Sebanyak 50 orang petugas Pemilu 2024 di Jawa Barat meninggal usai pelaksanaan pemungutan suara. Aliansi aktivis Jawa Barat mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar memberi apresiasi maksimal kepada para petugas pemilu yang meninggal dan sakit.
Ketua Aliansi Aktivis Jabar Indrajit Rai Garibaldi menegaskan sikap pihaknya berada bersama para petugas pemilu yang dinilai sangat berjasa saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
“Kalau tidak ada KPPS, tidak akan berjalan Pemilu 2024. Saat ini juga kami mengetahui ada anggota KPPS yang sakit dan meninggal. Kami juga sudah lakukan kajian maka dari itu kami ada bersama KPPS,” kata Indrajit Rai dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Senin (26/02/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Humas KPU Jabar Chaerulman Setia Nugraha mengungkapkan pihaknya menjamin akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal maupun yang sakit sesuai dengan regulasi.
“Akan diberikan santunan baik dari pemerintah daerah, KPU kabupaten/kota, dan sampai saat ini kami masih inventarisasi data yang masuk kepada kami. Yang sakit pun mendapatkan santunan, sesuai regulasi undang-undang,” kata Chaerulman, Minggu (25/2/2024).
Chaerulman menyebutkan lembaga penyelenggara pemilu Provinsi Jawa Barat, mencatat sebanyak 50 orang petugas Pemilu 2024 meninggal setelah pelaksanaan pemungutan suara yang terdiri dari 28 kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), 20 petugas keamanan dan ketertiban (PAM) Tempat Pemungutan Suara (TPS), serta dua orang Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Sementara untuk petugas pemilu yang sakit, Chaerulman mengaku belum bisa berkomentar lebih, karena sampai saat ini pihaknya masih melakukan inventarisasi data untuk petugas pemilu yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan akibat Pemilu 2024.