BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengambil langkah konkret untuk mengatasi salah satu titik kemacetan terparah di wilayahnya dengan memulai proyek strategis Fly Over (FO) Bulak Kapal.
Tahap awal proyek, yaitu pembebasan lahan, ditargetkan akan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang untuk mengurai simpul kemacetan kronis di perlintasan sebidang kereta api.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan optimismenya bahwa seluruh proses pembebasan lahan dapat dirampungkan pada awal tahun 2026, didukung oleh skema anggaran multi-tahun yang telah disiapkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
”Anggaran sebesar Rp25 Miliar sudah kita siapkan di Anggaran Murni 2025, ditambah Rp25 miliar di APBD Perubahan, dan Rp50 miliar di Anggaran Tahun 2026,” ujar Tri Adhianto kepada jurnalis rakyatbekasi.com, Jumat (26/09/2025).
Skema Anggaran dan Komitmen Pembiayaan
Total anggaran yang dialokasikan Pemkot Bekasi untuk pembebasan lahan mencapai Rp100 Miliar. Tri Adhianto juga menegaskan komitmen dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendanai pembangunan fisik fly over tersebut.
”Mudah-mudahan di tahun 2026, Pak Gubernur Jawa Barat juga konsisten menggelontorkan dana Rp256 Miliar untuk pembangunan fisik FO,” tambahnya.
Meski demikian, terdapat potensi kekurangan dana pembebasan lahan sekitar Rp7 hingga Rp10 Miliar dari perhitungan awal.
Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Bekasi berencana menyesuaikan alokasi anggaran pada tahun 2026.
”Mungkin bisa dinaikkan dari Rp50 Miliar menjadi Rp56 sampai Rp60 Miliar. Sehingga proses pembebasan lahan betul-betul selesai di awal tahun 2026,” jelasnya.
Urgensi Pembangunan: Atasi Macet Akibat Perlintasan Kereta
Pembangunan Fly Over Bulak Kapal dianggap mendesak karena volume kendaraan yang tinggi bertemu dengan frekuensi perjalanan kereta api yang sangat padat di perlintasan sebidang. Hal ini menjadi penyebab utama kemacetan parah di Kecamatan Bekasi Timur.
Sementara itu Kepala Bidang Pertanahan Disperkimtan Kota Bekasi, Teti Handayani, menjelaskan bahwa intensitas perjalanan kereta api menjadi pemicu utama.
”Durasi kedatangan kereta di perlintasan sebidang tersebut sangat singkat, hanya 5 sampai 8 menit sekali. Ini salah satu penyebab utama kemacetan,” ucap Teti saat ditemui di Kantor Kecamatan Bekasi Timur beberapa waktu lalu.
Proyek ini juga sejalan dengan rencana PT KAI yang akan menggagas proyek Double-Double Track (DDT), yang diprediksi akan semakin meningkatkan frekuensi perjalanan kereta.
Detail Lahan Terdampak dan Sosialisasi
Untuk kelancaran proyek, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi gencar melakukan sosialisasi kepada warga yang lahannya akan terdampak.
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), proyek ini membutuhkan:
- Total Lahan: Sekitar 1 Hektar
- Jumlah Bidang Tanah: 74 bidang
- Panjang Fly Over: 768 Meter
Adapun wilayah yang terdampak pembebasan lahan berada di Kecamatan Bekasi Timur, meliputi tiga kelurahan, yaitu:
- Kelurahan Aren Jaya
- Kelurahan Duren Jaya
- Kelurahan Margahayu
Target Konstruksi Fisik pada 2028
Jika proses pembebasan lahan berjalan sesuai target hingga awal 2026, pembangunan konstruksi fisik Fly Over Bulak Kapal diproyeksikan dapat dimulai pada tahun 2027.
Nantinya, fly over ini akan membentang dari Jalan Joyo Martono hingga ke Jalan Pahlawan, menjadi solusi jangka panjang untuk kelancaran lalu lintas di Kota Bekasi.
Bagaimana harapan Anda terhadap realisasi proyek Fly Over Bulak Kapal ini? Sampaikan pendapat Anda di kolom komentar.
Eksplorasi konten lain dari Rakyat Bekasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.