Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

- Jurnalis

Kamis, 7 November 2024 - 10:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi Hereditas.

ilustrasi Hereditas.

Proses pertumbuhan individu merupakan fenomena kompleks yang memerlukan interaksi dari berbagai faktor, entah itu dari faktor internal maupun eksternal.

Studi perkembangan dan psikologi sering kali membahas dua faktor utama yang mempengaruhi proses perkembangan individu: faktor lingkungan dan hereditas atau keturunan.

Dua faktor ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan individu pada berbagai aspek, seperti fisik, kognitif, emosional, dan sosial, yang sering kali menjadi perbincangan yang menarik.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa teori dari ilmu perkembangan dan psikologi telah diciptakan untuk menjelaskan dinamika interaksi antara lingkungan dan faktor keturunan.

Hereditas bisa dijelaskan sebagai keseluruhan ciri khas individu yang diwariskan dari orang tua kepada anak, mencakup segala potensi baik secara fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi.

Karakteristik seperti kecerdasan, temperamen, dan potensi bakat tertentu dipengaruhi oleh gen-gen yang diwariskan dari orang tua.

Dipengaruhi faktor genetik, ada juga beberapa kondisi kesehatan dan gangguan mental yang terpengaruh, seperti diabetes atau depresi.

Sementara itu, lingkungan mencakup segala sesuatu di luar faktor genetik yang memengaruhi perkembangan seseorang. Ini termasuk keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, dan lingkungan sosial.

Lingkungan punya peranan penting dalam membentuk nilai, sikap, dan keterampilan individu. Contohnya, anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendorong pembelajaran cenderung mengalami perkembangan kognitif yang lebih baik.

Memahami interaksi antara hereditas dan lingkungan memungkinkan pendidik dan orang tua untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif dan membantu pengembangan optimal pada setiap anak.

Oleh karena itu, pemahaman yang seimbang tentang faktor-faktor ini sangatlah penting dalam mendukung perkembangan yang sehat dan positif bagi individu.

Baca Juga:  Dewan Gerindra Kota Bekasi Terkena Serangan Jantung Usai Interupsi di Sidang Paripurna

Ada 3 pendekatan utama mengenai bagaimana faktor-faktor berperan dalam perkembangan manusia yaitu Teori Empirisme, Teori Nativisme dan Teori Konveregensi.

1.  Teori Empirisme

Secara etimologi, empirisme berasal dari bahasa Yunani yaitu empiria yang berarti pengalaman indrawi. Empirisme adalah suatu aliran filsafat yang memberikan tekanan pada pengalaman sebagai pengetahuan.

Teori empirisme dalam psikologi pendidikan menekankan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

Tokoh utama, John Locke, menggambarkan manusia sebagai “tabula rasa” atau kertas kosong yang diisi oleh pengalaman hidup.

Dalam konteks pendidikan, ini berarti bahwa pendidik memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kemampuan siswa, karena lingkungan dan pengalaman mereka menentukan perkembangan individu.

Teori ini optimis bahwa pendidikan dapat mengubah perilaku dan potensi siswa sesuai harapan pendidik.

Menurut Teori Empirisme pengalaman menawarkan pengetahuan yang tepat dan langsung tentang benda-benda yang diamati.

Hal ini menunjukkan bahwa tanpa pengalaman aktual, pikiran rasional tidak dapat berfungsi. Pengalaman indrawi, yang diperoleh melalui panca indera, merupakan sumber utama pengetahuan. Teori Empirisme mempunyai beberapa asumsi dasar, yaitu sebagai berikut:

  1. Manusia dapat dididik apa saja (ke arah yang baik maupun buruk), semua tergantung dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.
  2. Peran guru, orang tua dan lingkungan sangat penting karena akan menentukan dan mendidik anak atau peserta didik sesuai dengan keinginannya.
  3. Perkembangan seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan, pendidikan dan pengalaman yang diterima sejak kecil.
Baca Juga:  Mediasi Sengketa Pasar Jatiasih dengan Vendor, Pj Wali Kota Bekasi: PT MSA Mangkir

Dalam teori ini, Faktor bawaan dari orang tua (faktor genetik) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan  berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.

Teori empirisme dalam psikologi pendidikan memiliki beberapa kelemahan. Pertama, empirisme sangat bergantung pada pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Namun, pengalaman ini tidak selalu mencerminkan kenyataan objektif, sehingga bisa menyesatkan.

Kedua, indra manusia memiliki keterbatasan dan tidak selalu akurat. Hal ini membuat kita sulit membedakan antara fakta yang sebenarnya dan khayalan.

