Menjelang Pemilu serentak tahun depan, disebut juga Pilpres 2024, Google Indonesia menegaskan untuk memberantas misinformasi dan merekomendasikan informasi yang akurat.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mendukung integritas pemilu di Indonesia, sekaligus memutuskan untuk tidak menampilkan iklan politik di platformnya.
Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik YouTube Indonesia, Danny Ardianto, mengatakan bahwa Google memiliki tim ahli yang bekerja untuk melawan misinformasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mempermudah masyarakat untuk menemukan berita yang kredibel tentang pemilu dari berbagai sumber. Di Google Search, pengguna akan melihat link video dari debat resmi dari mitra terpilih saat mencari query terkait pemilu,” ujar Danny di acara #YukPahamiPemilu bersama Google di Jakarta, Rabu (20/09/2023).
Di YouTube, Google juga merekomendasikan konten dari sumber berita yang kredibel, termasuk live streaming debat dari berbagai mitra berita terpercaya.
Tidak Ada Iklan Politik
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Putri Alam, mengungkapkan bahwa perusahaan memilih untuk tidak menampilkan iklan politik di Indonesia.
“Ini merupakan keputusan lokal kami. Kami lebih mengedepankan yang aman daripada bisnis,” kata Putri.
Keputusan ini diambil meski berpotensi mengurangi pemasukan bisnis Google. Putri mengaku bahwa Google sudah tidak menyediakan iklan politik di Indonesia sejak pemilu 2019.
Kampanye Anti-Misinformasi
Google juga meluncurkan beberapa kampanye, seperti “Recheck Sebelum Kegocek” dan “Pause Dulu”, yang bertujuan untuk membantu pemilih mengenali dan menghindari misinformasi.
Kampanye ini diharapkan bisa memutus rantai penyebaran misinformasi, yakni sharing tanpa verifikasi.
Google menyebut ada tiga taktik manipulasi informasi yang sering digunakan, yaitu merusak reputasi, manipulasi gambar dan video, serta manipulasi emosi.
Perusahaan berkomitmen untuk memerangi taktik-taktik ini melalui berbagai inisiatif dan kampanye.