Masyarakat diimbau proaktif melakukan tes HIV dan tidak mendiskriminasi Orang dengan HIV (ODHIV) untuk mencapai target “3 Zero” pada 2030.
BEKASI – Menindaklanjuti temuan 321 kasus baru HIV hingga Juli 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat untuk memerangi stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV (ODHIV). Dinkes juga mendorong warga untuk proaktif melakukan deteksi dini melalui tes HIV secara berkala.
Imbauan ini disampaikan sebagai respons atas data yang menunjukkan masih tingginya angka penularan, yang salah satunya disebabkan oleh keengganan memeriksakan diri akibat takut akan pandangan negatif dari lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya”
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Vevie Herawati, menekankan bahwa diskriminasi terhadap ODHIV adalah penghalang utama dalam program penanggulangan HIV.
“Pesan utamanya jelas: Jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Masyarakat harus memahami untuk menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan penularan virus HIV, bukan malah mengucilkan penderitanya,” tegas Vevie kepada jurnalis rakyatbekasi.com melalui keterangannya, Minggu (14/09/2025).
Menurutnya, stigma negatif membuat banyak orang yang berisiko menjadi enggan mengakses layanan kesehatan, sehingga potensi penularan terus meluas tanpa terdeteksi.
Pentingnya Deteksi Dini dan Akses Pengobatan
Vevie mendorong siapa pun yang merasa pernah melakukan aktivitas berisiko untuk segera memeriksakan status kesehatannya di layanan Konseling dan Tes (KT) HIV yang telah tersedia di Kota Bekasi.
”Upaya deteksi dini ini sangat penting. Tujuannya agar kita bersama-sama dapat menghilangkan stigma dan diskriminasi. Jika ODHIV merasa diterima, mereka tidak akan enggan mengakses pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes),” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan pengobatan yang tepat melalui terapi Antiretroviral (ARV) secara rutin, ODHIV dapat hidup sehat dan produktif. Virus di dalam tubuhnya dapat ditekan hingga tidak terdeteksi, sehingga risiko penularan menjadi sangat kecil.
Menuju Target “3 Zero” HIV pada 2030
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya mencapai target Nasional “3 Zero Program HIV” pada tahun 2030. Vevie menjelaskan bahwa tujuan ini hanya bisa terwujud dengan peran aktif semua pihak.
”Target 3 Zero adalah cita-cita kita bersama, yaitu: (1) tidak ada lagi kasus HIV baru, (2) tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan (3) tidak ada lagi stigma dan diskriminasi. Ini membutuhkan kerja sama dari pemerintah hingga lapisan masyarakat terkecil,” sambungnya.
Untuk mendukung program ini, Dinkes Kota Bekasi secara rutin melaksanakan sosialisasi dan promosi kesehatan mengenai edukasi HIV untuk menekan faktor risiko penularan.
Perluasan Layanan HIV di 28 Fasyankes
Sebagai langkah konkret untuk mempermudah akses warga, Dinkes Kota Bekasi telah memperluas layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV.
”Saat ini telah tersedia 28 fasyankes yang memberikan layanan pengobatan HIV di Kota Bekasi, termasuk puskesmas dan rumah sakit. Perluasan ini krusial agar setiap kasus baru yang ditemukan dapat segera ditangani, sehingga potensi penularan di Kota Bekasi dapat ditekan secara signifikan,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





























