Nyon – UEFA akhirnya memindahkan venue Final Liga Champions 2021/2022. Dari sebelumnya di Saint Petersburg, menjadi Paris. Final Liga Champions sejatinya akan dihelat di Kretovsky Stadium, Saint Petersburg 28 Mei mendatang. Ini jadi kali kedua Rusia jadi tuan rumah ajang tersebut setelah yang pertama di Luzhniki Stadium, Moskow, tahun 2008.
Sayangnya karena invasi Rusia ke Ukraina sudah menimbulkan gejolak yang luar biasa di negara Beruang Merah tersebut. Alhasil hal ini akan membahayakan banyak pihak jika partai final tetap dihelat di sana.
Maka dari itu UEFA langsung mengadakan rapat Komite Eksekutif (Exco), Jumat (25/2/2022). Dari hasil rapat tersebut dinyatakan bahwa Saint Petersburg tak lagi jadi tempat perhelatan Final Liga Champions 2021/2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai tuan rumah pengganti Saint Petersburg adalah Paris. Venue stadionnya adalah Stade De France dan jadi final pertama yang dihelat di sana sejak 2006 saat Barcelona bertemu Arsenal.
Tak cuma dicabut haknya sebagai tuan rumah Final Liga Champions, Rusia juga kehilangan kesempatan menggelar pertandingan di bawah bendera UEFA. Itu artinya semua klub Rusia dan juga Ukraina serta tim nasionalnya masing-masing harus bertanding di venue netral selama masih tampil di kompetisi Eropa.
“Komite Eksekutif UEFA baru saja menggelar rapat luar biasa terkait situasi keamanan di Eropa,” ujar pernyataan resmi UEFA.
“Komite Eksekutif UEFA memutuskan untuk memindahkan venue Final Liga Champions 2021/2022 dari Saint Petersburg ke Stade de France di Saint-Denis. Pertandingan akan dihelat pada Sabtu 28 Mei pukul 21.00 malam waktu setempat.”
“UEFA mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron atas dukungan serta komitmennya, sehingga pertandingan sepakbola Eropa paling prestise bisa dipindah ke Prancis di tengah krisis seperti ini.”
“UEFA bersama pemerintah Prancis dengan dukungan penuh seluruh pemangku kepentingan berusaha memastikan keselamatan para pesepakbola di Ukraina dan keluarganya yang lagi berjuang menghadapi penderitaan, kehancuran, dan pembantaian.”