Terbitkan Perppu Cipta Kerja, Praktik Otoritarianisme Jokowi

- Jurnalis

Minggu, 1 Januari 2023 - 14:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di Istana Negara Jakarta, Jumat (30/12/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia untuk tetap memiliki kesadaran dalam mengantisipasi paparan COVID-19. (Foto: Antara)

Di Istana Negara Jakarta, Jumat (30/12/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia untuk tetap memiliki kesadaran dalam mengantisipasi paparan COVID-19. (Foto: Antara)

Presiden Jokowi diminta membatalkan penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No 2 Tahun 2022 tentang UU Cipta Kerja.

Apabila rencana ini terealisasi dan DPR menyetujui maka Jokowi dapat dikategorikan melakukan praktik otoritarianisme.

Apalagi Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusannya meminta pemerintah bersama DPR memperbaiki UU Cipta Kerja bukan menerbitkan perppu.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua YLBHI, M Isnur menyebutkan, sikap Jokowi melabrak putusan MK No 91/PUU-XVIII/2020 yang menyatakan UU Cipta Kerja inkostitusional bersyarat dengan menerbitkan perppu.

MK dalam putusan yang dibacakan 25 November 2021 memerintahkan pembentuk undang-undang memperbaiki syarat formil selama dua tahun sejak putusan dibacakan agar tidak dinyatakan inkonstitusional permanen.

Artinya langkah menerbitkan perppu bukan hanya cara culas namun mengangkangi konstitusi.

“Penerbitan perppu ini jelas bentuk pembangkangan, pengkhianatan atau kudeta terhadap Konstitusi RI, dan merupakan gejala yang makin menunjukkan otoritarianisme pemerintahan Joko Widodo,” kata Isnur, di Jakarta, Minggu (01/01/2023).

Kepastian pemerintah menerbitkan perppu diketahui dari konferensi pers bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD dan Wamenkumham Eddward OS Hiariej, yang mengumumkan telah terbit Perppu No 2/2022 pada Jumat (30/12/2022) yang lalu.

Baca Juga:  Penolakan Tesis Proporsional Tertutup dalam "Bocorkan Putusan MK"

Salah satu pertimbangan yang disampaikan yakni adanya kebutuhan mendesak dalam mengantisipasi kondisi global, baik yang terkait ekonomi maupun geopolitik.

Isnur tidak melihat adanya urgensi atau situasi mendesak dalam aspek ekonomi yang memaksa pemerintah menerbitkan perppu.

Sebaliknya, situasi mendesak terkait putusan MK yang menyatakan pemerintah bersama pemerintah dan DPR memperbaiki UU Cipta Kerja selama dua tahun.

“Ini semakin menunjukkan bahwa Presiden tidak menghendaki pembahasan kebijakan yang sangat berdampak pada seluruh kehidupan bangsa dilakukan secara demokratis melalui partisipasi bermakna (meaningful participation) sebagaimana diperintahkan MK,” tuturnya.

Penerbitan perppu, lanjut Isnur, menunjukkan bahwa Jokowi memposisikan diri sebagai penguasa absolut dan menutup celah partisipasi publik.

Baca Juga:  Sosok Capres PDI Perjuangan Tidak Harus dari Trah Soekarno

“Jelas inj bagian dari pengkhianatan konstitusi dan melawan prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis,” kecamnya.

Dia menegaskan tidak ada syarat kegentingan yang memaksa pemerintah menerbitkan perppu.

Kegentingan memaksa yang dimaksud yakni adanya kekosongan hukum, dan proses pembuatan tidak bisa dengan proses pembentukan UU seperti biasa.

“Presiden seharusnya mengeluarkan Perppu Pembatalan UU Cipta Kerja sesaat setelah UU Cipta Kerja disahkan, karena penolakan yang massif dari seluruh elemen masyarakat. Tetapi, saat itu Presiden justru meminta masyarakat yang menolak UU Cipta Kerja melakukan judicial review. Saat MK memutuskan UU Cipta Kerja inkonstitusional, Jokowi justru mengakalinya dengan menerbitkan perppu,” bebernya.

Isnur melanjutkan, argumentasi pemerintah menerbitkan perppu dengan menyatakan adanya dampak perang Ukraina-Rusia dan ancaman inflasi dan stagflasi mengada-ada.

Baca Juga:  Pastikan Ketersediaan Stok Beras Aman Jelang Ramadhan, Presiden Jokowi Sambangi Bekasi

“Alasan kekosongan hukum juga alasan yang tidak berdasar dan justru menunjukkan inkonsistensi dimana pemerintah selalu mengklaim UU Cipta Kerja masih berlaku walau MK sudah menyatakan inkonstitusional,” ujarnya.

Isnur meyakini penerbitan perppu merupakan praktik konsistensi ugal-ugalan dalam pembuatan kebijakan demi memfasilitasi kehendak investor dan pemodal.

Artinya untuk memfasilitasi kepentingan pengusaha bukan rakyat secara umum.

“Penerbitan di ujung tahun, juga menunjukkan bahwa Presiden tidak menghendaki ada reaksi dan tekanan dari masyarakat dalam bentuk demonstrasi dan lainnya, karena mengetahui warga dan masyarakat sedang dalam liburan akhir tahun,” tutup Isnur.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

97 Ribu Anggota TNI-Polri Terlibat Judi Online, Bawahan jadi Pemain, Level Atas jadi Beking
Jelang Pilkada Serentak, Pemerintah akan Jadikan 27 November 2024 Hari Libur Nasional
Sah! Rapat Paripurna DPR RI Setujui Naturalisasi Kevin Diks
Gibran Gantikan Prabowo jadi Plt Presiden RI Mulai Pekan Depan
Kapolri Tetapkan Pataka Korlantas yang Baru, Ini Makna dan Artinya
Presiden Prabowo Pimpin Parade Senja Taruna Akmil feat Anggota Kabinet di Magelang
Ini Dia Daftar Lengkap 56 Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Ini Dia Daftar 48 Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Berita Terkait

Selasa, 12 November 2024 - 08:09 WIB

97 Ribu Anggota TNI-Polri Terlibat Judi Online, Bawahan jadi Pemain, Level Atas jadi Beking

Jumat, 8 November 2024 - 14:23 WIB

Jelang Pilkada Serentak, Pemerintah akan Jadikan 27 November 2024 Hari Libur Nasional

Rabu, 6 November 2024 - 07:17 WIB

Sah! Rapat Paripurna DPR RI Setujui Naturalisasi Kevin Diks

Rabu, 30 Oktober 2024 - 09:39 WIB

Gibran Gantikan Prabowo jadi Plt Presiden RI Mulai Pekan Depan

Selasa, 29 Oktober 2024 - 07:22 WIB

Kapolri Tetapkan Pataka Korlantas yang Baru, Ini Makna dan Artinya

Berita Terbaru

Tim  Kuasa Hukum Sholihin dari Tim Advokasi Patriot Indonesia.

Pilkada 2024

Kuasa Hukum Terduga Pelaku Kekerasan Seksual Laporkan Korbannya

Kamis, 21 Nov 2024 - 19:03 WIB

error: Content is protected !!