JAKARTA – Ketua Satuan Tugas Monkeypox (Cacar Monyet) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari merekomendasikan tenaga kesehatan (nakes) sebagai penerima prioritas vaksin cacar monyet.
“Sama seperti yang sebelumnya pemberian vaksin tidak untuk semua yang bersifat massal. Tapi indikasi terbatas, artinya pasien kontak erat, tenaga kesehatan, serta populasi risiko tinggi, misalnya untuk kasus yang di-tracing. Jadi vaksin memang bukan untuk meniadakan penyakit tapi untuk meminimalisir,” kata Hanny dalam pertemuan secara virtual, Rabu (21/09/2022) siang.
“Kan ada 15 laboratorium seluruh Indonesia yang mendapatkan tugas untuk melakukan pemeriksaan untuk identifikasi virus monkeypox ini. Jadi, terutama untuk tenaga-tenaga kesehatan di lokasi-lokasi tersebut,” lanjut Hanny.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dimana berdasarkan penelitian, penyakit menular ini dominan terjadi di kalangan homoseksual dan biseksual.
“Kalau hal itu diakui oleh pasien tentunya akan kita golongkan dalam kelompok yang berisiko atau prioritas untuk mendapatkan vaksin,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah memesan 2.000 dosis vaksin monkeypox produksi Bavarian Nordic untuk melindungi masyarakat dari risiko penularan.
“Dari vaksinasi, kita sudah memesan vaksinnya 2.000 dosis dari Bavarian Nordic dibantu KBRI Denmark, karena ada vaksin monkeypox di sana,” kata Budi.
Sementara terkait pengobatan terhadap pasien monkeypox, ia mengaku cukup dengan obat-obatan yang masih relevan dengan cacar biasa. (*)