Perilaku intoleran yang dipertontonkan seorang Pejabat eselon III.b Pemkot Bekasi, Ir. Hj. Mas Sriwati, yang viral beberapa waktu lalu, sejatinya dirasa sangat memprihatinkan bagi sebagian kelompok masyarakat karena insiden tersebut terjadi di Kota Bekasi yang menyandang predikat Kota Paling Toleran nomor 2 (dua) di Indonesia.
Terlebih, sebagai seorang ASN golongan IV/a yang menjabat Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Kepariwisataan Disparbud Kota Bekasi itu, nyatanya tak mampu menahan emosinya dengan terus memarahi lawan bicaranyayang notabene tetangganya sendiri, gegara peribadatannya.
Meski akhirnya damai, namun insiden tersebut telah menciderai kesatuan dan persatuan masyarakat Kota Bekasi yang sangat majemuk, terutama jelang berlangsungnya Pilkada Kota Bekasi yang bakal digelar 27 November mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan, banyak yang bertanya-tanya, siapakah dari ketiga paslon Pilkada Kota Bekasi yang mampu mengayomi keberagaman suku, budaya, adat istiadat bahkan agama masyarakat Kota Bekasi yang sangat beragam.
“Tolerasi adalah tindakan dan bukti nyata bahwa kita mencintai Allah Sang Maha Pencipta, karena Allah terlebih dulu mencintai umatNya. Sehingga toleransi harusnya menjadi suatu sikap dimana kita dapat saling menerima dan memperlakukan sesama, seperti kita menerima dan memperlakukan diri kita sendiri tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan budaya,” ucap DR Ezra Simorangkir M.A, M.Pd dalam Seminar Kebangsaan yang bertajuk ‘Menjawab Tantangan Toleransi Jaman Ini’ yang digelar di Ruko Kalimalang Square, Senin (04/11/2024).
Seminar Kebangsaan yang digelar MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia) DPD Kota Bekasi ini dihadiri oleh sekitar 285 Tokoh Agama Kristen dari berbagai denominasi Gereja se-Kota Bekasi.
Pada kesempatan tersebut, Calon Wali Kota Bekasi nomor urut 3 (tiga) Tri Adhianto menyampaikan bahwa Kota Bekasi adalah Rumah dari warga kota Bekasi yang terdiri dari beragam suku, agama dan budaya.
“Keragaman ini menjadi unik dan kekayaan tersendiri, sekaligus menjadi suatu tantangan dimana sikap toleransi bukan lagi menjadi pilihan tetapi menjadi suatu keharusan untuk menciptakan harmonisasi kehidupan umat manusia di Kota Bekasi,” tutur Tri Adhianto yang diketahui menerima penghargaan saat Kota Bekasi menjadi juara 2 kota paling toleran di Indonesia.
Dengan elektabilitas sebesar 54 persen yang diraihnya menurut berbagai lembaga survei, Tri Adhianto menyampaikan bahwa beberapa upaya konkret sudah dilakukan pihaknya untuk menyikapi tantangan toleransi yaitu upaya menjalin dialog lintas agama dan budaya, bahkan melalui pendidikan toleransi dimulai sejak dini di sekolah sekolah agar terciptanya sikap saling menghormati perbedaan, menjalin komunikasi yang harmonis, saling memahami budaya masing-masing.
“Pendidikan karakter sejak dini merupakan pondasi utama untuk membentuk masyarakat yang saling menghargai perbedaan,” papar Mas Tri sapaan akrabnya.
Upaya menyatukan keragaman juga dilakukan oleh Mas Tri melalui pagelaran pentas seni yang penuh riang gembira bertajuk ‘“’PESONA NUSANTARA BEKASI KEREN’ yang menjadi salah satu festival budaya terbesar yang sukses menampilkan segala kekayaan Budaya Nusantara Indonesia.
Berbagai upaya pengentasan kemiskinan dan meningkatkan pendidikan serta kesejahteraan rakyat melalui UMKM sudah dilakukan oleh Mas Tri semasa beliau menjadi Wali Kota Bekasi dengan tujuan untuk mengurangi kecemburuan sosial akibat kesenjangan tingkat sosial ekonomi,.
Mas Tri yang juga menjabat sebagai Ketua Koni Kota Bekasi ini juga berhasil mencetak prestasi dengan meraih Medali Emas dari berbagai kejuaraan international di luar negeri.
“Saya memiliki harapan agar kelak anak-anak Kota Bekasi menjadi generasi yang go international bukan hanya di bidang olahraga saja, namun juga di bidang pendidikan,” katanya.
Selain bidang olahraga, Mas Tri juga membeberkan bahwa ia pernah mendapatkan Piagam Penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dari Presiden Jokowi, pada bulan Maret 2023 sebagai apresiasi atas komitmen pemerintah daerah dalam mencapai target 98 persen dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat Kota Bekasi.
Sementara itu di tempat yang sama, Wakil Ketua MUKI DPD Kota Bekasi bidang kesehatan yang baru dilantik menjadi Wakil Ketua DPW MUKI Jabar Bidang Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak , sekaligus sebagai panitia acara Seminar Kebangsaan, dr Janet A Stanzah menjelaskan bahwa MUKI sangat berperan untuk menjembatani komunikasi dan menjalin kerjasama antar umat beragama dengan pemerintah.
“Agar umat Kristiani dapat turut berperan memberikan warna dan makna, menunjukkan kepedulian dan manfaat bagi bangsa dan negara, menjadi garam dan terang sesuai ajaran iman Kristiani,” ucap Dr Janet.
Disampaikan oleh Dr Janet, bahwa dari 2,565 juta penduduk Kota Bekasi dimana 66 persen adalah kelompok produktif yang memiliki hak suara yaitu sekitar 1,710 juta jiwa, sementara umat Kristiani di Kota Bekasi mencapai 10,14 persen, berarti sekitar 173 ribu jiwa.
Kekuatan suara umat Kristiani, kata dia, menjadi potensi suara yang dapat memperkuat pemenangan salah satu paslon. Sehingga tak heran jika suara Kristiani cukup diperebutkan oleh masing-masing paslon dalam Pilkada 2024 ini.
“Dengan paparan pencapaian program kerja sebelumnya, visi-misi dan program kerja Pak Tri mendatang, maka saya yakin tidak ada yang galau-galau lagi, jeli dalam melihat paslon, lihat rekam jejaknya, pilih yang sudah terbukti, dukung pemenangan Pak Tri Adhianto sebagai Wali Kota Bekasi periode 2024-2029,” pungkas Dr Janet sekaligus menutup seminar Kebangsaan.