Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia pada periode 18–25 September 2025. Kondisi ini dipicu oleh pengaruh Bibit Siklon Tropis 90W di Laut Filipina dan Siklon Tropis MITAG di Laut Cina Selatan, yang membentuk area perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi).
Menurut Prospek Cuaca Mingguan BMKG, kedua sistem ini berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan signifikan di berbagai wilayah, dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga sangat lebat.
“Selama sepekan ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif,” tulis BMKG, dikutip Minggu (21/09/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Detail Pergerakan Siklon
- Bibit Siklon Tropis 90W
- Lokasi: Laut Filipina
- Kecepatan angin maksimum: 35 knot
- Tekanan minimum: 1002 hPa
- Arah pergerakan: Barat Laut
- Potensi menjadi siklon tropis dalam 24 jam: Kategori peluang tinggi
- Siklon Tropis MITAG
- Lokasi: Laut Cina Selatan
- Kecepatan angin maksimum: 50 knot
- Tekanan minimum: 1002 hPa
- Arah pergerakan: Barat – Barat Laut
BMKG menjelaskan bahwa interaksi kedua sistem ini dengan faktor atmosfer global, regional, dan lokal membuat atmosfer berada dalam kondisi labil, mendukung pembentukan awan konvektif yang memicu hujan lebat.
“Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat lebat,” lanjut BMKG.
“Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi,” demikian peringatan BMKG.
Wilayah dengan Potensi Hujan Lebat
BMKG memetakan potensi hujan lebat pada dua periode utama:
Periode 19–21 September 2025
- Hujan sedang: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.
- Siaga hujan lebat–sangat lebat: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.
- Angin kencang: Jawa Barat, NTT, Sulawesi Selatan.
Periode 22–25 September 2025
- Hujan sedang: Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.
- Siaga hujan lebat–sangat lebat: Papua Pegunungan, Papua.
Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem
BMKG mengidentifikasi beberapa faktor yang memperkuat potensi cuaca ekstrem:
- Konvergensi dan konfluensi angin di Laut Cina Selatan, Laut Filipina, Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Laut Jawa, hingga Laut Seram.
- Labilitas atmosfer yang tinggi dan kelembapan udara yang basah di lapisan rendah hingga menengah.
- Pengaruh gelombang atmosfer seperti Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby ekuator yang meningkatkan suplai uap air.
Dampak yang Perlu Diwaspadai
BMKG mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap:
- Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.
- Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
- Gelombang laut tinggi di perairan tertentu.
Imbauan BMKG
- Waspada perubahan cuaca mendadak, terutama hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
- Hindari berada di ruang terbuka saat hujan petir, jauhi pohon besar dan bangunan rapuh.
- Pastikan saluran drainase berfungsi baik untuk mencegah genangan.
- Pantau informasi cuaca terkini melalui website BMKG, aplikasi InfoBMKG, dan kanal media sosial resmi.
“BMKG mengingatkan pentingnya memantau secara rutin informasi cuaca melalui kanal resmi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik agar tidak menimbulkan genangan,” tambah BMKG menegaskan.
Tetap waspada dan pantau terus pembaruan prakiraan cuaca BMKG agar aktivitas Anda tetap aman di tengah potensi cuaca ekstrem.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.








































