Sebanyak 130 pemuda Jawa Barat mengikuti Kemah Kebangsaan yang bertempat di Kabupaten Garut, pada 11-12 Desember 2021.
Acara yang merupakan rangkaian dari Pembumian Pancasila digelar GMKI dan Gempar ini, bertujuan menciptakan karakter pemuda pemersatu, Pancasilais, dan antiradikalisme dengan menghadirkan sejumlah pemateri seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat Ridwansyah Yusuf Achmad, Tenaga Ahli Mabespolri Bidang Radikalisme dan Toleransi, Islah Bahrawo; serta aktivis Jakatarub, Wawan.
Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, pemuda harus memupuk kecintaannya terhadap Tanah Air dan menyebarluaskan semangat toleransi. Hal ini, merupakan salah satu kandungan utama dari Pancasila yang harus dipahami semua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pancasila itu kesepakatan, (bagaimana) membangun rumah Indonesia agar lestari dan abadi karena ada perjanjian,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil.
Hal ini pun, menurut Kang Emil, mendorong dirinya untuk terus melakukan edukasi kebangsaan kepada siapapun terutama generasi muda.
Kang Emil menjelaskan tentang pentingnya menghargai perbedaan dan melihat kebhinekaan sebagai anugerah dari Tuhan, bukan sebagai kebencian. “Pancasila adalah kesepakatan untuk membangun rumah Indonesia yang lestari,” katanya.
Kang Emil menilai, adanya generasi muda yang terpapar paham radikal dikarenakan sejumlah faktor seperti pengetahuan agama yang minim, pendidikan, hingga persoalan ekonomi.
“Itu nyata,” kata dia.
Menurutnya, ideologi Pancasila apabila diganggu oleh perang pemikiran maupun paham menyimpang lainnya harus dilawan dengan pemberian pemahaman Pancasila mendalam secara bertahap. “Jadi kalau diganggu perang pemikiran, maka harus kita lawan,” tutup Kang Emil.
Menurut Koordinator kegiatan, Pranjani H L Radja, tema dari kegiatan ini adalah merajut kebhinekaan, membumikan nasionalisme, dan menjunjung Pancasila.
“Kebersamaan pemuda lintas agama dengan camping dan api unggun ini menjadi rangkaian kegiatan yang harapannya dapat menciptakan budaya toleransi antar umat beragama,” katanya.
Dengan begitu, kata dia, implementasi wawasan kebangsaan terwujud dan menjadi bukti partisipasi pemuda dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui persamaan HAM. “Di setiap jalannya pemerintahan di Indonesia khususnya Jawa Barat,” katanya.
Sementara menurut Aktivis perempuan, Salsabila Syaira, Kemah Kebangsaan ini pun tepat untuk mengikis pandangan-pandangan terhadap perempuan sebagai masyarakat kelas dua. Adanya penilaian bahwa perempuan sulit melawan dominasi dan patriarki berdampak terhadap mudahnya kaum hawa tersebut terbawa arus.
“Sehingga perempuan lebih mudah terpapar dan jadi sasaran kelompok radikalisme dan intoleran. Jadi acara ini sangat efektif untuk memicu pikiran kritis kelompok perempuan untuk mengambil posisi sosial yang kuat,” katanya.
Koordinator acara, Andreas Simanjuntak, menilai, sudah saatnya pemuda berperan aktif melawan hal-hal yang berkaitan dengan radikalisme dan intoleran khususnya di media sosial. “Sehingga dapat memitigasi tindakan intoleran di khususnya di Jawa Barat,” katanya.
Ketua KNPI Jawa Barat Ridwansyah Yusuf Achmad memastikan pihaknya akan menggelar Kemah Kebangsaan di kabupaten/kota lainnya. “Jika status pandemi covid-19 terus membaik, Kemah Kebangsaan ini bisa dipastikan akan dilanjutkan demi membumikan Pancasila,” katanya. (*)