KOTA BEKASI – Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Zeno Bachtiar mengatakan bahwa pihaknya berencana melakukan penghapusan aset kepada bangunan halte lama yang berjejer dengan bangunan halte modern yang baru saja diperkenalkan pada awal tahun 2024.
“Dimana dari dua halte yang berjejer bersamaan, dengan halte yang berkonsep modern. Dari halte yang lama akan ada penghapusan,” ucap Zeno kepada rakyatbekasi.com saat dijumpai di Gedung Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Rabu (24/01/2024) Kemarin.
Dalam hal ini, Dishub Kota Bekasi ini baru saja memperkenalkan 10 halte berkonsep modern yang diantaranya turut dilengkapi papan informasi kota, terkoneksi dengan jaringan Area Traffic Control System (ATCS), USB Charger, fasilitas penyandang disabilitas, CCTV maupun GPS Tracking untuk mengetahui keberadaan bus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dimana 10 titik halte itu, terletak di Jalan Cut Mutia, Kecamatan Bekasi Timur sebanyak 5 Halte, Jalan Sersan Aswan, Kecamatan Bekasi Timur sebanyak 1 Halte, Jalan Jenderal Sudirman arah Stasiun Kranji, Kecamatan Bekasi Barat sebanyak 1 Halte, Jalan Jenderal Sudirman depan Grand Mall Kecamatan Medan Satria sebanyak 1 Halte dan Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur sebanyak 2 Halte.
Pembangunan halte modern yang berdekatan dengan halte lama, kata Zeno, tentunya memiliki kajian yang spesifik dan melihat dari animo pergerakan lalulintas, terutama melihat potensi ramainya penumpang yang hendak mobilisasi di sekitar lokasi.
“Kenapa (halte lama yang berdekatan itu dibangun) di titik yang baru, karena titik yang lama sesuai dengan kajian ke lalulintas pendekatannya pasti pendekatan transport. Itu nanti akan kita hapuskan untuk memaksimalkan fungsi halte yang berikutnya.Pasti dengan proses sesuai kaidah pengelolaan aset barang milik daerah,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, salah satu halte modern yang turut memakan jalur pedestarian yakni Halte yang berada di Jalan Chairil Anwar depan SMPN 2 Bekasi, Kecamatan Bekasi Timur. Dimana, keadaan di sekitar lokasi halte cukup strategis, karena berdekatan langsung dengan sekolah.
Namun sayangnya, tidak tersisa ruang sedikitpun bagi para pejalan kaki. Bilamana hendak melintas atau memasuki halte, maka pejalan kaki mesti masuk terlebih dahulu ke jalur kendaraan yang mana hal itu dapat membahayakan keselamatan, terutama bagi mereka kaum disabilitas. (DAP)