Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bekasi menyebut tingkat okupansi hunian hotel di wilayahnya pada awal tahun ini cenderung menurun, meskipun masih bisa bertahan di atas 50 persen.
Ketua PHRI Kota Bekasi, Yogi Kurniawan, menyatakan bahwa perayaan Isra Mi’raj dan Imlek kemarin merupakan salah satu momentum di awal tahun dengan adanya libur panjang.
Namun, tren pengunjung hotel di awal tahun 2025 tergolong menurun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Wajar, karena masih awal tahun, semua orang bersukaria di tahun baru. Di awal tahun ini memang pertumbuhannya agak lambat, okupansi pun sedikit menurun,” ujar Yogi saat dikonfirmasi rakyatbekasi.com, Jumat (28/02/2025).
Menurut Yogi, situasi ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan momentum Tahun Baru 2025 kemarin, di mana tingkat okupansi hotel di Kota Bekasi berkisar antara 60 sampai 70 persen bahkan lebih. Sementara itu, periode awal tahun ini angkanya berkisar antara 50 sampai 60 persen.
“Penurunan okupansi hotel tersebut secara otomatis ikut menurunkan omset bisnis perhotelan. Meskipun pengusaha hotel di Kota Bekasi masih bisa bertahan tanpa mengurangi karyawan. Selama tidak di bawah 50 persen, itu masih bisa bertahan,” jelas Yogi.
Yogi berpendapat bahwa para pengusaha hotel di Kota Bekasi tetap optimis bahwa bisnis perhotelan akan kembali menggeliat pada momentum berikutnya sepanjang tahun 2025.
Momentum terdekat, menurutnya, adalah bulan Ramadan hingga menjelang hari raya.
“Kami optimis seperti tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa momentum di bulan-bulan tertentu yang InsyaAllah bisa meningkatkan kembali okupansi hotel dan restoran,” ujarnya.
Dengan demikian, diharapkan industri perhotelan di Kota Bekasi dapat terus bertahan dan berkembang, meskipun mengalami penurunan okupansi pada awal tahun ini.
Para pengusaha hotel diharapkan dapat memanfaatkan momentum-momentum tertentu untuk meningkatkan tingkat hunian dan omset bisnis mereka.