Seorang pria tak dikenal mengamuk dan mengintimidasi sejumlah jurnalis yang sedang melakukan peliputan terkait dugaan praktik penyalur tenaga kerja ilegal di Bekasi Timur, Senin (28/04/2025).
Insiden ini menjadi viral di media sosial setelah pria tersebut mendekati awak media yang tengah mendokumentasikan aktivitas pemindahan barang dari sebuah ruko yang diduga sebagai markas operasi penipuan .
“Dia tiba-tiba datang sambil berteriak, menantang kami berkelahi. Kami tidak tahu apa motifnya, tetapi ini jelas mengganggu kerja jurnalistik,” ujar salah seorang wartawan yang enggan disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sehari sebelumnya, pada Minggu (27/04/2025) malam, warga setempat bersama Bimaspol Polsek Rawalumbu berhasil mencegah upaya pelarian pihak penyalur tenaga kerja yang diduga terlibat dalam praktik ilegal. Kejadian ini berlangsung di Blok C-14, Kelurahan Duren Jaya, tempat ruko tersebut berada.
Warga mulai mencurigai pemindahan barang dari ruko tersebut, yang dilakukan secara mendadak, sebagai upaya melarikan diri setelah kasusnya viral.
“Kami curiga mereka mau kabur setelah kasus ini mendapat perhatian luas. Karena itu, kami memblokir truk yang akan mengangkut barang-barang dari ruko tersebut,” ujar Slamet, seorang warga yang terlibat dalam aksi tersebut.
Kasus ini mencuat setelah seorang korban, Dian Okta, membagikan pengalamannya melalui media sosial.
Dian mengaku telah dirugikan sebesar Rp600.000 oleh oknum penyalur tenaga kerja yang diduga melakukan praktik penipuan.
“Saya diminta membayar uang administrasi, tetapi setelah itu tidak ada kabar mengenai pekerjaan yang dijanjikan,” ungkapnya.
Modus serupa kerap terjadi di Bekasi dengan target utama para pencari kerja yang berharap mendapatkan kesempatan pekerjaan.
Para korban sering kali dijanjikan pekerjaan dengan imbalan pembayaran administrasi, tetapi tidak pernah mendapatkan kepastian kerja.
Pihak kepolisian kini tengah mendalami kasus ini guna mengusut jaringan pelaku dan memastikan bahwa praktik ilegal ini tidak terus berulang.
Kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih jasa penyalur tenaga kerja serta melakukan verifikasi legalitas perusahaan sebelum melakukan pembayaran administrasi.
Sementara itu, insiden intimidasi terhadap jurnalis yang tengah melakukan peliputan juga mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.
Kebebasan pers harus tetap dijaga agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan transparan terkait kasus-kasus yang berdampak pada publik.
Warga Bekasi berharap bahwa penanganan kasus ini dapat dilakukan dengan transparan dan segera ditindaklanjuti oleh aparat berwenang.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk semakin waspada terhadap modus penipuan yang menyasar para pencari kerja, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Kasus ini juga mengingatkan akan pentingnya perlindungan terhadap jurnalis dalam menjalankan tugasnya sebagai penyampai informasi kepada masyarakat.