Politikus PDI Perjuangan, Deddy Sitorus mengkritik pihak-pihak yang menuding pemerintah sebagai pengguna buzzer terbanyak. Padahal, penuduh tersebut juga memanfaatkan jasa buzzer itu sendiri.
Deddy mengungkapkan, dari sejumlah partai politik (parpol) yang ada, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menurutnya adalah pihak yang paling banyak dan paling kuat buzzer-nya.
“PKS paling punya banyak buzzer, paling kuat, paling vokal kita tahu lah. Kita tidak usah berdebat soal teknis disini, soal buzzer kan sama saja,” jelasnya secara virtual melalui YouTube MNC Trijaya FM bertajuk ‘Polemik 2023 Tahun Turbulensi Politik’, Sabtu (07/01/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut dia mengatakan, sebagai sesama pengguna jasa buzzer, sebaiknya jangan saling menjelek-jelekan.
“Makanya soal itu, masyarakat semua dan semua parpol punya. Jadi makanya saya berharap gini loh, kita harus mengakui bahwa pertarungan atau kontestasi politik ini harus menjadi sebuah jalan peradaban. Kita tidak boleh mengatakan bahwa kita benar, yang lain salah,” terangnya.
Ia juga menegaskan, tidak ada yang salah dengan keberadaan para buzzer, menggunakan jasa mereka pun sah-sah saja.
Asalkan dimanfaatkan dengan baik, tambahnya, salah satunya sebagai sarana promosi ide.
“Tidak salah, silakan punya buzzer, silakan punya robot sekalipun, tapi tolong lah kontennya how to promote our ideas,” tegasnya.
Terkait peran buzzer dalam kontestasi Pemilu 2024, Deddy meyakini, dengan perkembangan teknologi saat ini, tentu fenomena tersebut akan kembali mewarnai tahun politik di Indonesia.
“Saya kira pasti terjadi dengan perkembangan teknologi seperti sekarang dengan budaya media sosial sekarang. Yang jadi persoalan adalah apakah teknologi itu, media sosial itu digunakan untuk mendorong perpecahan atau untuk saling mengajukan gagasan-gagasan yang berbeda untuk Indonesia masa depan,” pungkasnya. (mar)