Camat Jatiasih Ashari mengatakan, melalui pemeriksaan, pihaknya kurang lebih menerima sebanyak 31 pertanyaan yang ditanyakan oleh petugas buntut dugaan netralitas tersebut.
“Pertama memang pertanyaannya bercampur antara data pribadi dan materi, jumlahnya 31 pertanyaan. Tetapi memang secara materi pertanyaan, saya belum bisa mengungkapkan. Karena prinsip dasar ini merupakan dari klarifikasi yang dilakukan Bawaslu,” ucap Asharie usai memberikan keterangan di Gedung Bawaslu Kota Bekasi, Selasa (09/01/2024).
Asharie pun menyatakan bahwa kehadirannya hari ini ke Bawaslu adalah sebagai bentuk komitmen kooperatif dirinya sebagai ASN untuk dimintai keterangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Prinsip dasar saya hadir disini memenuhi panggilan dari Bawaslu sebagai salah satu Camat yang terperiksa. Prinsip dasar bahwa tidak ada niat apapun terkait dengan proses yang kami lakukan dalam olahraga, pada tanggal 29 Desember 2023 silam,” ungkapnya
Selain itu, Asharie juga menyangkal bahwa ada muatan politis di dalam pertandingan sepakbola antar kecamatan yang dilakoni pihaknya, melainkan hanya kegiatan olahraga biasa.
“Lebih kepada bagaimana membangun silaturahmi antar aparatur kecamatan se-Kota Bekasi. Nanti bawaslu yang akan menyampaikan apa yang menjadi klarifikasi dari hasil komunikasi saya (menyoal pamer jersey nomor urut 2 itu sengaja atau tidaknya). Karena itu bagian dari materi, saya tidak dapat menyampaikan sesuatu setelah proses ini. Saya pikir kita hormati proses selanjutnya,” imbuhnya
Saat ditanyakan perihal kronologi pamer Jersey tersebut, Ashari hanya menjawab diplomatis bahwa realita di lapangan tidak bisa dijelaskan secara terperinci.
“Saya yakini tidak akan ada perintah. Bahasa pribadi saya adalah, 90 persen masyarakat Kota Bekasi memiliki handphone, artinya bicara kecerdasaan yang kita yakini sama rata. Belo’on sekali kalau aparatur sengaja melakukan (melanggar netralitas ASN) hal itu,” ujarnya berkelit.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya