Bekasi, Rakyatbekasi.com – Harapan ratusan ribu warga di Kecamatan Jatisampurna untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih dekat harus tertunda. Dua gedung Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) baru di Kelurahan Jatirangga dan Jatiraden yang telah rampung dibangun sejak Desember 2024, hingga kini belum juga beroperasi.
Menanggapi keluhan warga, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, akhirnya angkat bicara. Ia mengakui bahwa kendala utama yang menyebabkan dua fasilitas kesehatan tersebut mangkrak selama hampir satu tahun adalah minimnya ketersediaan tenaga medis (SDM).
Jawaban Pemkot: Krisis Tenaga Medis Jadi Kendala Utama
Saat ditemui di Plaza Pemkot Bekasi pada Senin (03/11/2025), Tri Adhianto menyatakan telah memerintahkan Dinas Kesehatan untuk segera mencari solusi. Namun, ia menekankan bahwa persoalan pengisian SDM tidaklah sederhana.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
”Nanti kita persiapkan. Saya sudah perintahkan Dinas Kesehatan agar sesegera mungkin (mengisi SDM). Karena persoalannya tidak sesederhana itu,” ujar Tri.
Menurutnya, Pemerintah Kota Bekasi saat ini masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan tenaga medis yang mumpuni untuk mengoperasikan fasilitas kesehatan baru secara penuh.

”Kita masih sangat memerlukan (tenaga medis), sehingga nanti ada kemungkinan kita bentuk sebagai Puskesmas Pembantu terlebih dahulu. Dengan begitu, secara operasional bisa kita optimalkan secara bertahap,” sambungnya.
Jeritan Warga: Akses Kesehatan Jauh dan Mendesak
Di sisi lain, warga yang telah menanti hampir setahun merasa kecewa. Penantian panjang ini memaksa mereka untuk terus menempuh jarak yang jauh demi mendapatkan layanan kesehatan dasar.
”Kami sudah menunggu hampir setahun. Bangunannya sudah jadi, kok tidak kunjung beroperasi? Ini sangat mendesak, terutama ketika ada keluarga yang sakit,” keluh Sarmili, salah seorang warga Jatirangga, Jumat (31/10/2025).
Saat ini, warga Jatirangga dan Jatiraden masih harus bergantung pada Puskesmas di kelurahan tetangga seperti Jatisampurna, Jatikarya, dan Jatiranggon, atau ke RSUD Tipe D Jatisampurna. Jarak tempuh yang bisa mencapai 3 hingga 5 kilometer, ditambah kondisi lalu lintas yang padat, menjadi rintangan besar, khususnya dalam situasi darurat.
”Setiap ada yang sakit, kami harus ke Jatisampurna atau Jatiranggon. Jauh dan macet. Kalau ada yang darurat, bisa-bisa terlambat,” tambah Sarmili dengan nada cemas.
Target Operasional Sebelum Akhir Tahun
Meski menghadapi kendala SDM, Tri Adhianto memberikan target waktu agar kedua puskesmas tersebut dapat mulai memberikan pelayanan kepada masyarakat sebelum pergantian tahun.
”Targetnya sebelum akhir tahun lah. Kita usahakan sebelum akhir tahun (sudah bisa beroperasi). Nanti kita akan sesuaikan dengan kondisi yang ada, termasuk ketersediaan peralatan dan juga SDM-nya,” tegasnya.
Warga pun berharap janji ini dapat terealisasi. Mereka mendesak agar Pemkot Bekasi dan Dinas Kesehatan tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memastikan fasilitas tersebut benar-benar berfungsi dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Apakah Anda salah satu warga yang terdampak? Bagaimana seharusnya solusi yang ideal untuk mengatasi masalah ini? Sampaikan pendapat Anda di kolom komentar.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

























