Operasional Biskita Transpatriot Bekasi jurusan Vida Bantargebang – Summarecon Bekasi diberhentikan secara paksa oleh pengurus Angkutan Kota (Angkot) K-11 di depan Pasar Bantargebang, Jalan Siliwangi.
Penyebab utama tindakan ini diduga karena ketidaksetujuan mereka terhadap rute baru yang diambil oleh bus Biskita.
Pada awalnya, Biskita Transpatriot seharusnya melintas dari Summarecon Bekasi menuju Jalan H. Djole dan Vida Bantargebang sesuai dengan kesepakatan operasional antara Biskita dan Angkutan K-11. Namun, rute ini kemudian dialihkan menuju Jalan Siliwangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekretaris Pengurus Angkot K-11, Maryadi, menyatakan bahwa pihaknya menghentikan operasional Biskita Transpatriot Bekasi karena tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi.
“Awalnya, Biskita ini melalui Summarecon lewat Jalan H. Djole (Jalan Sawo) sebelum mencapai Pasar Bantargebang dan Vida. Dari Vida, kembali lewat Jalan Sawo lagi sesuai kesepakatan awal antara Dishub dan pengusaha Angkutan K-11,” jelas Maryadi saat ditemui RakyatBekasi.com di Kecamatan Bantargebang, Selasa (14/01/2025).
Aksi penghadangan ini juga didukung oleh Dishub Kota Bekasi yang telah memasang 17 rambu bus stop baru di sepanjang koridor Summarecon Bekasi – Vida Bantargebang.
Namun nyatanya rambu-rambu tersebut turut melewati Jalan Siliwangi, yang menjadi sumber permasalahan.
“Kami melakukan aksi ini karena mereka melanggar perjanjian awal. Jika mereka tidak memaksakan jalur depan pasar ini, kami tidak akan melakukan aksi. Sebelumnya, semuanya berjalan normal tanpa ada gesekan dengan Biskita,” tambah Maryadi.
Beberapa opsi yang diusulkan antara lain perencanaan perubahan rute angkutan kota (rerouting) serta usulan subsidi kepada Angkot K-11 dan peleburan angkot. Namun, tidak ada kesepakatan yang dicapai.
“Dalam mediasi tadi, kami tetap mempertahankan kesepakatan awal. Jika tidak, kami akan terus melakukan aksi, karena semua anggota kami di lapangan menolak Biskita melintas di Jalan Siliwangi,” tegasnya.
Maryadi juga menilai usulan subsidi dari Dishub tidak berdampak signifikan. Meski omzet Angkot K-11 menurun drastis hingga 50 persen selama operasional Biskita Transpatriot Bekasi, mereka menolak subsidi atau kompensasi.
“Kami lebih memilih berjalan seperti biasa tanpa subsidi atau kompensasi. Rerouting banyak ditawarkan, tapi jika kita masuk ke jalur baru seperti Setu yang pernah ada trayek K13 namun gagal karena tidak ada penumpang, sama saja menjerumuskan kita,” tambahnya.
Maryadi berharap pemerintah daerah memperhatikan nasib Angkutan K-11, meski Biskita Transpatriot Bekasi tetap beroperasi.
“Harapan kami, Biskita berjalan sesuai kesepakatan awal. Jika demikian, kami tidak akan melakukan aksi seperti ini,” pungkasnya.