PA GMNI Dorong Penyelenggara Negara Terapkan Etika Bernegara Berbasis Pancasila

- Jurnalis

Minggu, 23 Maret 2025 - 15:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dialog Nasional bertajuk “Etika Bernegara Pancasila” yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PA GMNI di Sekretariat PA GMNI Jakarta, Sabtu (22/03/2025).

Dialog Nasional bertajuk “Etika Bernegara Pancasila” yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PA GMNI di Sekretariat PA GMNI Jakarta, Sabtu (22/03/2025).

Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) mengingatkan pentingnya penerapan etika bernegara yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila oleh para penyelenggara negara.

Imbauan ini disampaikan dalam Dialog Nasional bertajuk “Etika Bernegara Pancasila” yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PA GMNI di Sekretariat PA GMNI Jakarta, Sabtu (22/03/2025).

Dialog ini diadakan sebagai respons terhadap kondisi Indonesia yang dinilai mengalami defisit demokrasi.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua Umum PA GMNI, Prof. Arief Hidayat, menekankan bahwa etika bernegara Pancasila merupakan seperangkat nilai yang mengatur tindakan pejabat negara dan publik dalam menjalankan tugas dengan keadilan, tanggung jawab sosial, dan transparansi.

Menurutnya, penerapan nilai-nilai ini sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

“Etika bernegara Pancasila adalah seperangkat nilai yang mengatur tindakan pejabat negara dan pejabat publik dalam menjalankan tugas keadilan, tanggung jawab sosial, transparansi. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan,” ujar Prof. Arief Hidayat dalam sambutannya.

Pentingnya Supremasi Sipil dalam Demokrasi Pancasila

Prof. Arief Hidayat mengingatkan bahwa sistem demokrasi Pancasila yang dirancang oleh para pendiri bangsa bertujuan untuk menegakkan supremasi sipil, sebagaimana diatur dalam konstitusi.

Ia juga menyoroti bahwa Indonesia bukan sekadar negara hukum biasa (common law), melainkan negara hukum yang berkeadilan dan berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Dalam berpolitik, ekonomi, dan sosial budaya, semua harus disinari oleh nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, tanpa mengacu pada agama tertentu. Rule of ethics harus berada di atas hukum positif,” tambahnya.

Namun demikian, ia juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap kecenderungan yang terjadi di negara-negara dengan tingkat spiritualitas tinggi, di mana korupsi, kriminalitas, dan pelanggaran HAM justru lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan tingkat atheisme yang rendah.

Menurutnya, fenomena ini menjadi kenyataan yang berbahaya bagi Indonesia.

Dialog Nasional bertajuk “Etika Bernegara Pancasila” Dialog Nasional ini dihadiri oleh para aktivis GMNI serta alumni GMNI dari berbagai unsur partai politik dan penyelenggara negara

Pandangan Para Pemikir dan Akademisi

Dialog Nasional ini turut menghadirkan sejumlah tokoh penting, seperti Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, Guru Besar Emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara; Letnan Jenderal TNI (Purn.) Agus Widjojo, mantan Gubernur Lemhanas; serta Dr. Sukidi, akademisi dan peneliti yang fokus pada isu sosial dan politik. Acara ini juga disiarkan secara daring ke seluruh cabang PA GMNI di Indonesia.

Pengamat kebhinekaan, Dr. Sukidi, menyampaikan bahwa bangsa ini perlu kembali kepada pemikiran para pendiri bangsa, terutama Bung Karno, yang menjadikan Pancasila sebagai bintang penuntun dalam berbangsa dan bernegara.

“Bung Karno menyatakan bahwa Pancasila adalah bintang penuntun dalam bersikap berbangsa dan bernegara. Menjadikan Pancasila sebagai sumber dari etika bernegara adalah langkah yang harus kita ambil,” jelas Sukidi, yang juga merupakan doktor lulusan Harvard University.

Ia menambahkan bahwa akar-akar kejahatan seperti korupsi dan upaya kekuasaan yang mengurangi peran supremasi sipil harus segera diputus. Demokrasi, menurutnya, harus selalu berlandaskan pada rule of law.

Sementara itu, Romo Franz Magnis Suseno menyoroti pembusukan yang terjadi dalam demokrasi Indonesia sejak era reformasi.

Menurutnya, pengaruh oligarki semakin kuat, mengalahkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesungguhnya.

“Para politisi tidak lagi melayani rakyat, tetapi mencari kesempatan untuk memperkaya diri,” ujar Prof. Franz Magnis Suseno.

Harapan untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia

Dialog Nasional ini dihadiri oleh para aktivis GMNI serta alumni GMNI dari berbagai unsur partai politik dan penyelenggara negara.

Para peserta sepakat bahwa penerapan etika bernegara berbasis Pancasila adalah langkah penting untuk memperbaiki kondisi demokrasi Indonesia yang tengah menghadapi tantangan besar.

Dengan dialog ini, PA GMNI berharap dapat mendorong para penyelenggara negara untuk kembali kepada nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka, demi menciptakan Indonesia yang lebih adil, transparan, dan berkeadilan.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

KPK Ingatkan Sanksi Administratif bagi 13.710 Pejabat yang tak Setor LHKPN
13.710 Pejabat Wajib Lapor tak Setor LHKPN ke KPK
Luncurkan TV Marhaen, PA GMNI Serukan Konsolidasi Nasionalis untuk Kembalikan Politik ke Jalan Ideologis
Mulai Tahun Depan, Muhammadiyah Gunakan KHGT untuk Penetapan Awal Ramadan dan Lebaran
Ini Dia Jadwal Ganjil-Genap, Oneway dan Contraflow di Jalan Tol Saat Arus Balik Lebaran 2025
Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin 31 Maret 2025
Hari Raya Idul Fitri 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Kata Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Pemerintah
Timnas Indonesia vs Bahrain: Prediksi Line Up, Head to Head dan Perbandingan Peringkat FIFA

Berita Terkait

Selasa, 15 April 2025 - 14:42 WIB

KPK Ingatkan Sanksi Administratif bagi 13.710 Pejabat yang tak Setor LHKPN

Selasa, 15 April 2025 - 14:17 WIB

13.710 Pejabat Wajib Lapor tak Setor LHKPN ke KPK

Sabtu, 12 April 2025 - 18:31 WIB

Luncurkan TV Marhaen, PA GMNI Serukan Konsolidasi Nasionalis untuk Kembalikan Politik ke Jalan Ideologis

Jumat, 4 April 2025 - 08:03 WIB

Mulai Tahun Depan, Muhammadiyah Gunakan KHGT untuk Penetapan Awal Ramadan dan Lebaran

Selasa, 1 April 2025 - 15:25 WIB

Ini Dia Jadwal Ganjil-Genap, Oneway dan Contraflow di Jalan Tol Saat Arus Balik Lebaran 2025

Berita Terbaru

error: Content is protected !!