Kontraktor Menjerit – Harga Bahan Baku Melejit
KOTA BEKASI – Sejumlah proyek infrastruktur strategis di Kota Bekasi menghadapi tantangan serius. Keterlambatan pekerjaan kini membayangi, dipicu oleh sulitnya para kontraktor atau pihak ketiga mendapatkan bahan baku material bangunan vital.
Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, mengkonfirmasi adanya kendala yang dihadapi para pelaksana proyek.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, akar masalah bersumber dari penutupan sejumlah lokasi tambang di Jawa Barat.
Krisis Bahan Baku Akibat Penutupan Tambang
Persoalan ketersediaan material konstruksi menjadi keluhan utama yang dihadapi kontraktor. Abdul Harris Bobihoe menyebut penutupan tambang oleh Gubernur Jawa Barat berdampak langsung pada rantai pasok.
”Para kontraktor saat ini kesulitan bahan baku karena tambangnya ditutup oleh Gubernur. Jadi mereka terpaksa harus mengambilnya dari Lampung dan daerah lain,” kata Bobihoe kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
Dampak Logistik: Biaya Membengkak, Waktu Terbuang
Pengalihan sumber material ke luar pulau, seperti Lampung, membawa konsekuensi serius pada logistik dan biaya.
Ongkos Kirim dan Waktu Tempuh
Bobihoe merinci, pengambilan material dari lokasi yang lebih jauh membuat ongkos transportasi melambung.
Selain itu, waktu distribusi yang lebih lama juga mengganggu jadwal pengerjaan proyek.
”Jarak tempuhnya jauh, ongkosnya juga mahal. Selain itu belum tentu juga bahan baku yang dicari ada dan bisa didapat [dalam jumlah besar],” tambahnya.
Kontraktor Terjepit Kenaikan Harga 30%
Keluhan ini dipertegas oleh Imam Maulana, salah seorang pelaksana pekerjaan fisik di lingkup Pemkot maupun Pemkab Bekasi.
Ia mengaku sangat tertekan dengan situasi yang dialaminya saat ini.
Menurut Imam, harga bahan baku otomatis merangkak naik sejak sejumlah tambang ditutup.
”Ekonomi sedang sulit, kenaikan harga bahan baku berapa persen pun, itu sudah pasti membuat kami semakin terjepit,” tutur Imam.
Ia mengungkapkan, kenaikan harga material di lapangan saat ini telah mencapai sekitar 30 persen.
Situasi ini kian pelik karena harga satuan dari pemerintah daerah (Pemda) tidak berubah, sebab harga acuan telah ditetapkan sejak awal tahun anggaran.
Sorotan DPRD: Profesionalisme Kontraktor Diuji
Di lain pihak, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi meminta agar masalah bahan baku tidak dijadikan kambing hitam utama.
Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Latu Har Hary, mengatakan kesulitan bahan baku mestinya bukan jadi alasan mutlak.
Menurutnya, para kontraktor yang telah berpengalaman seharusnya mampu mengantisipasi dan menyiasati problem tersebut.
”Kontraktor yang ada saya kira mereka bisa mengatasi masalah seperti ini. Karena ini sudah jadi bidang kerja mereka, jadi sangat tidak mungkin kalau bahan baku jadi alasan,” tegas Latu.
Pemkot Bekasi Tetap Optimistis
Meski pembangunan infrastruktur di Kota Bekasi tersendat, Abdul Harris Bobihoe menyatakan pihaknya tetap yakin pekerjaan dapat rampung tepat waktu.
Pemerintah Kota Bekasi, lanjutnya, akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap capaian atau progres pembangunan di Kota Bekasi untuk memastikan semua proyek selesai sesuai target yang telah ditetapkan.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.







































