Momentum Sejarah: Pemuda Demokrat dan Pancasila
Di tengah arus perubahan zaman, Pemuda Demokrat Indonesia memperingati dua momen bersejarah yang menjadi fondasi perjuangan bangsa: Hari Ulang Tahun Pemuda Demokrat ke-78 dan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025.
Perayaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi panggilan bagi generasi muda untuk terus bergerak, berpikir, dan bertindak demi cita-cita Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Pemuda Demokrat: Ujung Tombak Perjuangan
Sebagai bagian dari gerakan marhaenis yang dipelopori oleh Bung Karno, Pemuda Demokrat Indonesia menegaskan komitmennya untuk tidak berkompromi terhadap segala bentuk penindasan dan ketimpangan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Organisasi ini hadir sebagai pemuda progresif-revolusioner, yang percaya bahwa perubahan tidak datang dari kenyamanan, tetapi dari keberanian untuk melawan.
“Kita bukan generasi yang tunduk pada status quo, bukan pula pemuda yang tenggelam dalam gemerlap kapitalisme dan pragmatisme politik. Kita adalah pemuda yang berani berpikir merdeka dan bertindak revolusioner,” ujar Ketua DPC Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi, M Jesada Jonathan kepada rakyatbekasi.com, Minggu (31/05/2025).
Pancasila: Ideologi Pembebas
Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi ideologi pembebas yang lahir dari penderitaan rakyat dan gelora juang melawan kolonialisme.
Di tengah upaya sebagian elite untuk mereduksi Pancasila menjadi jargon kosong, Pemuda Demokrat berkomitmen untuk menghidupkannya kembali sebagai alat perjuangan politik, ekonomi, dan kebudayaan.
“Hanya dengan menjadikan Pancasila sebagai praksis nyata, bangsa ini akan keluar dari ketergantungan dan ketidakadilan,” tegasnya.
Tantangan dan Tugas Pemuda Demokrat
Saat ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ketimpangan pembangunan, pemuda yang dijauhkan dari persoalan kebangsaan, hingga neoliberalisme yang terus menjajah dalam bentuk baru. Oleh karena itu, Pemuda Demokrat harus hadir sebagai pelopor, bukan sekadar penonton.
Beberapa langkah konkret yang harus dilakukan:
- Membangun kesadaran politik di kalangan anak muda.
- Membela hak-hak rakyat pekerja dan kelompok marhaen.
- Memperkuat gerakan komunitas untuk menghadapi ketidakadilan.
- Menyatukan kekuatan progresif demi menghadang dominasi kapitalisme global.
Marhaenisme: Jalan Hidup, Bukan Nostalgia
Marhaenisme bukan sekadar kenangan masa lalu, tetapi jalan hidup yang harus diwujudkan dalam aksi nyata.
Dari advokasi pedagang kecil, pembelaan terhadap buruh, hingga pendidikan politik bagi generasi muda, semua menjadi bagian dari perjuangan Pemuda Demokrat dalam menjaga kedaulatan bangsa.
“Demokrasi sejati hanya mungkin lahir jika rakyat jelata menjadi subjek utama dalam proses politik dan pembangunan,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.































