KOTA BEKASI – 9.164 calon siswa tingkat SMP di Kota Bekasi terancam tidak bisa melanjutkan pendidikannya.
Hal ini terjadi karena minimnya daya tampung siswa di sekolah SMP sederajat di Kota Bekasi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Berdasarkan data, lulus SD sederajat baik negeri maupun swasta di Kota Bekasi sebanyak 44.640 siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan daya tampung sekolah SMP sederajat baik negeri maupun swasta hanya 35.296 siswa.
Hal ini diungkapkan oleh Reza Iriawan selaku Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan Kota Bekasi atau AMMPI, saat berunjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi di Jalan Lapangan Bekasi Tengah Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
Reza berharap Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pendidikan, membuat kebijakan agar tidak ada siswa yang putus sekolah karena permasalahan minimnya daya tampung SMP di kota Bekasi tersebut.
“Segera cari jalan keluar sebagai solusi terbaik untuk masa depan pendidikan di Kota Bekasi. Untuk solusi kami kembalikan kepada pihak terkait. Kami disini hanya kontrol kebijakan,” ujarnya, Kamis (14/07/2022)
Unjukrasa sempat diwarnai aksi menendang gerbang masuk kantor Dinas Pendikan yang dilakukan oleh massa aksi.
Namun begitu, aksi masih berlangsung kondusif dengan penjagaan ketat petugas Kepolisian dan Satpol PP.
Untuk menenangkan situasi, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Krisman Irwandi kemudian menemui massa untuk melakukan dialog.
9.164 calon siswa tersebut, berdasarkan pendataan Disdik, saat ini mereka ada yang mendaftar sekolah di luar Kota, ada yang masuk pondok pesantren serta ada juga yang mengikuti sekolah kejar paket B.
“Tidak ada siswa yang putus sekolah,” tegasnya.
Usai berdialog, massa aksi dari AMPPI kemudian membubarkan diri dengan tertib.
Kini, kondisi depan kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi yang sempat macet sebagai imbas aksi unjukrasa, saat berita ini dibuat sudah kembali normal. (mar)