Israel, yang saat ini meningkatkan operasi militer di Gaza menjelang kemungkinan invasi darat, terlihat aktif menggunakan media sosial di Amerika Serikat untuk memaparkan kejahatan yang dilakukan oleh Hamas.
Hal ini dilakukan tak lama setelah Elon Musk berkunjung ke Israel selama jeda pertempuran yang berlangsung empat hari.
Menurut laporan The Messenger, di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, akun @Israel yang dikelola oleh tim Diplomasi Digital Kementerian Luar Negeri Israel, memposting iklan yang tampak dalam feed pengguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Iklan tersebut menunjukkan foto-foto dari Kibbutz Be’eri yang hancur, sebagai bukti serangan teror oleh Hamas.
Lebih dari 100 korban jiwa ditemukan di Kibbutz tersebut setelah serangan teroris pada hari Sabtu, dan total korban tewas lebih dari 1.300 orang.
https://twitter.com/harooncx7/status/1731404218412806571
Ini merupakan screenshot salah satu iklan yang dilihat oleh The Messenger, diambil dari platform X.
Belum jelas apakah X memungut biaya untuk iklan tersebut, sejauh mana jangkauannya, atau apakah iklan tersebut ditargetkan kepada pengguna tertentu.
The Messenger telah menghubungi kedutaan besar Israel di Washington D.C. dan konsulat di New York City untuk memberikan komentar, namun belum mendapat balasan.
Seorang juru bicara X juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Penggunaan iklan di media sosial oleh Israel untuk mengumpulkan dukungan untuk menyebarkan propaganda bukanlah hal baru.
Ini menandai strategi baru dalam perang informasi, di mana negara-negara menggunakan platform media sosial untuk mempengaruhi opini publik global terkait konflik militer dan politik.