Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi melaporkan bahwa warga yang terdampak banjir akibat luapan Air Kali Bekasi, yang dipicu kiriman air dari wilayah Bogor pada Senin malam (03/03/2025), mulai mengalami masalah kesehatan seperti batuk, pilek, dan gatal-gatal.
Laporan ini dihimpun dari berbagai Posko Pengungsian yang tersebar di sejumlah titik lokasi terdampak banjir.
“Penyakit yang parah belum begitu menonjol, tetapi yang dominan itu batuk, pilek, dan gatal-gatal, akibat dari kondisi pasca hujan dan genangan air,” ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Fikri Firdaus, dalam keterangannya, Jumat (07/03/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Fikri, situasi terkini menunjukkan bahwa Dinkes Kota Bekasi telah menyalurkan suplai obat-obatan yang diperlukan melalui fasilitas kesehatan (faskes) di tingkat puskesmas.
“Untuk suplai obat kita aman. Meski ada beberapa puskesmas yang terdampak banjir, kami telah mengatur puskesmas substitusi yang siap mendistribusikan obat-obatan sebagai faskes pengganti,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Bekasi, banjir ini telah berdampak pada 132 titik di delapan kecamatan, dengan 23 ribuan kepala keluarga terdampak atau setara dengan 61 ribu warga.
Saat ini, sebagian besar wilayah yang sebelumnya tergenang air telah berangsur surut dan menyisakan lumpur.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto, menyatakan bahwa proses pemulihan di wilayah terdampak masih terus berlangsung secara bertahap.
“Listrik dan air sudah kembali menyala di sebagian besar daerah, dan kami juga mendatangkan tangki-tangki air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Selain suplai air bersih, BNPB bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan bantuan logistik bagi warga terdampak.
Bantuan ini mencakup makanan siap saji, perlengkapan kebersihan, serta dukungan lainnya untuk memastikan masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan aman.
Dinkes Kota Bekasi terus memantau kondisi kesehatan para warga terdampak melalui posko-posko kesehatan yang telah didirikan.
Fokus utama adalah mencegah penyebaran penyakit menular serta memastikan pelayanan kesehatan tersedia bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Proses pemulihan ini diharapkan dapat berlangsung dengan baik, sehingga masyarakat yang terdampak dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
Pemerintah mengimbau warga untuk tetap menjaga kesehatan dan melaporkan jika ada gejala penyakit yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.