Pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar sudah digelar Ahad. (20/11/2022) kemarin. Seiring dengan dimulainya acara, banyak penggemar sepak bola menyoroti bola resmi yang digunakan. Al Rihla, namanya itu ternyata buatan dari kota industri di Madiun, Indonesia. Produksi Bola itu khusus untuk gelaran sepak bola empat tahunan tersebut.
“Al Rihla si bola resmi Piala Dunia 2022 di Qatar adalah bola buatan Indonesia yang diproduksi di Madiun. Adidas mempercayakan Global Way Indonesia di Madiun untuk memproduksi bola yang bakalan ditendang oleh bintang-bintang sepakbola dunia,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Juni lalu.
Nama Al Rihla berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘perjalanan’, merupakan bola ke-14 buatan PT Global Way bersama Adidas. Lokasi produksinya berada di Indonesia dan China. Namun, 70 persen atau lebih banyak dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keunggulan Al Rihla daripada bola-bola Piala Dunia yang telah Adidas produksi ada pada sisi kecepatan. Bola baru itu klaimnya mampu membantu pemain untuk mewujudkan permainan sepak bola modern yang menuntut pergerakan bola dengan cepat.
Untuk mendukung itu, Adidas sebagai merek yang menaunginya menyuntikkan Al Rihla dengan dua teknologi terbaru, yaitu CTR-Core dan Speedshell. CTR-Core adalah inovasi Adidas pada bagian inti bola yang dapat meningkatkan akurasi dan konsistensi pergerakan bola, terutama di udara.
Adapun melalui teknologi Speedshell, Al Rihla memiliki peningkatan pada sistem aerodinamika yang bertujuan menyempurnakan akurasi, stabilitas, dan membantu untuk hadirkan tembakan yang lebih presisi.
Speedshell itu mendukung dengan bahan kulit polyurethane yang menjadi bahan bola dengan tekstur mikro dan makro serta memiliki bentuk panel yang terdiri dari 20 bagian.
Franziska Loeffelmann, Direktur Desain Grafis Sepak Bola dan Perangkat Keras Adidas, menuturkan, pihaknya berusaha memfasilitasi permainan sepak bola yang semakin cepat, baik dalam perpindahan bola maupun pada pergerakan pemain. Dengan dasar itu, Adidas melakukan penelitian dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadirkan Al Rihla.
Inovasi
Desain baru ini memungkinkan bola mempertahankan kecepatannya lebih tinggi secara signifikan saat bergerak di udara. Al Rihla adalah buah dari inovasi radikal kami yang ingin menciptakan bola tercepat dan terakurat hingga saat ini.
”Desain baru ini memungkinkan bola mempertahankan kecepatannya lebih tinggi secara signifikan saat bergerak di udara. Al Rihla adalah buah dari inovasi radikal kami yang ingin menciptakan bola tercepat dan terakurat hingga saat ini,” kata Loeffelmann dalam keterangannya.
Tanda kecepatan yang menjadi ciri khas Al Rihla juga Adidas tuangkan pada warna dan grafis di permukaan bola. Grafis Al Rihla berbentuk segitiga yang memadukan siluet warna biru, jingga, kuning, dan hitam.
Perpaduan warna itu ibaratnya sebagai cahaya mutiara yang mencerminkan kecepatan permainan yang terus meningkat.
Grafis warna di Al Rihla klaimnya akan menghadirkan tampilan visual yang berbeda ketika menyaksikan pergerakan bola itu di lapangan hijau.
Kehadiran Al Rihla menandakan Adidas kembali berani mengeksplorasi warna untuk produksi bola. Pasalnya, pada Telstar 18, bola untuk Piala Dunia 2018, Adidas hanya menggunakan warna dasar putih dengan warna hitam pada motif.
Selain menjadi bola tercepat, Al Rihla akan menjadi bola paling ”hijau” yang pernah ada untuk sepak bola. Al Rihla adalah bola pertama terbuat dengan tinta dan lem berbahan dasar air.
Adidas menjual versi matchball Al Rihla di laman penjualan resmi dan retail di seluruh dunia dengan harga 150 pounds atau Rp 2,8 juta.