Ketiga, karena empirisme mengandalkan pengalaman yang bersifat subjektif, pengetahuan yang diperoleh menjadi tidak pasti. Ini berarti kita tidak bisa selalu yakin bahwa apa yang kita pelajari benar-benar akurat atau dapat dipercaya.

2. Teori Nativisme

Teori nativisme dalam psikologi pendidikan mengatakan bahwa perkembangan seseorang lebih banyak ditentukan oleh faktor bawaan yang sudah ada sejak lahir, seperti genetik dan potensi yang diwariskan dari orang tua.

Menurut teori ini, setiap anak dilahirkan dengan bakat dan kemampuan tertentu yang akan tumbuh sesuai dengan apa yang mereka miliki sejak lahir.

Jadi, fokus pendidikan seharusnya adalah menemukan dan mengembangkan bakat tersebut, bukan mengubah sifat dasar anak.

Dalam teori nativisme, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia.

Pertama, faktor genetik sangat penting karena anak mewarisi sifat dan bakat dari orang tua mereka.

Misalnya, jika orang tua memiliki bakat dalam musik, kemungkinan besar anak juga akan memiliki bakat yang sama.

Kedua, kemampuan anak berperan dalam menemukan dan mengembangkan potensinya. Anak perlu didorong untuk mengenali bakat yang ada dalam diri mereka agar bisa tumbuh dengan baik.

Baca Juga:  Komposisi Para Pembantu Prabowo-Gibran, Antara 'Zakken Kabinet' dan Koalisi Partai

Ketiga, pertumbuhan anak juga mempengaruhi bagaimana mereka mengenali minat dan bakatnya.

Jika anak tumbuh dengan baik, mereka cenderung lebih aktif dan responsif terhadap kemampuan yang dimiliki.

Teori ini menekankan bahwa semua faktor ini sudah ada sejak lahir dan tidak dapat diubah oleh pendidikan.

3. Teori Konvergensi

Teori konvergensi dalam psikologi pendidikan adalah pendekatan yang menggabungkan dua hal penting: faktor bawaan (seperti genetik) dan lingkungan (pengalaman). Menurut teori ini, perkembangan seseorang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.

Misalnya, jika seseorang memiliki bakat tertentu, bakat itu tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan dari lingkungan yang tepat, seperti pendidikan atau pengalaman.

Di sisi lain, lingkungan yang baik juga tidak cukup untuk membantu seseorang jika mereka tidak memiliki potensi bawaan.

Jadi, teori konvergensi menekankan bahwa kedua faktor ini sama-sama penting dalam proses belajar dan perkembangan manusia.

Terlepas dari ketiga teori tersebut, kita selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Keyakinan dan iman kepada-Nya memberikan kita kekuatan dan petunjuk dalam menghadapi berbagai tantangan.

Meskipun teori-teori tersebut memberikan wawasan tentang perkembangan manusia, kehadiran Tuhan tetap menjadi sumber harapan dan bimbingan yang tak ternilai.

Penulis : Dian Cahya Anbiya [NIM: 11230150000003]

Editor : Bung Ewox

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Komposisi Para Pembantu Prabowo-Gibran, Antara ‘Zakken Kabinet’ dan Koalisi Partai
Sebuah Tinjauan untuk Tingkatkan Kegemaran Membaca Masyarakat Kota Bekasi
Anies Rasyid Baswedan (bukanlah) Budak Joko Widodo
Mereka Merangsek Ikut Kontestasi di Tengah Seruan Netralitas ASN
Pecat Ketua KPU Kota Bekasi demi Pilkada Serentak 2024 yang Jujur, Adil dan Demokratis
Polemik Pj Wali Kota Bekasi, Isu Mutasi Pejabat Eselon II Sarat dengan Kepentingan?
Pantang Membebek, Jokowi Guncang Dunia
Dampak Revolusi Teknologi Informasi terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 10:34 WIB

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 16:21 WIB

Komposisi Para Pembantu Prabowo-Gibran, Antara ‘Zakken Kabinet’ dan Koalisi Partai

Rabu, 17 Juli 2024 - 15:37 WIB

Sebuah Tinjauan untuk Tingkatkan Kegemaran Membaca Masyarakat Kota Bekasi

Sabtu, 15 Juni 2024 - 09:21 WIB

Anies Rasyid Baswedan (bukanlah) Budak Joko Widodo

Senin, 22 April 2024 - 03:01 WIB

Mereka Merangsek Ikut Kontestasi di Tengah Seruan Netralitas ASN

Berita Terbaru

error: Content is protected !!