Gegara Madrasah dan Ponpes Tak Kebagian, MUI Pinta Program MBG Dibatalkan

- Jurnalis

Kamis, 9 Januari 2025 - 10:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. (Foto: Arsip)

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. (Foto: Arsip)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan pemerintah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah dimulai sejak Senin (06/01/2025).

Pasalnya program tersebut tidak merata karena masih banyak sekolah madrasah dan pondok pesantren (ponpes) belum menerimanya.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyarankan program itu dibatalkan, ketimbang ada diskriminatif ke anak sekolah swasta.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kalau enggak berani menyesuaikan semuanya, batalkan. Kalau didiskriminasi ya dibatalkan saja, kalau misalkan alasannya enggak ada uang, ya batalkan saja,” ucap Anwar dikutip dari Inilah.com, Rabu (08/01/2025).

Buya Anwar, sapaan akrabnya menyayangkan program MBG yang bagus itu belum merata dilakukan khususnya di sekolah pendidikan Islam.

Padahal, dana yang dikeluarkan negara terbilang besar. Jika pemerintah tidak mampu, Anwar juga menyarankan, program MBG diberikan ke anak yang kurang mampu saja.

“Pertanyaannya ada dana enggak? Ada? Ya kalau begitu seluruh anak Indonesia dikasih. Tapi kalau enggak bisa mengasih semuanya, ya batalkan saja. Atau tetap dilaksanakan, cuma diberikan kepada anak yang tidak mampu, setuju itu, bagus,” tuturnya.

Di sisi lain, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan berharap pemenuhan gizi berskala nasional ini dapat mengalir ke semua sektor dengan tepat sasaran.

“Kita bersyukur, belum 100 hari atau tepat hari ke-79 Presiden Prabowo Subianto telah memulai tonggak bersejarah untuk bangsa Indonesia, untuk pertama kalinya Indonesia melaksanakan program MBG. Pemenuhan gizi berskala nasional untuk balita, anak-anak sekolah, santri, ibu hamil, dan menyusui harus tepat sasaran,” kata Amirsyah, Selasa (07/01/2025).

Amirsyah menegaskan, program unggulan ini diharap bukan sekedar semboyan apalagi omon-omon.

Karena itu kerja nyata ini perlu diapresiasi agar sukses baik dalam bentuk perencanaan maupun pelaksanaan.

“Sebaliknya kita tidak mau gagal karena ini merupakan hajat hidup semua pihak. Karena itu semua pihak patut mengapresiasi dan mendukung agar program ini bisa berkelanjutan,” tutupnya.

Sumber Berita : inilah.com

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tiga Setengah Jam Diperiksa KPK, Hasto Masih Hirup Udara Bebas
Lagi, Hasto Kaitkan Nama Besar Bung Karno Jelang Diperiksa KPK
Selama Diperiksa KPK, Pengacara Senior Maqdir Ismail Dampingi Hasto
Takut Ditahan Usai Pemeriksaan, Hasto Bawa Rombongan Pengacara pakai Bus Pariwisata ke KPK
Penggeledahan Rumah Hasto Kristiyanto oleh KPK Diduga Upaya Pengalihan Isu dari Pengumuman OCCRP
Sempat Mangkir, Hasto Kristiyanto Bakal Penuhi Panggilan KPK pada 13 Januari 2025
Tim Hukum DPP PDI Perjuangan sebut Hasto Kristiyanto Tidak Berada di Rumah saat Penggeledahan KPK
KPK Bawa Satu unit Koper Warna Hitam usai Geledah Kediaman Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 17:08 WIB

Tiga Setengah Jam Diperiksa KPK, Hasto Masih Hirup Udara Bebas

Senin, 13 Januari 2025 - 13:42 WIB

Lagi, Hasto Kaitkan Nama Besar Bung Karno Jelang Diperiksa KPK

Senin, 13 Januari 2025 - 12:13 WIB

Selama Diperiksa KPK, Pengacara Senior Maqdir Ismail Dampingi Hasto

Senin, 13 Januari 2025 - 11:52 WIB

Takut Ditahan Usai Pemeriksaan, Hasto Bawa Rombongan Pengacara pakai Bus Pariwisata ke KPK

Kamis, 9 Januari 2025 - 10:33 WIB

Gegara Madrasah dan Ponpes Tak Kebagian, MUI Pinta Program MBG Dibatalkan

Berita Terbaru

error: Content is protected !!