Pemilu 2024 menyajikan inovasi menarik dengan hadirnya teknologi Application Programming Interface (API) KPU yang memungkinkan pengambilan data hasil penghitungan suara dari foto C1 secara otomatis.
Situs pihak ketiga seperti data-pemilu.pages.dev memanfaatkan API ini untuk menyajikan data yang lebih mudah diakses dan dianalisis oleh publik.
Data-pemilu.pages.dev merupakan situs pihak ketiga yang melakukan scraping atau pengambilan data dari foto C1 yang telah diunggah dari situs resmi KPU (pilkada2024.kpu.go.id) menggunakan teknologi API yang disediakan oleh KPU secara terbuka dan open source.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Developer situs ini telah memberikan keterangan dan membagikan source code-nya di laman GitHub, platform yang digunakan banyak programmer untuk menyimpan dan berbagi kode.
Namun, di tengah antusiasme masyarakat, muncul pertanyaan mengenai tingkat kepercayaan terhadap teknologi ini.
Seperti para pendukung dan tim sukses Paslon nomor urut 1 Pilkada Kota Bekasi, Heri Koswara – Sholihin yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini misalnya, masih memiliki keraguan terhadap teknologi tersebut.
Padahal, teknologi API telah terbukti handal dalam berbagai bidang, dan kode sumbernya pun telah dipublikasikan secara terbuka, memungkinkan siapa saja untuk memeriksa dan memverifikasi keakuratannya.
Muhammad Adi Fajrin, pegiat teknologi asal Teluk Pucung, Bekasi Utara, menyatakan keheranannya jika para pendukung dan tim sukses Paslon nomor urut 1 Pilkada Kota Bekasi, Heri Koswara – Sholihin, yang notabene didominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mempercayai teknologi ini, mengingat mereka dikenal sangat kritis terhadap hal-hal ilmiah.
“Aneh saja jika PKS tidak mempercayai teknologi ini, secara mereka dikenal sangat kritis terhadap hal-hal ilmiah,” ujarnya.
Adi Fajrin menambahkan bahwa para pendukung dan tim sukses Paslon nomor urut 1 Pilkada Kota Bekasi, Heri Koswara – Sholihin bisa membuat situs serupa dengan menggunakan teknologi API yang telah dipublikasikan oleh KPU.
“Mereka bisa membuat web serupa dengan menggunakan teknologi API yang telah dipublish oleh situs KPU, atau jika masih tidak percaya juga, silakan saja hitung manual foto C1 yang telah diunggah di web KPU tersebut,” jelasnya.
Mengapa penting untuk percaya pada teknologi ini? Transparansi adalah kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap proses pemilu.
Dengan API, masyarakat dapat secara mandiri memverifikasi hasil penghitungan suara dan mengurangi potensi kecurangan.
Selain itu, teknologi ini juga dapat mempercepat proses rekapitulasi dan mengurangi beban kerja petugas KPPS.
Tentu, masih ada potensi bias dalam data yang diambil dari foto C1, seperti kesalahan dalam pengisian formulir atau masalah pencahayaan saat pengambilan gambar.
Namun, developer situs data-pemilu.pages.dev telah berupaya meminimalisir hal ini dengan melakukan berbagai validasi data.
Pertanyaan mendasar yang perlu kita jawab adalah: Apakah kita lebih percaya pada sistem manual yang rentan terhadap kesalahan manusia, atau pada sistem otomatis yang transparan dan dapat diverifikasi secara publik?
Perdebatan mengenai teknologi API KPU ini membuka ruang bagi diskusi yang lebih luas tentang bagaimana kita membangun kepercayaan publik terhadap sistem pemilu di era digital.
Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana teknologi ini bekerja dan manfaatnya.
Di sisi lain, penyelenggara pemilu perlu terus meningkatkan kualitas data dan transparansi proses, sehingga kepercayaan publik dapat terus tumbuh.