Negeri di Atas Awan Citorek: Simfoni Keindahan Alam dan Kekuatan Kearifan Lokal

- Jurnalis

Selasa, 17 Juni 2025 - 15:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Negeri di atas awan Citorek. (Doc Pribadi)

Negeri di atas awan Citorek. (Doc Pribadi)

Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan alam yang luar biasa, dari pantai yang mempesona hingga pegunungan yang menakjubkan. Salah satu destinasi yang kini mendapatkan sorotan publik adalah Negeri di Atas Awan Citorek, sebuah kawasan wisata yang terletak di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.

Tempat ini menawarkan sebuah pengalaman unik, di mana kabut lembut menyelimuti puncak-puncak pegunungan sehingga pengunjung seolah melayang di atas awan.

Fenomena alam ini tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga membawa kedamaian yang mendalam bagi setiap pengunjung yang melangkah ke sana.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sela-sela keindahan alam yang memukau, terdapat cerita menakjubkan tentang kekuatan sosial masyarakat lokal.

Warga setempat telah bersatu untuk mengelola dan merawat destinasi wisata mereka dengan penuh cinta serta semangat gotong royong. Menurut Kepala Desa Citorek Kidul,

“Kami berkomitmen menjaga keindahan alam dan mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Setiap langkah yang kami ambil adalah cerminan dari kecintaan kami terhadap budaya dan lingkungan.”

Inisiatif warga dalam membangun jalan setapak, pos masuk, dan fasilitas pendukung seperti toilet dan warung menyediakan contoh konkret bahwa pariwisata tidak harus dikelola oleh investor besar, melainkan bisa tumbuh secara organik dari upaya bersama masyarakat setempat.

Masyarakat: Penggerak Utama Pariwisata

Keistimewaan Negeri di Atas Awan Citorek terletak pada peran aktif masyarakat lokal dalam menggerakkan sektor pariwisata.

Tidak seperti destinasi wisata komersial yang sering kali hanya mengutamakan aspek keuntungan, kawasan ini dikelola oleh warga dengan nilai kekeluargaan dan rasa memiliki. Setiap fasilitas yang ada merupakan wujud nyata dari kolaborasi dan kerja keras bersama.

Dalam interaksi dengan para wisatawan, masyarakat Citorek tidak hanya menyuguhkan keramahan yang hangat, tetapi juga mengajak pengunjung untuk belajar mengenai nilai-nilai kebersahajaan, gotong royong, dan pelestarian budaya lokal.

Melalui pertukaran budaya ini, wisatawan mendapatkan wawasan mendalam mengenai kehidupan desa, sedangkan warga meningkatkan kemampuan sosial dan pengetahuan tentang dunia luar.

Interaksi Sosial yang Edukatif dan Inspiratif

Kehadiran ribuan wisatawan dari berbagai daerah menciptakan ruang pertemuan yang lintas budaya. Di sini, interaksi antara pengunjung dan penduduk menjadi sarana edukasi sosial yang sangat berharga.

Wisatawan tidak hanya terpukau oleh panorama alam, tetapi mereka juga mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan langsung kehidupan yang sederhana namun penuh makna di sebuah desa.

Banyak dari mereka yang terinspirasi oleh kearifan lokal dan antusias untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang pengunjung mengungkapkan, “Melihat langsung betapa harmonisnya interaksi di sini membuat saya belajar arti sebenarnya dari kebersamaan.”

Pengalaman ini menjadikan Negeri di Atas Awan Citorek sebagai tempat di mana belajar dan berbagi nilai kepada sesama berjalan beriringan.

Penggerak Ekonomi Lokal Melalui Pariwisata

Dari segi ekonomi, dampak pariwisata di Citorek sangat terasa. Banyak masyarakat yang berhasil mendiversifikasi sumber pendapatan dengan membuka warung makan, menjual hasil pertanian lokal, menyediakan tempat parkir, bahkan menyewakan rumah untuk homestay.

Transformasi ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarga, tetapi juga mendongkrak perekonomian desa secara keseluruhan.

Dana hasil tiket masuk wisata kini digunakan secara transparan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan fasilitas umum, dan kebersihan lingkungan.

Hasil positif tersebut menunjukkan bahwa pariwisata, bila dikelola secara bijak, dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif di tingkat lokal.

Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Dalam menghadapi arus kunjungan wisatawan, tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian alam.

Warga Citorek telah mengambil langkah awal untuk menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan dengan membatasi jumlah pengunjung pada hari-hari tertentu dan menerapkan aturan sederhana yang menjaga kelestarian lingkungan.

Upaya ini merupakan wujud kedewasaan dalam mengelola destinasi wisata yang tidak hanya mengutamakan keuntungan, tetapi juga kesejahteraan dan keberlanjutan alam serta budaya.

Pendekatan ini menginspirasi banyak pihak untuk menerapkan model serupa, di mana dampak positif ekonomi dapat tercapai tanpa mengorbankan identitas serta peninggalan budaya lokal.

Refleksi dan Harapan di Atas Awan

Negeri di Atas Awan Citorek bukan sekadar destinasi foto-foto atau tempat untuk sekadar healing.

Ia melambangkan potensi luar biasa yang dimiliki masyarakat lokal dalam menggerakkan roda perekonomian serta melestarikan warisan budaya dan alam.

Dengan dukungan serta partisipasi aktif dari semua pihak, pariwisata di kawasan ini mampu menyinergikan antara manfaat ekonomis dan sosial secara menyeluruh.

Ini adalah bukti nyata bahwa pariwisata bukan hanya soal bisnis, melainkan juga tentang membangun masa depan yang berkelanjutan dan penuh harapan.

Mari kita dukung destinasi lokal dengan mengunjungi dan merasakan langsung keajaiban Negeri di Atas Awan Citorek.

Jika Anda ingin merasakan pengalaman unik yang menggabungkan keindahan alam, kekuatan sosial masyarakat, dan ekonomi desa yang tumbuh dengan kearifan lokal, inilah saatnya untuk merencanakan perjalanan Anda selanjutnya.

Klik dan eksplorasi lebih jauh, karena setiap langkah kecil mendekatkan kita pada masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan.

Mari kita dukung destinasi lokal, bukan hanya sebagai wisatawan, namun sebagai mitra dalam menjaga alam dan menguatkan masyarakat desa.


Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Penulis : Yayah Komariyah, mahasiswa Universitas Pamulang, Program Studi Akuntansi

Editor : Bung Ewox

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

​ID Pers Jurnalis CNN Dicabut Usai Tanya Kasus MBG ke Presiden Prabowo, Kebebasan Pers Dipertaruhkan
Penonaktifan vs Recall Anggota DPR: Manuver Politik atau Langkah Hukum?
Kekerasan Polisi “Police Brutality” Secara Kolektif Terhadap Demonstran
Ancaman bagi Pelaku Pelecehan Seksual Anak: Pidana Penjara Hingga 15 Tahun dan Denda Miliaran Rupiah
Membongkar Paradoks Korupsi K3: Analisis Kasus OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer
Vonis Tom Lembong dan Perdebatan Mens Rea: Benarkah Niat Jahat Belum Terbukti?
Media Sosial vs Media Tradisional: Siapa Pemenang di Era Disrupsi Informasi?
Ancaman 15 Tahun Penjara dan Denda Rp5 Miliar: Jerat Hukum Pelaku Pelecehan Seksual Anak

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 15:25 WIB

​ID Pers Jurnalis CNN Dicabut Usai Tanya Kasus MBG ke Presiden Prabowo, Kebebasan Pers Dipertaruhkan

Selasa, 9 September 2025 - 11:38 WIB

Penonaktifan vs Recall Anggota DPR: Manuver Politik atau Langkah Hukum?

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 08:51 WIB

Kekerasan Polisi “Police Brutality” Secara Kolektif Terhadap Demonstran

Rabu, 27 Agustus 2025 - 14:49 WIB

Ancaman bagi Pelaku Pelecehan Seksual Anak: Pidana Penjara Hingga 15 Tahun dan Denda Miliaran Rupiah

Minggu, 24 Agustus 2025 - 11:04 WIB

Membongkar Paradoks Korupsi K3: Analisis Kasus OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer

Berita Terbaru

Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca