BEKASI – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Bekasi tengah merancang ulang mekanisme pelaksanaan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) sebagai langkah proaktif untuk memperkuat keamanan dan mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Program Siskamling yang telah berjalan sejak pekan lalu kini memasuki tahap evaluasi mendalam untuk memastikan efektivitasnya di masa mendatang.
Pemerintah Daerah berupaya mengubah Siskamling dari sekadar kegiatan rutin menjadi sistem keamanan terpadu yang modern dan partisipatif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Satpol-PP Kota Bekasi, Nesan Sudjana, mengonfirmasi bahwa evaluasi ini bertujuan untuk merumuskan sebuah sistem yang lebih terstruktur dan adaptif terhadap tantangan keamanan di kota urban seperti Bekasi.
“Jadi memang sekarang kita lagi mempelajari dulu sistemnya seperti apa ke depannya. Program ini merupakan bagian dari penguatan keamanan lingkungan secara menyeluruh,” ucap Nesan kepada jurnalis rakyatbekasi.com, Rabu (17/09/2025).
Pembangunan Infrastruktur Keamanan di Tingkat RW
Langkah awal dalam mekanisme baru ini adalah penguatan infrastruktur fisik di tingkat Rukun Warga (RW). Satpol-PP menargetkan setiap RW di Kota Bekasi memiliki sarana keamanan yang memadai.
”Saat ini kita perlu membangun yang namanya Pos Ronda atau Pos Siskamling di masing-masing RW agar paling tidak ada satu pos tersebut di setiap wilayah,” jelas Nesan.
Menurutnya, pembangunan Pos Siskamling bukan hanya sebagai simbol, melainkan fondasi untuk membangun kepedulian dan kebersamaan antara masyarakat dengan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas).
”Pembangunan ini juga akan dibarengi dengan pemasangan portal ataupun kamera CCTV di titik-titik rawan. Tujuannya jelas, jangan sampai wilayah itu kecolongan maling ataupun mengalami gangguan Kamtibmas lainnya,” sambungnya.
Keterlibatan Aktif Warga sebagai Kunci Sukses
Nesan Sudjana menegaskan bahwa teknologi dan infrastruktur tidak akan berarti tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat.
Program Siskamling yang baru ini dirancang untuk mendorong rasa kepemilikan warga terhadap keamanan lingkungannya.
”Keterlibatan dan kepedulian aktif dari masyarakat adalah ruh dari program ini. Kami ingin warga berperan aktif dalam menjaga keamanan lingkungan,” tegasnya.
Ia mencontohkan respons cepat masyarakat saat terjadi insiden keamanan beberapa waktu lalu sebagai bukti bahwa potensi kepedulian komunal di Kota Bekasi sangat tinggi.
”Seperti contoh kemarin terhadap aksi penyerangan di Polres dan DPRD, semua masyarakat turun untuk menjaga lingkungan, sama-sama menjaga kampung dalam mengantisipasi itu,” kenangnya.
Sinergi Aparatur dan Kewaspadaan Dini
Untuk memastikan program ini berjalan optimal, Satpol-PP akan terus berkoordinasi dengan aparatur kewilayahan, mulai dari lurah, camat, hingga tokoh masyarakat setempat.
Sinergi ini penting untuk menyusun pola Siskamling yang paling efektif sesuai dengan karakteristik setiap wilayah.
”Karena tanpa keterlibatan masyarakat dan dukungan aparat setempat, sistem ini tidak akan berjalan optimal. Justru yang kita harapkan adalah tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung jawab bersama,” ujar Nesan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Siskamling modern ini bukan hanya sekadar ronda malam.
”Ini adalah bagian dari sistem kewaspadaan dini (early warning system) yang bisa mencegah terjadinya gangguan keamanan sebelum meluas. Apalagi Kota Bekasi ini adalah kota urban dengan mobilitas masyarakat yang tinggi. Kalau kita tidak punya sistem keamanan yang kuat di tingkat wilayah, dikhawatirkan akan lebih rawan,” tutupnya.
Bagaimana pendapat Anda mengenai revitalisasi program Siskamling di Kota Bekasi? Bagikan pandangan Anda di media sosial dan ikuti terus perkembangan berita ini di platform kami.
Eksplorasi konten lain dari Rakyat Bekasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.