau kaki.
“Untuk mendiagnosis kusta perlu tes dan screening oleh tenaga medis. Tidak bisa menduga-duga sendiri. Lebih baik jika menunjukkan salah satu gejala tersebut, segera periksakan diri ke tempat layanan kesehatan,” papar dr. Satia.
Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan Tuntas
Pengobatan kusta di Indonesia disediakan secara gratis oleh pemerintah melalui Puskesmas. Kusta dapat disembuhkan total dengan pengobatan Multi-Drug Therapy (MDT) dalam jangka waktu 6-12 bulan, tergantung jenisnya.
Deteksi dini dan pengobatan yang tuntas adalah kunci untuk memutus mata rantai penularan dan, yang terpenting, mencegah terjadinya kecacatan permanen akibat kerusakan saraf.
Dinkes Kota Bekasi mengajak seluruh warga untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan sekitar. Jika menemukan anggota keluarga atau tetangga dengan gejala yang mengarah pada kusta, segera anjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Eksplorasi konten lain dari Rakyat Bekasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.