Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi memperkirakan bahwa proses pembersihan lumpur pascabanjir di wilayah-wilayah terdampak membutuhkan waktu hingga dua bulan untuk tuntas secara menyeluruh.
Hal ini diungkapkan mengingat sisa-sisa lumpur masih ditemukan di sejumlah lokasi, meski banjir telah surut sejak kiriman air dari Bogor melanda pada Senin (3/3) lalu.
“Pembersihan lumpur untuk beberapa wilayah sudah mulai berkurang. Namun, pascabanjir ini memang yang paling berat adalah menangani lumpur dan sampah yang tertinggal,” ujar Kepala DBMSDA Kota Bekasi, Aceng Sholahudin, dalam keterangannya kepada rakyatbekasi.com, Rabu (12/03/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aceng menjelaskan bahwa beberapa wilayah di tingkat kecamatan masih belum bersih sepenuhnya dari sisa lumpur.
Wilayah yang terdampak antara lain Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Utara, dan sebagian wilayah di Kecamatan Bantargebang.
“Saya pikir sisa-sisa lumpur ini sudah mulai berkurang di beberapa lokasi, tetapi belum bisa dikatakan bersih secara menyeluruh. Proses ini membutuhkan waktu karena lumpur masih ada, dan kita tidak bisa menyatakan kondisi benar-benar steril dalam waktu cepat,” jelasnya.
Ia juga membandingkan kondisi saat ini dengan pengalaman tahun 2000-an, ketika proses pembersihan lumpur membutuhkan hampir dua bulan lamanya.
“Saya punya pengalaman pada tahun 2000-an lalu, proses pembersihan lumpur butuh waktu sekitar dua bulan. Jadi, kami terus mengupayakan agar proses pembersihan kali ini dapat berjalan efektif,” tambah Aceng.
Menurut Aceng, salah satu tantangan terbesar dalam pembersihan pascabanjir adalah jumlah lumpur yang sangat besar, selain keberadaan sampah yang menumpuk.
Proses ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga memerlukan sumber daya manusia dan alat berat yang cukup untuk memastikan kebersihan maksimal.
“Lumpur dan sampah menjadi fokus utama kami. Dengan kondisi seperti ini, kami berupaya maksimal agar masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas mereka tanpa terganggu oleh sisa banjir,” tegasnya.
Pemerintah Kota Bekasi melalui DBMSDA terus berkomitmen untuk mempercepat pembersihan wilayah terdampak banjir.
Selain pengerukan lumpur, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan lingkungan agar dampak banjir tidak berlarut-larut.
“Kami meminta masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjaga kebersihan, terutama dengan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat memperparah kondisi drainase dan memperlambat proses pemulihan,” ungkap Aceng.
Meski menghadapi tantangan yang cukup besar, DBMSDA optimis bahwa dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, kondisi di Kota Bekasi dapat segera pulih.
Aceng memastikan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras agar proses pembersihan ini berjalan secepat dan seefisien mungkin.
“Ini adalah ujian bagi kita semua. Dengan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin Kota Bekasi dapat segera kembali bersih dan normal,” tutupnya.