Di bawah kepemimpinan Apung Widadi, PT Migas berhasil membalikkan keadaan lewat renegosiasi kontrak strategis, menghasilkan proyeksi pendapatan ratusan miliar hingga 2035 dan menjadi teladan bagi BUMD lain.
Di tengah kompleks pengeboran gas Jatinegara, Kranggan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto membagikan kisah sukses transformasi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) kebanggaannya.
PT Migas (Perseroda) Kota Bekasi, yang dulu merugi dan terlilit utang, kini telah bangkit menjadi mesin laba dan percontohan bagi BUMD lainnya di Kota Bekasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pujian ini disampaikan Wali Kota dalam acara pelantikan direktur BUMD lain pada Selasa (15/07/2025), dengan menunjuk langsung Direktur Utama PT Migas, Apung Widadi, sebagai contoh pemimpin yang berhasil membawa perubahan fundamental.
Dari Utang Karyawan Menjadi Mesin PAD
Tri Adhianto mengenang masa-masa sulit yang dihadapi PT Migas. Pada tahun 2022, kondisi perusahaan sangat memprihatinkan, bahkan untuk membayar kewajiban kepada karyawan pun kesulitan.
“Saya ingat betul di tahun 2022, saat saya baru dilantik menjadi Plt Wali Kota, kondisi PT Migas ini masih minus. Uang yang masuk pun hanya untuk bayar utang,” ungkap Tri. “Tapi lihat sekarang, dari pendapatan ratusan juta kini sudah miliaran. Ini adalah motivasi untuk BUMD lainnya.”
Wali Kota secara terbuka meminta BUMD lain seperti BLUD RSUD dan Perumda Tirta Patriot untuk memperbaiki tata kelola perusahaan dengan belajar dari jejak digital dan kinerja yang telah dibuktikan oleh PT Migas. “Yang paling penting adalah pembuktian kinerja,” tegasnya.
Pesan untuk Ekspansi dan Keselamatan Kerja
Meski mengapresiasi semangat PT Migas untuk berekspansi ke luar daerah, Wali Kota mengingatkan agar setiap langkah diperhitungkan dengan cermat.
“Terkait keinginan ekspansi dan ikut tender di luar kota, lihat juga posisi internal kita, lihat SDM dan keuangan. Jangan sampai progres yang sudah baik malah jadi berkurang,” pesannya.
Tri juga mendorong adanya pengeboran sumur baru di area Jatinegara untuk meningkatkan produksi dan Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat.
Namun, ia memberi catatan tegas mengenai keselamatan kerja, merujuk pada insiden di masa lalu. “Kita tingkatkan safety kita. Jangan sampai ada ledakan lagi seperti dulu yang memakan korban. Portofolio perusahaan dan Kota Bekasi jadi kurang baik jika ada kecelakaan kerja,” tandasnya.
Kunci Sukses: Renegosiasi Kontrak dan Visi Jangka Panjang
Menjawab pujian tersebut, Direktur Utama PT Migas, Apung Widadi, membeberkan kunci di balik kebangkitan perusahaannya.
Langkah paling strategis adalah perpanjangan dan renegosiasi kontrak Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Pertamina dan Foster Oil & Energy hingga tahun 2035, yang didampingi secara hukum oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
“Alhamdulillah, berkat arahan Pak Wali, renegosiasi dan perpanjangan KSO berhasil kami lakukan. Terjadi perubahan kesepakatan yang sangat signifikan,” papar Apung.
Melalui negosiasi ulang tersebut, porsi pembagian keuntungan untuk Kota Bekasi meningkat drastis. Hasilnya pun luar biasa.
“Penyertaan modal dari Pemkot pada tahun 2009 sebesar Rp 3,1 Miliar telah berhasil kami kembalikan. Hingga 2035 nanti, proyeksi pendapatan untuk Kota Bekasi dari dividen mencapai Rp 50 Miliar dan perkiraan DBH Migas langsung ke APBD sebesar Rp 160 Miliar,” rincinya.
Kini, dengan fondasi keuangan yang kuat, PT Migas tengah menjajaki peluang ekspansi untuk mengikuti lelang sumur gas di luar Kota Bekasi, sesuai dengan rekomendasi RKAP Pemkot dan DPRD. “Doakan saja agar semua berjalan lancar dan bisa menghasilkan pendapatan lebih untuk kemajuan Kota Bekasi,” pungkas Apung.
Kisah transformasi PT Migas menjadi bukti bahwa BUMD dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Bagikan pendapat Anda tentang langkah strategis apa yang seharusnya ditiru oleh BUMD lain!
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





























