BEKASI UTARA – Mantan Camat Bekasi Timur Kota Bekasi yakni, Cecep Muntasar hampir saja diamuk massa saat digelandang pihak kepolisian dari kediamannya untuk dilakukan penahanan.
Massa sontak beringas ketika melihat Cecep yang dilaporkan mencabuli SA yang tak lain adalah anak tirinya ini, digelandang keluar rumah oleh petugas dan telah dilakukan penahanan sejak Senin (20/02) kemarin.
Saat ini pelaku Ayah tiri SA ditangkap oleh pihak Kepolisian Polres Metro Bekasi Kota. Dan telah dilakukan penahanan sejak Senin (20/2) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak kelas 2 Sekolah Dasar (SD) hingga kelas 6 SD SA menjadi korban pencabulan oleh ayah tirinya. Ayah tirinya adalah mantan pensiunan Camat Bekasi Timur Kota Bekasi yakni, Cecep Muntasar.
Eka Lasdiyanti (40) yang merupakan Tante dari korban SA membeberkan bahwa SA dari kelas 2 SD sampai kelas 6 SD sudah ditelanjangi, dijilat-jilat kemudian dipaksa Cecep untuk melakukan hubungan layaknya suami-istri.
“Saya sendiri tidak menyangka, bapak tiri melakukan seperti itu. Jadi Kakak saya menikah lagi dengan orang ini (pelaku) dan diambil oleh ibu kandungnya ini dari kakak saya. Ternyata dari 2 SD sampai kelas 6 SD ya itu ada pencabulan,” kata Eka sapaan akrabnya kepada awak media, Selasa (21/02).
Atas tindakan cabul Cecep, kata dia, Eka mengaku dirinya sudah melaporkan aksi bejat mantan camat Bekasi Timur tersebut ke melaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota pada Senin (20/2) malam.
Lebih mirisnya lagi, lanjut dia, ibu kandung korban juga terlibat dalam aksi pencabulan yang dialami SA selama bertahun-tahun.
“Saat itu saya bertanya kepada anak saya ini, ‘mama tahu gak kejadian ini. Anaknya menjawab bahwa mamanya mengetahui kejadian ini. Terus mama bilang apa, hal biasa, jangan dideketin si papih,” ucapnya.
Selain tindakan pencabulan, Eka juga mengatakan bahwa Cecep juga melakukan tindakan kekerasan terhadap SA yakni dengan menyumpal mulutnya dengan kaus kaki bahkan dijejali kotoran ibunya sendiri.
Lebih lanjut Eka mengatakan bahwa kondisi psikologis keponakannya tersebut masih terganggu hingga saat ini. Trauma tersebut, kata dia, nampak jelas terlihat saat SA selalu menangis sambil memeluk-meluknya secara berulang.
“Hasil visumnya sudah ada, ada gesekan, memar, merah-merah, infeksi di bagian vagina. Kita akan meminta pendampingan dari KPAI,” pungkasnya. (mar)