BEKASI – Jembatan Kemang Pratama yang mengalami kerusakan struktural akibat diterjang banjir besar di Kota Bekasi pada Maret 2025 lalu, akan segera dibangun ulang secara permanen. Proyek vital ini akan diambil alih sepenuhnya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi mengonfirmasi bahwa proses konstruksi akan segera dimulai setelah sebelumnya penanganan darurat dilakukan.
Kepala DBMSDA Kota Bekasi, Idi Sutanto, menjelaskan bahwa pembangunan ini merupakan langkah penting pasca-bencana untuk memulihkan konektivitas warga yang sempat terganggu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penanganan Pasca-Banjir Maret
Idi Sutanto mengingatkan bahwa setelah jembatan tersebut rusak berat, penanganan sementara telah dilakukan oleh Satuan Zeni TNI AD. Langkah tersebut diambil sebagai solusi jangka pendek agar mobilitas warga tidak terputus total.
Kini, pembangunan permanen akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR.
”Jembatan Kemang [Pratama] alhamdulillah berkat kita koordinasi dengan Kementerian, dan ini sudah SPK (Surat Perintah Kerja) oleh Kementerian PUPR,” ujar Idi Sutanto saat ditemui di Gedung Plaza Pemkot Bekasi selepas Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025).
”Kemarin kita sudah sosialisasi ke masyarakat,” tambahnya, mengindikasikan kesiapan dimulainya proyek.
Konstruksi Multiyears Dimulai
Idi menjelaskan bahwa proyek pembangunan Jembatan Kemang Pratama ini akan menggunakan skema multiyears atau tahun jamak. Pendanaan untuk proyek strategis ini akan ditanggung penuh oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, pekerjaan konstruksi dijadwalkan berlangsung cukup lama untuk memastikan kualitas bangunan.
”Pekerjaan konstruksi ini bersifat multiyears hingga pertengahan tahun depan,” jelas Idi.
Pekerjaan ini secara resmi telah dimulai pada 31 Oktober 2025 dan ditargetkan akan rampung serta dapat digunakan kembali oleh masyarakat pada 26 Agustus 2026.
Desain Jembatan Baru Akan Lebih Tinggi
Pembangunan kembali jembatan ini tidak hanya sekadar mengganti bangunan yang rusak. Idi Sutanto menegaskan bahwa akan ada peningkatan desain signifikan, terutama pada ketinggian jembatan.
Hal ini berkaca dari kejadian banjir sebelumnya, di mana posisi jembatan yang lama dinilai terlalu rendah sehingga rentan terdampak luapan air.
Evaluasi Ketinggian Jembatan
Pihak DBMSDA dan Kementerian PUPR telah mengevaluasi desain jembatan yang rusak tersebut. Jembatan baru nantinya akan dibuat identik (duplikasi) dengan jembatan di sebelahnya yang lebih baru, yang sebelumnya telah dibangun oleh Pemerintah Kota Bekasi.
”Memang nanti [dibangun] jembatan duplikasi yang jembatan baru [di sebelahnya]. Yang lama [rusak] dibongkar, kita bikin yang sama lagi dengan jembatan yang sekarang,” terang Idi.
Ia menekankan pentingnya penyesuaian elevasi ini untuk mitigasi bencana di masa depan.
”Jembatan lama itu posisinya kurang tinggi, terlalu pendek. Kita bikin nanti posisinya agak lebih tinggi di jembatan baru, agar elevasinya sama dengan yang kita punya [jembatan baru di sebelahnya]. Sehingga, diharapkan bisa sejajar,” pungkasnya.
Pembangunan ulang Jembatan Kemang Pratama ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi vital infrastruktur tersebut sekaligus meningkatkan ketahanannya terhadap potensi bencana banjir di masa mendatang.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.































