Kualitas Udara Makin Buruk, Komisi IV Soroti Lemahnya Pengawasan KLHK terhadap Pabrik

- Jurnalis

Selasa, 15 Agustus 2023 - 10:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana Kota Jakarta yang Tertutup Polusi Udara.

Suasana Kota Jakarta yang Tertutup Polusi Udara.

JAKARTA – Kualitas udara yang semakin kotor saat ini, terutama di DKI Jakarta mulai menjadi sorotan publik.Bahkan tak sedikit kalangan figur publik yang mulai meminta pemerintah untuk gerak cepat (gercep) mengatasi hal ini, karena mulai banyaknya yang terserang penyakit.Anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan pun turut bersuara dan meminta agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLHK) memperhatikan pabrik yang berada di sekitar Jakarta.“Asap dari pabrik industri juga menjadi salah satu polusi yang sangat fatal dan berdampak pada kualitas udara. Oleh karena itu, (saya) mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk melakukan evaluasi berkala terhadap pabrik untuk tetap mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dimiliki,” terang Daniel dalam keterangan yang diterima, Selasa (15/08/2023).“Jika terbukti melanggar, Pemda harus berani ambil tindakan mencabut izin usahanya,” sambungnya.Tak hanya itu, legislator dari fraksi PKB ini juga menyebut bahwa Pemerintah harus memprioritaskan pengawasan terhadap pabrik-pabrik yang menggunakan bahan bakar batu bara dalam menjalankan operasionalnya.“Sebab, batu bara melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2) yang juga, menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak yang berdampak buruk bagi kesehatan,” ujarnya.“DPR mendorong pemerintah daerah untuk menggalakkan sosialisasi ke pabrik-pabrik agar tidak menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Untuk pabrik-pabrik yang masih menggunakan bahan bakar dari batu bara harus diganti dengan gas,” tambahnya.Ia mengakui bahwa pembakaran batu bara selama satu abad terakhir ini, telah menyebabkan bumi menjadi lebih panas.“Bagi makhluk hidup khususnya manusia, partikel hasil pembakaran batu bara dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan,” imbuhnya.Oleh karena itu, dirinya pun akan turut mendalami masalah ini, ia menilai utamanya penyebab udara kotor ini akibat limbah polusi dari industri melalui cerobong asap. “Terlebih ditambah musim kemarau, yang membuat kualitas udara tidak tercuci,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hotline ‘Lapor Pak Purbaya’ Terima 28.390 Pengaduan dalam 9 Hari, Pelapor Harus Tahu Hal Ini
Nggak Usah Pakai Embel-embel dari Mata Air di Pegunungan, Ahli BRIN: Aqua Jangan Bohongi Konsumen
Sebut Coretax Seperti Buatan ‘Lulusan SMA’, Menkeu Purbaya Rekrut ‘White Hacker’ Ranking Dunia
Sidak Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Air Aqua Subang dari Sumur Bor, Walhi: Itu Drama!
Fakta Baru Pesta Gay Surabaya: 29 dari 34 Peserta Positif HIV, Polisi Tahan Seluruh Tersangka
Resmi! Kemendikdasmen Tetapkan Bahasa Inggris Jadi Mata Pelajaran Wajib Kelas 3 SD Mulai 2027
Cara Pinjam Uang di Koperasi Merah Putih: Panduan Lengkap untuk Anggota dan Pengurus
X Tak Kunjung Bayar Denda Konten Porno, Komdigi Ancam Perberat Sanksi

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 10:21 WIB

Hotline ‘Lapor Pak Purbaya’ Terima 28.390 Pengaduan dalam 9 Hari, Pelapor Harus Tahu Hal Ini

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 09:53 WIB

Nggak Usah Pakai Embel-embel dari Mata Air di Pegunungan, Ahli BRIN: Aqua Jangan Bohongi Konsumen

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 00:04 WIB

Sebut Coretax Seperti Buatan ‘Lulusan SMA’, Menkeu Purbaya Rekrut ‘White Hacker’ Ranking Dunia

Jumat, 24 Oktober 2025 - 08:56 WIB

Sidak Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Air Aqua Subang dari Sumur Bor, Walhi: Itu Drama!

Jumat, 24 Oktober 2025 - 05:48 WIB

Fakta Baru Pesta Gay Surabaya: 29 dari 34 Peserta Positif HIV, Polisi Tahan Seluruh Tersangka

Berita Terbaru

Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca