Penjabat (Pj) Walikota Bekasi Bekasi Raden Gani Muhamad acap kali menyerukan Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
Namun Pj Gani belum betul memahami betapa dinamisnya percaturan politik di kota berjuluk Kota Patriot ini.
Kota yang dihuni 2,3 juta orang lebih dengan luasan lahan 127.388 Km² dengan suara pemilih (Pilpres) sebanyak 1.809.574 yang tersebar di 7.078 Tempat Pemungutan Suara (TPS) memiliki banyak sejarah politik dalam setiap gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kota yang berbatasan langsung dengan Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Jakarta ini terbagi dalam 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan tentunya memiliki daya tarik sendiri bagi orang yang merasa mampu untuk memimpin.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tinggal Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan SDM yang melimpah.
Kontestasi politik elektoral lima tahunan ini, bukan hanya milik kalangan politikus saja. Tokoh masyarakat, tokoh ulama, aktivis, pemuda mahasiswa, pengusaha dan tentunya ASN yang juga memiliki hak suara.
Dengan daya dukung material dan jaringan, sejumlah ASN mencoba untuk “menjajakan” diri pada masyarakat luas.
Kali ini, penulis ingin membahas sekelumit percaturan politik ASN di kancah Pilkada Kota Bekasi yang bakal digelar pada 27 November 2024 nanti.
Di satu sisi, ASN diwajibkan untuk memiliki sikap Netral dalam perpolitikan praktis, namun kenyataan yang ada banyak justru ASN yang berlomba masuk dalam ranah politik praktis.
Hal ini dimungkinkan, karena sanksi yang diterapkan bagi ASN yang berpolitik praktis kurang tegas. Buktinya hampir belum ada ASN yang dipecat karena kedapatan ikut kontestasi dalam politik praktis.
Para ASN terutama yang sudah masuk dalam dunia kemapanan dalam jabatan atau keuangannya merasa bahwa eksistensi dan pengakuan serta popularitasnya akan mendorong karirnya sebagai birokrat semakin moncer. Apalagi bonusnya jika ada partai politik atau Calon Walikota yang menariknya menjadi pendamping, akan berdampak positif pada kehidupannya lima tahun mendatang.
ASN yang berpolitik praktis atau merangsek ke dalam percaturan politik ini dapat menguji kelayakan serta popularitasnya melalui berbagai poling dan survey.
Tentunya ini mudah dan murah, apalagi hasil survey dapat menjadi bargaining sendiri untuk mendongkrak pangkat dan jabatannya sebagai ASN.
Belakangan ada sejumlah nama ASN yang menghiasi survey, bahkan sudah terang benderang asik masuk di berbagai acara politik praktis bertajuk silaturahim.
Direktur RSUD CAM Dr. dr. Kusnanto Saidi, MARS
Sebut saja namanya Dr. dr. Kusnanto Saidi, MARS yang menjabat sebagai Direktur RSUD Chasbullah Abdul Madjid. Dalam beberapa kesempatan ikut dalam acara politik bahkan banyak berita atau tulisan di media sosial menegaskan hal itu.
Tak hanya sebatas pemberitaan, gambarnya di media sosial juga kerap berseliweran bahkan masuk dalam salah satu kandidat Bakal Calon Wali Kota Bekasi dari Partai yang didirikan mantan Presiden RI Suharto yaitu Partai Golongan Karya (Golkar) dimana partai berlogo pohon beringin ini menguasai Kota Bekasi hampir tiga setengah periode di bawah kepemimpinan Rahmat Effendi.
Dengan disebut namanya sebagai salah satu Bakal Calon Wali Kota Bekasi oleh salah satu partai besar, menjadikan Kusnanto Saidi semakin pede, setidaknya hal tersebut dikatakan para pendukungnya.
Namun ini tidak serta merta membuatnya pasti dapat melenggang, karena ada sejumlah nama besar lain yang juga digadang menjadi pesaingnya, diantaranya Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi Ade Puspitasari yang juga putri mantan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Tokoh olahraga dan juga tokoh masyarakat Kota Bekasi Ian Rasyad juga disebut, bahkan ada nama Ketua BKMB Bhagasasi H Aan Suhanda yang juga mantan ASN Kota Bekasi.
Ditambah, saat ini muncul nama lain yang saat ini karir politiknya sedang “menyala”, Faisal. Anggota DPRD Kota Bekasi dua periode ini menjadi Ketua Tim Pemenangan Ranny Fahd Arafiq menjadi Calon Legislatif DPR RI 2024 terpilih yang juga digadang sebagai calon kuat dalam Pilkada Kota Bekasi.
Namun demikian, perlu diingat jabatan Direktur RSUD Kota Bekasi yang telah lama dijabat Kusnanto Saidi ini tentunya sudah memiliki modal banyak keterkenalannya di bidang kesehatan dan pastinya memiliki Orang Dalam (Ordal) di dalam Partai Golkar Kota Bekasi. Selain itu, keuangan pribadinya yang dikabarkan cukup mumpuni untuk maju sebagai salah satu Bakal Calon Wali Kota Bekasi 2024.
Kusnanto Saidi yang juga “Bocah Bekasi “, yakin dirinya akan menjadi salah satu calon alternatif yang mumpuni jika didorong oleh partai golongan karya yang saat ini memiliki delapan kursi.
Menilik dari sejarahnya sebagai ASN yang jabatannya cemerlang, namanya bahkan sempat masuk tiga besar calon Pj Wali Kota Bekasi pada akhir jabatan Tri Adhianto sebagai Wali Kota Bekasi. Artinya nama Kusnanto Saidi sudah memiliki kedekatan khusus dengan para politisi Kali Malang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Dr. H. UU Saiful Mikdar, S. Pd. MM
Nama besar lain yang sepertinya ingin menjajal peruntungan sebagai Bakal Calon Wali Kota Bekasi adalah UU Saiful Mikdar.
Ramai diperbincangkan di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan mengenai survey yang memuat nama Kadis mereka. Bahkan isu ini sudah semakin terang ketika selebaran atau pamflet bergambar UU Saiful Mikdar dengan berlatarbelakang logo partai golongan karya beredar luas di Whatsapp Grup.
Dr. H. UU Saiful Mikdar, S. Pd. MM, bahkan sudah mengusung ajakan dalam selebaran tersebut yang bertuliskan ” Rapatkan Barisan Siagakan Dirimu, Kibarkan Panji Golongan Karya”.
Ini tentunya bukan tanpa sepengetahuan dirinya yang juga pemilik yayasan pendidikan terbesar di Kecamatan Mustika Jaya. Ada istilah tidak ada asap jika tidak ada api, itulah mungkin yang terjadi saat ini.
Namun, memang tokoh pendidikan yang satu ini perlu menjadi perhatian khusus oleh para politisi. Hal ini mengingat karirnya yang selalu bercahaya, tak peduli siapa pimpinan utama Kota Bekasi.
UU Saiful Mikdar juga sangat terkenal keuletannya dalam meniti karir. Terlebih dirinya juga tercatat sebagai salah satu pendatang yang terbilang sukses di Kota Bekasi.
Jabatan Kepala Dinas Pendidikan yang diembannya saat ini memiliki ribuan guru, tenaga kependidikan dan juga siswa, dimana mereka bisa menjadi pasukan inti dalam mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya.
UU Saiful Mikdar juga dikenal masyarakat sebagai salah satu ASN dengan keuangan yang kuat berdasarkan LHKPN yang diserahkan ke KPK.
Bahkan konon katanya, siapa yang tidak mengenal UU Saiful Mikdar di daerah Kecamatan Mustikajaya? Meski minim prestasi dalam jabatanya di Dinas Pendidikan, akan tetapi karirnya justru dimulai dari bawah. UU pernah menjabat guru hingga saat ini menjadi ” Bos ” Para guru se-Kota Bekasi.
Nama UU Saiful Mikdar pun juga sudah sangat melekat dengan para politisi Kali Malang, terlebih jika ada gelaran Penerimaan Peserta Didik Baru. Ini bisa menjadi modal tambahan bagi seorang UU untuk melobi politisi Kali Malang agar mendorongnya menjadi Bekasi Satu atau setidaknya Bekasi Dua pada Pilkada Kota Bekasi 2024.
Sekretaris Kecamatan Rawalumbu Yudistira
Nama lain yang juga sayup – sayup diperbincangkan dari kalangan ASN untuk maju di Pilkada Kota Bekasi adalah Sekretaris Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi Yudistira.
Tokoh Muda Nahdhathul Ulama ini juga memiliki kesempatan untuk ikut dalam kontestasi Pilkada Kota Bekasi. Hal ini didorong beberapa faktor diantaranya ketokohannya dalam kepemudaan karena Alumni PMII ini pernah menjabat sebagai Ketua Ansor Kota Bekasi. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan sejumlah kalangan yang ingin menjadi timnya nanti bila Yudistira dicalonkan.
Asda Kota Bekasi Dr. H. Inayatullah. S.Pd
Sementara ada seloroh yang mengatakan bahwa Tokoh manapun jika ingin maju Wali Kota Bekasi harus menggandeng Orang Bekasi Asli.
Nah ungkapan ini juga mungkin yang menjadi salah satu dasar tokoh ASN lain yang juga cukup ramai disebut sudah mulai “genit” ingin maju sebagai Bakal Calon Walikota Bekasi.
Namanya Dr. H. Inayatullah. S.Pd. Sosok yang satu ini merupakan salah satu perwujudan dari tokoh Kota Bekasi yang juga dekat dengan Ulama. Tak heran banyak organisasi keagamaan yang menyuarakan agar nama ini masuk dalam kontestasi 2024 sebagai Bakal Calon Wali Kota Bekasi.
Memang pada saat ini Inayatullah memegang jabatan yang kurang moncer, hanya sebagai Asda Kota Bekasi setelah digeser dari jabatan awalnya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi.
Akan tetapi perlu diingat, justru sebagai Asda, dirinya leluasa berkomunikasi dengan banyak organisasi di luar pemerintahan.
Hal ini menjadi salah satu kesempatan dirinya “menjual” ide dan gagasanya untuk membangun Kota Bekasi secara langsung pada masyarakat yang ditemuinya dalam berbagai acara.
Sosok Inayatullah juga dikenal dekat dengan salah satu pesantren terbesar di Bekasi yaitu At -Taqwa. Karirnya juga bisa dibilang dimulai dari bawah. Dirinya pernah menjadi seorang guru dan sempat juga merasakan sebagai Kepala Dinas Pendidikan di Kota Bekasi.
Sebagai orang Bekasi Asli, sosok ini juga bisa menjadi salah satu alternatif yang dimungkinkan akan di lirik partai yang ada.
Di tengah dinamisnya percaturan Politik Kota Bekasi, perlu diingat bahwa jika ingin maju sebagai Calon Wali Kota Bekasi, minimal harus mengguasai sepuluh kursi DPRD Kota Bekasi yang saat ini total jumlahnya 50 kursi. Artinya para bakal calon juga harus menyiapkan mental dan keuangan yang cukup untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
Selamat berkontestasi, semoga niat yang tulus dari hati para ASN adalah untuk kemajuan Kota Patriot, bukan hanya sekedar berlomba dalam mengejar dunia semata.
Oleh: Bayu Samudra
- Penyiar dan Reporter Radio Dakta 107 FM Bekasi
- Mantan Ketua Forjas (Forum Jurnalis Bekasi)
- DPC Pemuda Demokrat Kota Bekasi
Penulis : Bayu Samudra
Editor : Bung Ewox