Ini Dia Polemik Pendaftaran PSE Kominfo, Dari Pasal Karet hingga Judi Online

- Jurnalis

Sabtu, 6 Agustus 2022 - 14:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kewajiban pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) menyajikan sejumlah permasalahan yang menuai pro dan kontra, mulai dari soal judi online hingga pajak. Yang jelas, ada nuansa inkonsistensi di dalamnya.

Kewajiban pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) menyajikan sejumlah permasalahan yang menuai pro dan kontra, mulai dari soal judi online hingga pajak. Yang jelas, ada nuansa inkonsistensi di dalamnya.

Aturan pendaftaran PSE Lingkup Privat itu sendiri tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 5 Tahun 2020 tentang PSE Lingkup Privat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kementerian awalnya menetapkan tenggat awal pendaftaran pada 21 Juli.

Bahkan Warganet sempat dibuat deg-degan dengan ancaman blokir terhadap platform populer seperti WhatsApp hingga Google.

Usai tenggat pertama terlewati, Kominfo memberi masa teguran lima hari kerja sebelum melakukan pemutusan akses alias pemblokiran, yakni pada 29 Juli.

Tak mendaftar atau terkesan cuek hingga tenggat kedua, PayPal, Yahoo!, Steam, DOTA, CS Go, Origin.com, dan Epic Games tak bisa beroperasi.

Pengguna di dunia maya berteriak melalui tanda pagar atau hastag #BlokirKominfo. Kecuali Epic Games, sejumlah platform telah pulih kembali, sementara dan tetap, karena desakan publik dan terpenuhinya syarat pendaftaran meski telat.

Untuk lebih lengkapnya, berikut 5 hal seputar polemik PSE Kominfo:

1.Pemblokiran Platform Game dan Paypal

Pada Sabtu (31/07/2022)pekan lalu, Kominfo menyatakan telah memblokir akses Paypal, Yahoo! Search Engine, Origin.com, Xandr.com, Steam, Dota2, Counter-Strike, dan Epic Games.

Pemblokiran itu meramaikan pembicaraan publik di media sosial. Kementerian Kominfo menjadi sasaran kemarahan pengguna Twitter yang ramai-ramat mencuitkan tanda pagar #BlokirKominfo.

Baca Juga:  Komandan Kodim 0507/Bekasi Peringatkan seluruh Jajarannya agar Hindari Judi Online

Bahkan setelahnya kalangan yang tidak setuju dengan aturan ini mengkritik pemerintah melalui petisi di Change.org yang sudah ditanda tangani lebih dari 19.000 orang dan terus bertambah.

Petisi ini diinisiasi oleh Fiqi Amd. Dalam keterangan petisi itu tertulis permintaan kepada Kominfo untuk tidak memblokir Steam, dota, PayPal, Counter Strike, Origin, dan Epic Games.

Alasannya, pemblokiran platform elektronik ini dapat mematikan konten kreator, gamer, pro player, e-sport, dan lainnya.

2.Pasal Karet

Di mata Nenden Sekar Arum, Kepala Divisi Kebebasan Berekspresi Southeast Asian Freedom of Expression Network (SAFEnet) seperti dikutip inilah.com mengungkapkan, masalah yang muncul dari pemblokiran belakangan ini hanyalah secuil dari banyaknya problematika pada Permenkominfo 5/2020.

Menurut dia, pasal-pasal dalam peraturan tersebut berpotensi melanggar hak asasi, seperti hak atas privasi dan hak atas kebebasan berekspresi. “Banyak pasal karet,” kata Nenden.

Jauh sebelum ribut-ribut pemblokiran PayPal dan beberapa platform populer lainnya, Peraturan Menkominfo 5/2020 memang menuai kritik sejak terbit pada November 2020.

Sejumlah pasal dalam peraturan tersebut terkesan hanya rentan untuk jadi salahgunakan karena bisa menuai beragam penafsiran.

PSE yang terdaftar, misalnya, bisa aksesnya tercabut jika memuat atau memfasilitasi informasi dan dokumen elektronik yang masuk klasifikasi larangan.

Masalahnya, Permenkominfo 5/2020 menyatakan, satu klasifikasi informasi atau dokumen elektronik yang melarang itu adalah jika meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum.

Beberapa waktu yang lalu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta secara terbuka mengajak publik menggugat peraturan tersebut, juga tindakan-tindakan Kementerian Kominfo yang merugikan masyarakat.

Baca Juga:  Mulai Beroperasi Besok! Akses Tol Cimanggis-Cibitung Masih Gratis

3.Judi online

Sengkarut aturan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang Kominfo canangkan menimbulkan pro kontra. Bahkan, Kominfo belum lama ini ternilai plin-plan terhadap aturannya mengenai Judi Online.

Anggapan plin plan mencuat ketika maraknya situs judi online berjubah game yang terbukti terdaftar sebagai PSE Lingkup Privat di laman resmi milik Kominfo.

Situs yang Kominfo maksud seperti, Domino Qiu Qiu, Topfun, Pop Domino, MVP Domino, Pop Poker dan lain sebagainya. Kominfo melalui Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan menyebut, 15 situs yang semula diduga sebagai platform judi hanyalah permainan.

Tak lama berselang Kominfo memberi kabar jika situs-situs tersebut memang terbukti sebagai PSE yang berpotensi menimbulkan perputaran uang ilegal.

Maka dari itu Kominfo melakukan pemblokiran terhadap ke-15 Sistem Elektronik tersebut.

4.PSE Asing untuk Keadilan Pajak

Kebijakan wajib daftar PSE menurut beberapa kalangan mendukung dan memiliki sejumlah manfaat bagi para user atau pelaku digital.

Ia menjabarkan sejumlah poin yang pertama adalah agar pemerintah memiliki sistem koordinasi untuk seluruh PSE yang beroperasi di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Video Games Indonesia (AVGI) Angki Trijaka mengatakan, aturan PSE ini dinilai dapat mewujudkan keadilan termasuk pungutan pajak. Menurutnya banyak publisher game yang beredar tidak punya representative kantornya di Indonesia tapi banyak di negara-negara asalnya.

“Mereka mengambil keuntungan dari Indonesia tapi Indonesia tidak mendapatkan manfaat dari pemasukan yang mereka dapatkan cukup besar dari pengguna kita,” katanya.

Meski begitu beberapa platform diketahui sudah taat membayar pajak seperti Steam. Namun tetap diblokir Kominfo meski sudah melakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan membayarkannya kepada DJP meskipun belum melakukan pendaftaran.

Baca Juga:  Anda Sulit Berimajinasi, Lupa Wajah Pacar? Bisa Jadi Itu Gejala Aphantasia

5.Transparansi Pendaftaran PSE

Menyoal transparansi pendaftaran manual PSE seperti raksasa teknologi Google yang tak juga tampak dalam daftar di laman Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat Asing hingga berita ini terbit. Meskipun, kedua pihak sudah sama-sama mengakui pendaftaran itu.

Kominfo lebih dulu mengaku soal terdaftarnya Google yang ia katakan melalui metode manual. “Kita barusan dapet kabar, Google itu mendaftarkan empat lagi tambahan selain kemarin (Rabu, 20/07) mendaftarkan Cloud dan Ads-nya, sekarang mereka mendaftarkan YouTube, Search Engine, dan Play Store, dan Google Maps,” ungkap Semuel, dalam konferensi pers virtual dari Labuan Bajo, NTT, Kamis (21/07).

Keesokan harinya, Google membenarkan pendaftaran itu. “Betul, PT Google Indonesia dan PT Google Cloud Indonesia sudah berstatus terdaftar,” demikian keterangan dari perwakilan Google, Jumat (22/07).

Pengamat TI dari ICT Institute Heru Sutadi mengatakan harusnya tidak ada alasan layanan PSE banyak sehingga tidak bisa daftar online semacam Google bukan perusahaan yang asing dalam hal penggunaan layanan online.

“Bila tidak ada bukti pendaftaran manual yang disampaikan ke publik, wajar jika publik curiga mereka tidak daftar tapi disampaikan ke publik seolah sudah mendaftar,” ungkapnya. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Berita Terkait

Total Deposit Rp293,4 Miliar, 197 Ribu Remaja Usia 11-19 Tahun Kecanduan Judi Online
Microsoft Bing Hadirkan ‘Artificial Intelligence’, Akses Informasi Lebih Efisien dan Komprehensif
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih Juara III Derap Kerja Sama Jakarta 2024
Pertamina Patra Niaga SHAFTHI Raih Trophy KERIS Kehormatan Nusantara CSR Awards 2024
Donald Trump Jadi Target Penembakan saat Kampanye di Pennsylvania
Berkat Program Sedekah Umroh, Kini Masyarakat Kecil Bisa Pergi Ke Tanah Suci
Ini Dia Sepuluh Cara Berhenti Kecanduan Judi Online
Similarweb Ungkap 10 Situs Dewasa Paling Sering Dikunjungi, Ini Daftarnya

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 20:51 WIB

Total Deposit Rp293,4 Miliar, 197 Ribu Remaja Usia 11-19 Tahun Kecanduan Judi Online

Jumat, 26 Juli 2024 - 09:24 WIB

Microsoft Bing Hadirkan ‘Artificial Intelligence’, Akses Informasi Lebih Efisien dan Komprehensif

Minggu, 21 Juli 2024 - 22:31 WIB

Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih Juara III Derap Kerja Sama Jakarta 2024

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:48 WIB

Pertamina Patra Niaga SHAFTHI Raih Trophy KERIS Kehormatan Nusantara CSR Awards 2024

Minggu, 14 Juli 2024 - 07:11 WIB

Donald Trump Jadi Target Penembakan saat Kampanye di Pennsylvania

Berita Terbaru

ilustrasi Pilkada Serentak 2024.

Pilkada 2024

Pilkada Kota Bekasi 2024 Harus Damai Tanpa Hoax dan Isu SARA

Jumat, 26 Jul 2024 - 16:26 WIB