QRIS: Inovasi Pembayaran Digital Nasional
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan sistem pembayaran digital nasional yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) di bawah kepemimpinan Gubernur Perry Warjiyo.
Diperkenalkan sebagai solusi pembayaran non-tunai, QRIS bertujuan mempercepat dan mempermudah transaksi digital lintas sektor di seluruh Indonesia.
Sejak diluncurkan, implementasi QRIS telah merambah sektor transportasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), layanan pendidikan, kesehatan, ritel, bisnis kuliner, hingga pembayaran pajak dan donasi sosial.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerataan Penggunaan QRIS di Berbagai Provinsi Indonesia
Perkembangan adopsi QRIS tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi telah menyebar ke berbagai wilayah, termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Beberapa data capaian daerah menunjukkan antusiasme tinggi terhadap digitalisasi transaksi:
- Provinsi Papua mencatat total transaksi QRIS sebesar Rp1,76 triliun sepanjang 2024, meskipun beberapa daerah masih terkendala jaringan internet.
- Provinsi Aceh mengalami peningkatan signifikan, didominasi oleh generasi Z, dengan 668.579 pengguna per Maret 2025, menurut Agus Chusaini, Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh.
- Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat 310.000 pengguna pada awal 2025, meskipun distribusinya belum merata. BI berkomitmen mendorong perluasan penggunaan QRIS ke seluruh wilayah NTT.
- Gorontalo pun mencatatkan 122.000 pengguna QRIS dalam periode Januari–Februari 2025, menunjukkan respons positif dari masyarakat.
Saat ini, total pengguna QRIS di Indonesia telah mencapai lebih dari 50 juta, dengan jutaan merchant terdaftar, membuktikan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha terhadap sistem pembayaran digital nasional.
Manfaat Ekonomi dan Inklusi Keuangan Berkat QRIS
Kehadiran QRIS tidak hanya berkontribusi pada efisiensi transaksi, tetapi juga:
- Meningkatkan efisiensi ekonomi melalui pengurangan penggunaan uang tunai.
- Mendorong inklusi keuangan dengan memberikan akses kepada masyarakat yang belum memiliki rekening bank.
- Mengakselerasi digitalisasi UMKM dan membantu mereka masuk ke ekosistem ekonomi formal.
Menurut laporan Bank Indonesia, digitalisasi sistem pembayaran berkontribusi langsung pada stabilitas sistem keuangan dan mempercepat transformasi ekonomi digital nasional.
Meski begitu, hingga pertengahan 2025, BI belum merilis secara resmi data komprehensif mengenai dampak ekonomi makro QRIS.
Ekspansi QRIS di Kancah Internasional
Keberhasilan implementasi QRIS di dalam negeri membuka jalan bagi ekspansi global, terutama di negara-negara ASEAN. QRIS kini telah dapat digunakan secara resmi di:
- Thailand
- Malaysia
- Singapura
Lebih lanjut, Jepang akan melakukan uji coba penggunaan QRIS mulai 17 Agustus 2025, sebagai langkah awal penetrasi di Asia Timur.
Kesuksesan ini bahkan disebut memantik perhatian negara besar seperti Amerika Serikat, yang merasa pengaruhnya di sektor pembayaran digital mulai tergeser oleh inovasi regional seperti QRIS.
Selama ini, pasar global didominasi oleh perusahaan seperti Visa dan Mastercard, tetapi QRIS membuka peluang baru yang berbasis kerja sama antarnegara Asia.
Kesimpulan: QRIS sebagai Simbol Kemandirian Teknologi dan Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia
Implementasi QRIS telah membuktikan efektivitasnya dalam:
- Meningkatkan efisiensi transaksi
- Memperluas inklusi keuangan
- Mendorong transformasi digital nasional
- Memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi digital global
Namun demikian, tantangan pemerataan infrastruktur di wilayah 3T dan perlunya transparansi mengenai dampak ekonomi makro masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
Perlu ada kolaborasi lintas lembaga, baik pemerintah maupun swasta, untuk memastikan QRIS benar-benar inklusif dan berkelanjutan.
Sudahkah bisnismu terdaftar QRIS? Ayo manfaatkan kemudahan transaksi digital untuk usaha maupun kehidupan sehari-hari. Kunjungi www.qris.id untuk informasi lebih lanjut.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Penulis : Elis Susilawati [Mahasiswa Universitas Pamulang, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi TA 2024]
Editor : Bung Ewox































